Drama Korea – Sinopsis Love Alarm Season 2 Episode 2 Part 1, Untuk baca spoiler akan daftar lengkap tersedia di goresan pena yang ini. Jika dongeng dari Episode Sebelumnya ada disini.



Sebelumnya memang nggak nonton yang season 1, nggak nonton dari permulaan episode juga di season 2 ini. Ini juga lanjutin punya Mutiara Ayu, jadi mohon maaf sebelumnya kalo feel-nya beda. Juga kalo ada salah nyebutin nama mohon maaf ya….
Sunoh termenung memandang ke luar jendela, terkenang ketika Jojo lari di sana.
Uang donasimu dijadwalkan untuk beasiswa mahasiswa yang berprestasi. Aku percayakan itu terhadap guru di sini.
Sunoh melarang. Jangan menurut nilai. Berikan terhadap mahasiswa yang nggak sanggup bayar duit makan. Beri pada yang sungguh membutuhkan. Dewan pengajar eksklusif memujinya. Astaga, saya nggak tahu bahwa Hwang Sunoh begitu perhatian. Dia niscaya berguru dari ayahnya yang sungguh hebat. Yang lain ikutan memuji. Tentu saja. Kalau begitu, mari berfoto bersama.
Merasa ada yang kurang, ia mengambil penghargaan. Maksudnya biar dipegang sama Sunoh namun malah terjatuh menimpa kaki Sunoh. Semuanya jadi khawatir. Kaki sebelah mana yang kena? Gawat.


Sunoh selsai di UKS. Ia kembali memakai sepatunya. Sepertinya sudah mendapat perawatan. Jojo membuka pintu. Sunoh yang melihatnya menyerupai mendapat angin segar. Nggak tahu kenapa Jojo malah menutup pintunya kembali. Ponselnya bunyi. Ada yang menyukaimu dalam radius 10 meter.
Sunoh bangun dan menyusul Jojo. Kim Jojo. Kenapa kau ada di sini? Suara Jojo bergetar. Aku mencari guru…. . Bagaimana kabar Hyeyeong? Dia baik? Tanya Sunoh.
“Dia baik-baik saja.”
“Lalu kamu? Apa kamu…baik-baik saja?”
Jojo nggak mau bilang. Aku mesti pergi. Ia kemudian berbalik dan pergi tanpa nengok lagi. Beberapa kelopak bunga yang melayang jatuh di akrab kaki Sunoh.


Jojo berada di ruang guru untuk mendapat alamat rumah Dukgu. Kenapa kau butuh alamatnya? Tanya guru. Aku perlu menanyakan sesuatu terhadap Dukgu. Jawab Jojo. Jojo, apa kau masih belum tahu? Dukgu… . Jojo sungguh terkejut. Apa maksudmu? Dukgu sudah meninggal?
Jojo duduk di tangga sambil telponan. Apa kau sedang menangis? Haruskah saya ke sana? Aku akan ke sana sekarang. Kata orang di seberang. Jojo melarang. Nggak usah. Itu bukan masalahnya. Aku hanya… sungguh tidak suka diriku sekarang.
Kenapa kau tidak suka dirimu, Jojo? Tanya orang itu lagi. Jojo menjatuhkan ponselnya. Saat mendengar Dukgu sudah meninggal, saya ketakutan sebab mungkin nggak akan sanggup mencampakkan perisainya.



Minjae jalan ke kendaraan beroda empat sambil telponan Ya, Pak. Foto-fotonya bagus. Donasinya dengan mengatasnamakan Sunoh. Baik. “Putra Hwang Jae-cheol, Hwang Sunoh, mendonasikan dana beasiswa ke SMA-nya.” Itulah beritanya. Baik, Pak. Ia masuk ke kendaraan beroda empat dimana Sunoh duduk di dingklik belakang.
Minjae mengikuti arah mata Sunoh yang memandang Jojo. Aku dengar beliau mencari seseorang berjulukan Chon Dukgu. Apa kau kenal dia? Chon Dukgu? Tentu saja. Kamu mungkin nggak ingat siapa pun, kecuali Jojo dan Hyeyeong. Jojo cuma tiba untuk menanyakan informasi kawan sekolahnya. Mungkin ada yang beliau ingin bicarakan
Apa yang ingin beliau bicarakan? Tanya Sunoh. Minjae mengeluhkan pertanyaan Sunoh Dia itu pacar Hyeyeong. Kenapa kau mesti peduli? Yang mesti kau jalankan merupakan merencanakan diri mudah-mudahan sanggup lolos audisi. Walau mungkin kau akan gagal. Setidaknya berpura-puralah menghafal naskah yang diberikan. Mobil merekapun meninggalkan wilayah itu.

