Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 4 Part 2, Untuk cara membaca linkrecap lengkap di tulisan yang ini ya. Sedangkan bab pertama dari serial drakor ini Episode Sebelumnya ada disini.
Jinhee sedang mengerjakan perawatan wajah. Dokternya bilanh kalo nampaknya ia mesti mengerjakan transplantasi sel induk kembali. Dokternya akan mengambil darahnya hari ini Jinhee mengambil kartunya dan akan membayarnya di paras sebesar 100 juta won untuk tiga perawatan.
Di luar Jinhee ketemu sama Jinkyung. Awalnya Jinhee mengabaikannya. Tapi Jinkyung memanggilnya. Dia menyemangati Jinhee Skandal niscaya akan mereda. Semua akan berakhir. Semangatlah. Jinhee mengaku biasa aja namun Jinkyung nggak percaya. Bahkan belum dewasa kecil menontonnya dan mentertawakannya. Skandal roti krim terus dibahas.
Jinhee merasa kalo Jinkyung sama sekali nggak bertujuan untuk menghiburnya. Lah Jinkyung kalah nyuruh Jinhee untuk secepatnya bercerai. Semua orang tahu ia memukuli suamimu. Jinhee membantahnya. Dia nggak memukuli semua orang alasannya yaitu ia benci kekerasan. Ia cuma merusak barang saja.
Jinkyung merasa kalo itu nggak ada bedanya. Sambil menepuk bahu Jinhee, Jinkyung mengaku memihaknya. Dia tahu kalo Jinhee baik banget di saat masih kecil. Jinhee juga sekaki baik padanya dibandingkan iparnya yang lain.
Suhyuk sudah mendapatkan alamat rumah Yuyeon dan pergi mencarinya sendiri. Setelah melakukan pekerjaan keras alhasil ia menemukannya. Di sana ia ketemu dengan adiknya Yuyeon. Sayang Yuyeon nggak ada.
Adiknya bilang kalo Yuyeon melakukan pekerjaan di perusahaan bagus. Dia nggak sanggup pulang alasannya yaitu sedang di Amerika. Dia menciptakan banyak uang. Dia bilang mereka sanggup pindah rumah satu tahun lagi.
Suhyuk duka dengarnya. Dia sudah menciptakan kehendak mereka semakin jauh.
Hiso tiba ke bazar dan ketemu sama Jinkyung. Ada suster Emma juga di sana. Keduanya berkeliling. Keduanya merasa bahagia alasannya yaitu sukses mengadakannya.
Hajun tiba bareng Jakyung. Nggak usang kemudian Ji Young tiba dan mengambil alih Jakyung bareng dengan Hajun. Suster Emma kayak nggak suka lihat Jakyung.
Ji Young menemui Hiso yang sedang bicara dengan salah satu anak autis dan memberinya pelukan. Hiso merasa nggak tenteram alasannya yaitu banyak orang di sana namun Ji Young sih nggak peduli. Orang beliau meluk istrinya.
Hiso kemudian menyaksikan Jiwon dan Ibunya. Ia menunjukkannya ke Ji Young kalo itu ibu yang ditampar sama Jakyung. Ia mengajak Ji Young untuk menyapanya.
Dan alhasil Hiso menghampirinya dan menyapanya. Aneh. Beda dengan yang sebelumnya Ibunya Jiwon nampak takut sama Hiso dan berganti hormat padanya. Mereka nggak bicara banyak alasannya yaitu sehabis berterima kasih sudah dipanggil dalam pameran, ibunya Jiwon pun pergi sama anaknya.
Sambil lihat lukisan Jiwon mengajukan pertanyaan pada ibunya apa benar ibunya Hajun sudah meninggal? Ibunya membantahnya dan melarang Jiwon untuk membicarakannya dan memberitahu kalo ibunya Hajun masih hidup.
Jiwon sendiri berpikir kalo Hiso sungguh-sungguh ibunya Hajun. Ibunya membenarkan dan beberapa kali menyatakan kalo ibunya Hajun masih hidup.
Mereka hidup menutupi diam-diam mereka dengan diam-diam orang lain. Meski begitu…ada diam-diam yang tak sanggup ditutupi bahkan dengan diam-diam orang lain.
Jakyung bareng dengan Ji Young. Nggak tahu sengaja apa enggak ia menjamah tangan Ji Young seakan menggodanya.
