Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 3 Part 1, Untuk mendapatkan dongeng lengkap secara eksklusif simak nih di tulisan yang ini. Tetapi Jika Kalian ingin baca dahulu recap yang lain Episode Sebelumnya ada disini.
Pak Kim sedang berjaga. Ia berhenti menyaksikan suatu lukisan dan ingat kalo ia ada di saat lukisan itu dipasang.
AREA ABU-ABU
Pak Kim memotretnya dan mencarinya di internet. Ternyata harganya 1,5 miliar won?
Habis itu pak Kim pergi ke ruang penyimpanan suplemen dan berupaya untuk menjebol kuncinya namun nggak bisa.
Di dunia ini, area abu-abu bukanlah hitam maupun putih. Awalnya, area abu-abu bukan berwarna abu-abu, namun sanggup terlihat hitam maupun putih.
AREA ABU-ABU
Kepala Joo yang melihatnya cuma sanggup geleng kepala.
Seorang perempuan tergeletak sarat darah. Nggak jauh darinya ada tangan lain.
Ji Young, Jinho dan Jinhee berbarengan tiba ke perusahaan untuk menghadiri rapat. Pemimpin rapat memberitahukan putusan para petinggi direksi. Pimpinan pengganti Grup Hyowon yang terpilih adalah… Han Jinho, administrator Hotel Hyowon di saat ini.
Semua orang bertepuk tangan. Jinho sendiri kaget. Gimana bisa? Ji Young juga ikut tepuk tangan meski berbarengan kayak kecewa.
Jakyung Nerima telpon sambil minum kopi. Kayak santai banget habis sanggup gunjingan bagus.
Ibu tertawa-tawa puas di meja makan di hadapan Hiso dan Seo Hyun. Itu putusan para petinggi direksi, patuhilah tanpa membantah. Haruskah kita memanggil para direksi untuk makan malam? Tanyanya sarat semangat.
Seo Hyun mengingatkan kalo posisinya cuma sementara, andai kata Ayah nggak membaik juga. Ia meminta biar ibu jangan terlalu berlebihan. Hiso memaksakan senuimnya dan mengucapkan selamat pada Seo Hyun dan ibu.
Ibu nggak peduli dengan hasilnya. Menurutnya sudah sepatutnya Jinho yang terpilih alasannya beliau putra sulung.
Hiso kembali ke rumahnya. Dia duduk dan menghela nafas. Jakyung tiba dan membawakannya teh melati. Hiso mengambilnya dan berterima kasih. Jakyung menginformasikan kalo teh melati tenar sanggup meredakan asumsi yang sedang kalut. Bukankah kau sedang kecewa alasannya suamimu nggak terpilih?
Ekspresi Hiso berubah kesal. Kenapa kau bicara begitu? Dan bagaimana kau sanggup tahu semua problem keluarga kami? Jakyung menginformasikan kalo demi mempertahankan mental Hajun ia senantiasa mencari keterangan mengenai Hyowon. Itu sudah menjadi tugasnya.
Hiso menaruh minumannya dan mengaku kalo ia memang sedikit kesal. Ia tahu suaminya nggak berambisi, tetapi… . Mendadak Jakyung menanyakan apa Hiso beneran tahu semua hal wacana suaminya? Dengan yakin diri Hiso membenarkan kalo ia tahu semua rahasia, sekecil apa pun. Aku sudah menyaksikan aneka macam segi darinya.
Jakyung malah merasa kalo Hiso cuma menyaksikan yang beliau tunjukkan saja? Hiso menatapnya tajam dan menanyakan maksudnya. Jakyung menginformasikan kalo ia cuma mengatakan dari pengalamannya saja. Nggak seluruhnya menyerupai yang terlihat. Hiso hasilnya membenarkan. Pasti lebih dari sekadar yang terlihat.
Ponsel Hiso bunyi. Ia menjawabnya. Ji Young mengajaknya makan siang. Hiso memintanya bersiap alasannya ada banyak hal yang mau ia bicarakan.
Seo Hyun merasa ingin tau kenapa para direksi mendukung Jinho, dan bukan Ji Young. Sekretarisnya menginformasikan kalo Ji Young meminta para direksi untuk menegaskan Pak Han Jinho. Itulah yang menjadi rasa penasarannya. Apa argumentasi Ji Young melakukannya.
Ia kemudian nyuruh sekretarisnya untuk keluar, berbelanja tiket untuk Pameran Basel dan menyodorkan kalo berapa orang dari pihak kita yang mau hadir.