Hyeyoung duduk dengan surat di tangannya. Penjara Iam terhadap Kim Gyeonghui. Ia kemudian memandang ibu yang duduk di hadapannya. Ibu nggak perlu begitu. Ini bukan salah Ibu. Ibu mengangkat parasnya dan memandang Hyeyeong.
Hyeyoung bangkit. Aku saja yang pergi. Hyeyoung yang mengambil tasnya secara tiba-tiba berbalik dan kembali bicara sama ibu. Seenggaknya Ayah merupakan orang baik, bukan?


Kantor pengadilan
Hyeyoung tiba menemui seseorang. Kamu anak dari Lee Gangrae? Tanya orang itu. Hyeyoung membantah. Aku anak Kim Gyeonghui. Kami dengar akan ada analisa untuk remisi dalam waktu akrab ini.
Benar. Kata orang itu. Kamu kelihatannya nggak tahu ayahmu di penjara. Hyeyoung membenarkan. Ia menyaksikan berkas di tangan orang itu. Lee Gangrae, kejahatan pembunuhan.
Mereka sudah selesai bicara. Hyeyeong bangkit. Bila ada pertanyaan lain, kau sanggup hubungi aku. Pesan orang itu. Hyeyoung beryetima kasih dan pamit.
Mendadak orang itu memanggil. Apa kau mau menemui dia? Tanyanya. Hyeyoung terdiam. Ia kemudian berbalik. Aku akan menghubungimu kalau mau. Selanjutnya ia pun pergi.


Di jalan Hyeyeong cuma diam. Begitu juga dengan Jojo yang berada di atas bus. Ia menyalakan tabletnya dan membantin; Sebenarnya, saya percaya sanggup lepas dari perisai ini sebuah hari nanti. Bahwa sebuah ketika nanti, saya sanggup menurunkan perisai ini.
Sesampainya di rumah Hyeyoung menjatuhkan suratnya kemudian duduk di bawah jendela. Rumahnya gelap. Ia menunduk. Aku merindukanmu. Matanya menyaksikan sesuatu. Ia bangun dan mengambilnya.
Jojo ada di luar. Ia mau melempar sesuatu ke jendela Hyeyoung namun Hyeyoung nya keburu melongok di jendela. Keduanya tertawa.

Jojo berlari sedang Hyeyoung mengejarnya naik sepeda. Kamu ternyata sungguh lambat. Hyeyoung menghela nafas lega. Akhirnya saya sanggup melihatmu. Jojo menyibakkan rambutnya centil. Apa itu tadi? Jojo menunjuk sepeda Hyeyoung. Ini rongsokan
Hyeyoung membantah. Bukan rongsokan. Walau terlihat begini, tapi… . Ia menjajal mengayuhnya namun rantainya malah lepas. Jojo mengejeknya dan berlari meninggalkannya. Sepeda itu memang rongsokan. Hyeyoung mengejarnya sambil mendorong sepedanya. Jojo! Tunggu aku! Jangan ikuti aku. Memalukan!

Keduanya rebahan sambil memandang langit. Kamu pernah naik pesawat di malam hari? Tanya Jojo. Hyeyoung mengaku belum pernah. Kalo kamu? Jojo juga belum pernah ternyata. Keduanya kemudian tertawa.
Jojo mengangkat kelopak bunga. Apa rasanya menyaksikan dunia dari atas sana? Pasti semua terlihat gelap, ya? Tanyanya penasaran. Kita mungkin menyerupai langit malam dari atas sana. Cahaya di sini mungkin saja terlihat menyerupai cahaya bintang. Jawab Hyeyoung. Ada apa?