Seo Hyun datang. Melihat keduanya ia heran kenapa mereka berdua di sana. Ia kemudian naik ke atas dan menemui Hiso. Sambil gandengan keduanya berlangsung bersama. Hiso bahagia Seo Hyun mau datang. Seo Hyun pikir dengan begitu keluarga mereka nggak akan digosipkan. Makara mereka mesti mrmanerkan keakraban mereka.
Hiso tertawa dengarnya. Dia pernah dengar pasangan artifisial namun nggak pernah dengar ada hubungan ipar palsu. Keduanya lanjut jalan lagi dan memberitahukan kedekatan mereka.
Keduanya berjumpa dengan suster Emma. Seo Hyun menyapanya mereka kemudian meninggalkannya. Setelahnya Seo Hyun terpaku pada suatu lukisan.
Hiso naik mencari suaminya. Lah Ji Young malah lagi asik ciuman sama Jakyung di tangga darurat. Intens banget. Hiso nelpon. Ji Young menaruh ponselnya di tangga. Hiso yang mendengar bunyi telpon suaminya mendekat. Hampir ia membuka pintu itu namun tahu-tahu suster Emma menepuk pundaknya dan menahannya. Saat itu juga dering telponnya berhenti alasannya yaitu Jakyung menutup teleponnya.
Lukisan yang Seo Hyun lihat yaitu lukisan gajah terkepit pintu. Pintu yang sesak. Seo Hyun nangis lihat gajah itu nangis.
Lukisan tersebut sudah merubah hati banyak orang. Gajah yang menangis alasannya yaitu terjepit pintu yang sesak mungkin saja ada dalam hati kita masing-masing. Selain itu…ada seseorang yang bertindak menurut perasaan itu.
Di rumah Suhyuk juga masih belum mendapatkan Yuyeon.
Nggak usang kemudian Hiso menyaksikan lukisan yang serupa sama yang Seo Hyun lihat. Suhyuk nelpon. Hiso eksklusif ngasih tahu eksistensi Yuyeon bahkan sebelum beliau nanya. Dia melakukan pekerjaan paruh waktu malam di kedai makanan cepat saji. Hiso nyuruh Suhyuk untuk mengikuti kata hatinya.
Seo Hyun berlangsung bareng Jinkyung. Ia berbelanja lukisan tadi dengan harga tinggi. Katanya sih beliau ingin mendukunnya. Seo Hyun juga minta maaf alasannya yaitu belum sanggup memanggilnya bibi. Jinkyung sendiri nggak mengharapkannya.
Direktur Seo Jinkyung, yang terlihat nggak memiliki hubungan apa pun, bergotong-royong sungguh dekat dengan keluarga Grup Hyowon. Suami dari Seo Jinkyung yaitu abang kandung Yang Soon-hye. Namun, nggak ada seorang pun yang memanggilnya Bibi. Itulah kesedihan gundik dari keluarga kaya, begitu pula kebebasannya.
Hiso alhasil sanggup mendapatkan Ji Young dan mengeluh ia yang nggak menjawab telponnya tadi. Ji Young beralasan kalo beliau mendapatkan telpon dari kantor tadi. Ia kemudian pamit mau ke kantor dan prospektif untuk berenang sama Hajun nanti.
Setelah Ji Young pergi, Hiso menyaksikan ibunya Jiwon dan anaknya memandang takut ke seseorang. Dan orang yang dilihatnya yaitu Jakyung dan Hajun.
Hiso bareng 4 orang yang lain membaca Injil bareng suster Emma. Setelah selesai secara tiba-tiba Jasmin mengakui kalo beliau pingin suaminya mati. Ia membelikannya busana olahraga berwarna hitam. Suaminya pergi joging setiap malam. Dengan berpakaian hitam, beliau sanggup gampang tertabrak.
Tapi kenyataannya suaminya nggak pernah memakainya alasannya yaitu beliau menggemuk jadi bajunya nggak muat lagi. Jinkyung, Hiso dan yang lain menasehati kalo beliau nggak boleh bersikap begitu. Itu nggak baik. Rupanya Jasmin tidak senang suaminya alasannya yaitu beliau berselingkuh secara terang-terangan di depannya dan memandang rendah dirinya.