Setelah sekretarisnya pergi, Seo Hyun menekan tombol di meja yang terhubung dengan Yuyeon. Nggak usang kemudian Yuyeon datang. Seo Hyun memberinya cek sebesar satu juta won. Ia minta biar Yuyeon memberitahunya kalo mendapatkan sesuatu di ruang kerja Ayah, ruang kerja suamiku, dan ruang tidur Ibu. Termasuk kamar Suhyuk. Ia juga akan memberinya bonus kalo Yuyeon melakukan pekerjaan denhan baik. Ia berharap mereka sanggup melakukan pekerjaan sama. Ia kemudian nyuruh Yuyeon untuk keluar.
Di kamarnya Yuyeon menyaksikan cek itu lagi.
Ibu latihan nyanyi. Kali ini lagunya bernada gembira, sesuai dengan situasi hatinya. Bahkan setelah kelas nyanyinya selesai ibu minta burung meraknya untuk menyebarkan ekornya. Burungnya nggak mau nurut sehingga menghasilkan ibu kesal.
Kepala Joo memperingatkannya kalo ia nggak boleh berteriak di luar ruangan. Ibu menampilkan kalo burung meraknya nggak mau menyebarkan ekornya sama sekali. Dia bukan burung merak, namun ayam.
Ibu kemudian nyuruh kepala Joo untuk menganalisa para pembantu dengan baik dan menyinggung pembantunya yang ia pecat sebelumnya. Jangan biarkan mereka merekam bunyi teriakannya lagi. Kepala Joo mengiyakan. Mereka kemudian pergi dari sana. Ibu meminta dibawakan roti.
Sesuai permintaan, kepala Joo membawakan roti pesanan ibu. Masih hangat. Dengan verbal sarat roti ibu nyuruh kepala Joo untuk mencari gunjingan wacana Jinho di internet dan menunjukkannya padanya.
Dengan nggak lezat hati kepala Joo menginformasikan kalo ia nggak menenteng ponselnya sekarang. Mereka tidak boleh membawanya di saat bekerja. Ia kemudian menampilkan alat menyerupai yang dipakai Seo Hyun sebelumnya dan menyuruhnya untuk mm enggunakannya di saat ingin memanggil pembantu.
Ibu asal menekannya dan malah menghasilkan sensor di pinggang kepala Joo jadi bergetar dan menjadikannya kaget. Ibu kemudian menyalakan tv dan malah ndlihag gunjingan Jinhee. Gimana beliau menghantam manajernya sambil maki-maki. Ibu jadi kesal dan ikut teriak-teriak.
Hiso sedang makan di luar bareng Ji Young. Ia menginformasikan kalo ia sungguh mencintai Hajun dan menanyakan apa Ji Young juga menyayanginya? Ji Young nggak ngerti kenapa Hiso menanyakannya. Hiso mengaku merasa kalo Ji Young nggak sayang sama Hajun. Kenapa ia sengaja menampilkan posisinya terhadap Jinho? Ia meminta biar Ji Young memberinya argumentasi yang sanggup menjadikannya percaya.Mungkin ia sanggup mengetahui keputusannya.
Ji Young menaruh sumpitnya dan menginformasikan kalo Hajun nggak akan menjadi pewaris alasannya posisinya sama dengannya sekarang. Hiso mau menyampaikan sesuatu namun Ji Young menahannya. Ji Young malah melanjutkan kalo Hajun bukan anaknya. Ia meminta Hiso untuk menyimak nya hingga akhir. Hajun bukan anak sah keluarga ini. Dia belum pernah diperkenalkan, namun para direksi sudah tahu sendiri. Ini belakang layar umum. Kalo ia menjadi pimpinan, Hajun akan memperoleh perhatian, dan masalahnya akan dikenali banyak orang. Hajun sanggup terluka alasannya itu. Ia nggak mau beliau mengalami… yang sudah ia alami.
Hiso sedikit kesal. Menurutnya Ji Young nggak tahu ambisi apa yang Hajun punya. Antara menolak peluang di luar kehendak seseorang dengan ditolak sejak permulaan terang bertolak belakang. Ia mau menampilkan semua yang ia punya untuknya.
Ji Young menanyakan apa Hiso menghendaki posisi itu? Hiido terdiam. Ji Young meminta maaf menyadari kalo ucapannya salah. Hiso merasa nggak habis pikir tahu kalo Ji Young berpikir ia menggunakan anaknya untuk ambisinya. Kamu nghak boleh memperlakukanku menyerupai ini. Apa kau tahu yang kulakukan untuknya?
Hiso kehilangan nafsu makannya. Sushi hari ini terlalu amis. Ia nggak sanggup makan. Ia bangun dan mau pergi. Sampai pintu ia berbalik dan menekankan kalo Hajun yaitu anaknya. Ji Young tetap di sana dan makan seakan nggak ada apa-apa.