Haruskah kita lihat bareng nanti? Tanya Jojo. Hyeyoung nggak ngeh. Lihat apa?
Pemandangan malam. Ayo lihat panorama di bawah dari pesawat bersama-sama. Kita lihat cahaya di sini menyerupai bintang apa enggak. Hyeyoung mengiyakan. Jojo kemudian menatapnya. Hyeyoung juga menatapnya.
Jojo ngasih kelopak bunga di tangannya ke Hyeyoung. Pegang ini. Hyeyoung nggak ngeh. Apa ini? Jojo ngasih tahu kalo itu perjanjian. Kita pergi sebelum kelopak bunga ini layu. Hyeyoung mengiyakan.

Minjae nungguin Sunoh di luar. Nggak usang kemudian Sunoh keluar bareng seorang lelaki di belakangnya. Sial. Dia niscaya gagal lagi. Lantas, kenapa beliau sibuk-sibuk berakting? Astaga. Keluh Minjae.
Tolong bicarakan ini baik-baik dengan ayahmu. Pesan lelaki itu ke Sunoh. Minjae menghampiri mereka dan minta maaf ke lelaki itu. Sunoh mengabaikan mereka. Ia masuk ke kendaraan beroda empat dan pergi nyetir sendiri.

Sunoh menekan bel. Yukjo membukakan pintu Sunoh, bagaimana audisimu? Tanyanya. Sunoh nggak menjawab. Ia menawan Yukjo dan memeluknya.



Beberapa ketika kemudian Sunoh sudah mengubah busana dan menghasilkan roti panggang. Lah gosong. Yukjo tiba dan mengambil salah satunya. Sebelah sini nggak gosong. Ia memakannya meski Sunoh melarang. Enakkah? Tanya Sunoh. Yukjo membantah. Enggak.
Sunoh jalan ke akrab jendela. Haruskah saya juga ikut ke acaranya besok? Tanyanya. Yukjo bahagia dengarnya dan memeluknya. Kamu mau? Di sana akan ada banyak reporter. Benarkah? Apa yang membuatmu mau? Sunoh menanyakan maksudnya.
Yukjo memperhatikan tampang Sunoh. Bagaimana seseorang sanggup berganti menyerupai ini? Bila seseorang tiba-tiba berubah, biasanya… . Yukjo meriksa dahinya. Kamu nggak sakit, bukan? Tanyanya. Kau nggak boleh sakit. Ia kemudian meluk Sunoh. Perlahan Sunoh membalas pelukannya.



Jojo jalan sama Hyeyeong. Hyeyeong, apa kau bahagia melakukan pekerjaan di perusahaanmu sekarang? Tanya Jojo. Sebenarnya… saya nggak terlalu yakin. Mungkin bahagia sehabis digaji. Jawab Hyeyeong. Apa kau pernah berjumpa bosmu? Brian Chon? Tanya Jojo lagi.
Aku belum pernah berjumpa dia. Aku dengar beliau nggak suka menemui orang lain. Jawab Hyeyeong. Mereka nyaris sampai. Pria aneh itu nggak tiba dan mengganggumu lagi, bukan? Tanya Hyeyeong khawatir. Jojo mengiyakan. Bila beliau tiba pun…Kamu ingat, bukan?
Keduanya berpisah sehabis saling mengucapkan selamat malam.
Mendadak Hyeyeong memanggilnya sehingga ia berbalik. Aku akan terus menyukaimu. Namun, kau nggak perlu begitu. Maksudku… kau nggak perlu terbeban untuk menyukaiku. Jojo hingga nggak sanggup berbicara selain menyebut namanya. Hyeyeong.

Brian mendapat banyak pesan. Aku ilustrator Dunia yang Berdering. Aku pernah menghubungimu. Aku mampir dan meninggalkan catatan. Apa kau membacanya? Aku mohon hubungi aku. Brian mengajukan pertanyaan pada sekretarisnya. Pukul berapa pertemuan pers Klub Lencana besok? Dan dijawab pukul 16,00 hingga 18,00.
Jadwal sebelum itu? Tanyanya lagi. Ada rapat pemegang saham hingga pukul 16,00. Brian duduk dan membaca pesan itu lagi. Aku ingin berjumpa dengan pengembangnya. Aku dengar kau ikut berbagi Love Alarm.