Miju tahu-tahu ngasih nasehat mudah-mudahan Jasmin menduakan juga. Dosanya nggak akan lebih besar daeu suaminya. Itu namanya mrmbalas dendam. Anehnya suster Emma juga sependapat dengan yang Miju katakan. Ia percaya kita diizinkan membalaskan dendam. Tren dunia sudah berubah. Tuhan kita tidak sekolot itu. Tapi bukan itu jawabannya. hiduplah seolah-olah beliau sudah mati. Berpura-puralah itu upacara perayaan kematiannya dan siapkan sajian glamor untuknya setiap hari. Taruh juga sendok di atas mangkuk nasinya itu. Cobalah memperlakukan beliau dengan ikhlas setiap hari.
Miju menanyakan gimana kalo mereka membaik. Sambil senyum Suster Emma menjawab kalo mereka sanggup hidup bareng lagi. Itulah bentuk keselamatan. Pintu keamanan itu sempit, namun terbuka.
Kelas pendalaman Injil dimulai dari program amal yang berjulukan Ilsin. Grup berisi 12 orang elite yang mendanai Yayasan Kesejahteraan Daoom, suatu yayasan yang mensponsori para ibu tunggal. Mereka disebut Ilsin.
Di kamarnya Suster Emma mencari Jakyung di antara para pendonor. Nggak ada nama Jakyubg di sana. Tapi suster Emma percaya pernah mendengar suaranya.
Dan sehabis mencari alhasil ia mendapatkan kalo namanya Lee Hyejin. Bukan Kang Jakyung namun Lee Hyejin.
Suhyuk tiba ke daerah kerja Yuyeon namun Yuyeon belum bekerja. Ia menanti di sana. Tiap pintu terbuka ia pikir Yuyeon yang datang. Tahunya enggak. Sampai alhasil ia menyaksikan Yuyeon.
Yuyeon mengabaikannya dan melewatinya. Suhyuk menahannya dan mengakui kalo seluruhnya salahnya. Ia juga minta maaf pada Yuyeon. Yuyeon kembali mengabaikan Suhyuk alasannya yaitu beliau mesti kerja.
Demi mendapatkan perhatian Yuyeon, Suhyuk pun memesan hamburger dan kola.
Sampai malam Suhyuk nungguin Yuyeon. Sampai ketiduran.
Selesai mengepel, Yuyeon duduk di sampingnya dan mencurahkan isi hatinya. Aku juga punya harga diri dan perasaanku sanggup terluka. Aku merasa nggak terima. Aku juga sanggup iri dan sedih. Aku juga punya perasaan menyerupai kalian. Di sana gajinya sungguh besar. Sudah niscaya saya ingin kembali.
Suhyuk tahu-tahu nyuruh beliau kembali. Yuyeon terkejut lihat Suhyuk ternyata nggak tidur. Apa kau mengatakan sekencang itu di depan orang tidur? Tanya Suhyuk. Yuyej pikir Suhyuk tidur makanya ia bicara begitu. Suhyuk mengaku nggak akan menghalanginya. Bekerjalah di daerah bergaji besar itu.
Yuyeon mengaku nggak suka sama keluarganya Suhyuk. Suhyuk juga nggak suka. Ia memberitahu kalo ia sempat ke rumahnya Yuyeon. Seenggaknya pertimbangkan usahaku mencarimu. Lupakan dan kembalilah. Orang yang memukulmu baik-baik saja. Kenapa kau menderita di sini? Mianhae. Aku sudah bilang pada ibu tiriku akan membawamu kembali. Kalo kau nggak kembali, saya akan tetap di sini dan makan hamburger sepanjang hari. Yuyeon tersenyum dengar kalimat yang paling akhir.
Seo Hyun menikmati segelas anggur sambil memandang lukisan gajah.
Ada seekor gajah yang terjebak dan nggak sanggup lepas.
Seo Hyun nangis lihatnya.
Jinho masuk sambil senyum. Ia memberitahukan kalo ia brkryja dengan sungguh bagus belakangan. Seo Hyun juga berharap jabatan itu sanggup merubah Jinho. Jinho minta Jung Daepyo (ih, manggil istri gitu amat ya) untuk ngasih obat dari rasa sakitnya.
Seo Hyun mengeluhkan kalo beliau mesti tahu semua yang ada di rumah itu gehara Jinho. Ia menyarankan mudah-mudahan Jinho punya sobat dekat di rumah dan di kantor. Jinho mengaku kesusahan mendapatkan orang yang tepat dan jngin mudah-mudahan mereka berteman.