Sambil jalan Hiso mengeluhkan kalo mereka semua kelewatan.
Jakyung masuk ke ruangan Ji Young dan duduk di kursinya. Ingat di saat ia bilang ke ibu kalo merupakan yang menghasilkan Jinho menjadi pemimpin. Tepat di seketika Hiso pulang. Ia menyaksikan ada yang asing dan masuk ke ruangan suaminya. Jakyung secepatnya bangkit. Ia beralasan kalo salah satu bukunya Hajun nggak ada sehingga ia mencarinya hingga ke sana.
Ibu nelpon Hiso. Ia berpesan pada Jakyung biar jangan membiarkan Hajun ke Cadenza alasannya ia akan sibuk hari ini. Jakyung mengiyakan kemudian pergi. Di telpon ibu memarahi Hiso alasannya nggak sanggup merapikan problem Jinhee. Hiso bilang akan ke sana dan minta ibu untuk bicara eksklusif dengannya biar merasa lebih lega.
Akhirnya Hiso menemui ibu. Ibu marah-marah. Ia sudah membolehkan Hiso melanggar 10 hukum keluarga dengan membiarkannya berjumpa wartawan untuk menghentikan gunjingan itu namun malah membiarkan mrtrka untuk memberitakannya.
Sambil menunduk Hiso menginformasikan ibu kalo mereka meminta gunjingan besar lain untuk ditukar dengan gunjingan itu. Ibu mendesak Hiso untuk menyampaikan gunjingan yang dimaksud dan menyuruhnya untuk memberikannya. Tentang keterkaitannya dengan suaminya? Tentang kehidupan percintaannya? Ia menyindir Hiso yang lazimnya bicranya lantang namun mrndadak membisu menyerupai ini. Sejak kapan seorang aktris merasa rasa aib akan itu? Ibu mengeluhkan minculnya gunjingan itu yang menghancurkan gunjingan terpilihnya Jinho selaku pemimpin.
Hiso tetap nggak mau mengatakannya. Sebagai gantinya ia akan mendapatkan semua murka ibu. Ibu terus teriak-teriak menghujat dan memarhi Hiso. Hiso sendiri cuma sanggup tertunduk sambil nangis.
Walau nggak ada yang mengenali usahanya, Seo Hiso sanggup melaksanakan apa pun untuk melindungi Hajun.
Jinhee diserbu sama wartawan yang menanyakan seputar gunjingan tentangnya. Tentang toko rotinya yang diboikot dan wacana penyesalannya pada korban. Jinhee cuma menunduk sambil meminta maaf kemudian masuk mobil.
Di kantornya, dari sekretarisnya Seo Hyun tahu kalo yang wartawan kehendaki dari Hiso yaitu gunjingan wacana Hajun bukan anak kandungnya. Hiso lebih milih keluarga Hyowon dimaki ketimbang perasaan Hajun terluka akan itu.
Seo Hyun mengeluhkannya dan merasa kalo Hiso beda dengannya. Habis itu sekretaris pribadinya tiba dan memintanya untuk ikut dengannya.
Ada problem di galeri. Seorang ibu mengajak anaknya ke galeri alasannya ia sedang cuti. Sang anak menghancurkan dingklik seharga 200 juta won alasannya mendudukinya. Padahal di dekatnya sudah ada goresan pena tidak boleh pegang.
Anak itu menilai kalo dingklik itu cuma nggak boleh dipegang namun boleh diduduki. Sang ibu meminta maaf pada Seo Hyun. Sambil senyum Seo Hyun menggenggam tangan anak itu dan meminta maaf alasannya nggak menampilkan klarifikasi yang lebih detail. Ia kemudian meminta ibu dan anak itu untuk menikmati waktu mereka.
Ia kemudian pergi meninggalkan keduanya. Ia menugaskan sekretarisnya untuk menghasilkan dongeng wacana dingklik itu dan mengirimkannya ke Museum S.H. Mereka sanggup menggunakan itu menjadi dingklik Istimewa di kafe luar gedung. Bukankah cocok dengan rancangan kompleks multibudaya kita? Bayar dingklik itu terhadap senimannya. Pembelinya yaitu Museum S.H.
Jinho sedang makan dan difoto. Beberapa karyawan tiba untuk makan siang. Jinho berupaya ramah pada mereka dan mempersilakan mereka untuk duduk. Tapi mereka malah lebih milih duduk di bersahabat Ji Young ketimbang di dekatnya. Nampak Ji Young juga sungguh bersahabat dengan para karyawan. Hal itu menghasilkan Jinho merasa kesal.
Bersambung…