Gulmi merasa sungguh kesal sebab pesannya nggak juga dibalas. Kalo nggak dibalas kan sanggup nelpon. Bacalah pesan ini! Hei, Penipu! CDG. Yang benar saja. Aku mohon bacalah pesan ini. Aku sudah kirim banyak pesan padamu. Ini juga tidak mungkin berhasil. Aku mohon bacalah pesannya. Gulmi hingga mondar-mandir nggak tenang.
Ia kemudian duduk dan kembali mengirim pesan. Mendadak ia menyaksikan unggahan gres Jojo. Senandung bulan berkembang besar nggak terkendali.
Astaga. Kim Jojo mengunggah lagi. Katanya nggak suka menjadi terkenal. Dia sungguh-sungguh pencari perhatian. Keluh Gulmi.

Unggahan itu mendapat banyak komentar. Ada apa dengan perisai itu? Aku takut sesuatu terjadi lagi. Nggak perlu. Dia menghasilkan itu untuk sanggup perhatian. Kamu b#doh kalau teperdaya. Soal 23 orang itu kebetulan saja. Nggak ada ramalan apa pun.
Insu membantah komentar-komentar itu. Itu bukan ramalan? Jangan bicara sembarang pilih kalo nggak tahu apa yang bergotong-royong terjadi.

Jojo sendiri terdiam di meja belajarnya. Ingat apa yang Hyeyeong katakan sebelumnya. Aku…akan terus menyukaimu. Namun, kau nggak perlu begitu. Kamu nggak perlu terbeban untuk menyukaiku. Hhh ia kemudian menaruh kepalanya di meja.


Pagi balasannya tiba dan Jojo masih di tempatnya semalam. Gulmi masuk mengeluhkan pinggangnya yang sakit. Manusia memang mesti tidur di kasur.
Jojo bangun. Gulmi terkejut liha dia. Kapak masuknya? Kamu sengaja mau mengagetkanku ketika saya masuk, bukan? Pinggangku sakit sekali dan ingin beristirahat. Jojo membaca pesan di ponselnya dan eksklusif turun.
Gulmi rebahan di kasur. Ia kesal sebab Jojo mengabaikannya. Nggak usang sehabis Jojo keluar pintu kembali terbuka. Jojo mengambil sesuatu kemudian pergi lagi. Gulmi kaget. Dikiranya ibu yang datang.



Jojo menemui Monsun. Dia tidur di lantai. Jojo memaksanya membuka mata. Apa kau mau tinggal denganku? Aku mohon kau tinggal denganku saja di sini. Aku akan baik padamu. Bagaimana?
Jojo berbincang pesan di ponselnya ke Monsun. Halo. Aku Brian Chon. Kamu mau berjumpa Brian Chon? Tanya Monsun. Kamu ilustrator Dunia yang Berdering, bukan? Aku tunggu di kantor Love Alarm. Hebat sekali dia. Teknologi ternyata sudah secanggih ini. Coba lihat. Secanggih apa pun teknologi operasi ketika ini, kau nggak sanggup ubah letak mata, hidung, dan mulut. Dengan menyerupai ini, kita sanggup cek apa beliau benar Dukgu. Namun, kenapa kau mau membandingkan? Bukankah Duk-gu sudah…
Aku cuma iseng. Jawab Jojo. Aku nggak percaya beliau meninggal.
Namun, hal ini terasa aneh. Pikir Monsun. Ia mencari sesuatu. Bukankah beliau menghasilkan Love Alarm sebab menggemari sepupumu? Jojo membenarkan.
Monsun berbincang postingan wacana Brian. Coba lihat ini. Brian juga menghasilkan Love Alarm untuk seseorang yang beliau suka. Sudah kuduga. Aku akan memercayaimu kalo katamu mereka bersaudara. Bagaimana sanggup parasnya berganti hingga begini? Padahal dulu beliau terlihat imut. Namun, mengapa beliau oke bertemu? Padahal kau senantiasa ditolak untuk berjumpa dengannya kemarin.
Jojo juga nggak tahu. Kita akan tahu alasannya nanti. Putusnya.
Bersambung…