Tanpa berpikir Seo Hyun eksklusif menolaknya. Hal itu sungguh sulit katanya. Jinho hingga merasa kalo Seo Hyun sungguh jahat. ..
Hajun berenang bareng Ji Young dan Jakyung mengambil gambar mereka sambil muji-muji Hajun. Hiso tiba dan melihatnya. Kayak nggak suka.
Sambil memaksakan senyumnya ia menghampiri mereka dan minta Hajun berhenti. Hajun protes nggak mau soalnya Jakyung bilang beliau boleh berenang sebentar lagi. Hiso ngasih tahu kalo airnya dingin. Nanti sakit.
Hajun alhasil nurut dan mau berhenti berenang. Setelahnya Hiso mengajak Jakyung untuk bicara.
Hiso nyuruh Jakyung untuk berhenti kerja demi kebaikan mereka bersama. Jakyung pikif itu karwma ibunya Jiwon namun bergotong-royong lebih dari itu. Hiso merasa nggak nyaman. Ia terusik dengan hubungan Jakyung dengan Hajun.
Jakyung sendiri kalut dengan Hajun kalo beliau berhenti. Hiso menenangkan kalo itu sama menyerupai sanggup guru gres tiap tahun. Selain itu ia juga akan ngasih honor satu bulan sarat buat Jakyung.
Akhirnya Jakyung baiklah untuk berhenti.
Hiso menghampiri Ji Young yang sedang membaca majalah di daerah tidur dan menanyakan perihal ibu kandung Hajun yang katanya meninggal
Ji Young eksklusif menutup majalahnya. Hiso pikir Ji Young nggak mau ngasih tahu. Nggak papa. Dia juga nggak mau maksa. Ia kemudian tidur dengan membelakangi Ji Young.
Akhirnya Ji Young ngasih tahu kalo ibunya Hajun yaitu guru berkudanya. Ji Young kemudian nanya balik perihal apa yang Hiso bicarakan dengan Jakyung tadi. Hiso ngasih tahu kalo beliau nyuruh Jakyung untuk berhenti alasannya yaitu ia merasa kalo rasa sayangnya pada Hajun terlihat berlebihan. Itu sudah di luar hubungan profesional. Ia merasa kalo Jakyung menghalanginya dari Hajun.
Ji Young malah marah. Menurutnya Hiso mecat orang cuma alasannya yaitu perasaannya nggak nyaman. Ia mengungkit perihal permasalahan Jinhee yang belum selesai dan akan nggak elok kalo Hiso memecat orang seenaknya.
Hiso membalikkan kalo Ji Young juga memecat guru kes yang sebelumnya cuma alasannya yaitu permasalahan kecil. Dan menurutnya itu nggak ada bedanya. Ada argumentasi dibalik sikapnya dan minta mudah-mudahan Ji Young menghargai keputusannya.
Ji Young nggak bilang apa-apa lagi. Ia malah turun dari daerah tidur dan ninggalin Hiso.
Seo Hyun sedang di ruang kerjanya. Jakyung nelpon dan memberitahu kalo ia mesti berhenti alasannya yaitu mengusik perasaan Hiso. Ia juga merasa kalo ia nggak layak berada di sana.
Seo Hyun mengiyakan. Ia akan mengikutinya alasannya yaitu itu keputusan Hiso.
Jakyung mengemasi semua pakaiannya dengan perasaan marah. Begitu juga dengan Ji Young yang habis mencuci muka. Dia sanggup pesan dari Jakyung yang ngasih tahu kalo Hiso menyuruhnya untuk berhenti.
Suhyuk terus mengikuti Yuyeon. Katanya iabakan terus mengikutinya hingga Yuyeon mendapatkan maafnya. Ia bahkan nyuruh Yuyeon untuk memukulnya alasannya yaitu sebelumnya Yuyeon dipukul gegara dia.
Yuyeon nggak mau. Neneknya yang memukulnya. Suhyuk rela beliau yang kena pukul mengambil alih neneknya. Yuyeon mengangkat tangannya dan mau mukul Suhyuk namun Suhyuk malah mundur takut. Yuyeon tersenyum lihatnya. Apa Suhyuk pernah dipukul orang?
Habis itu Yuyeon malah turun lagi.
Kamu mau ke mana?
Rumah.
Rumah yang mana?
Rumahmu.
Ayo pergi bersama.
Keduanya pulang ke rumah. Suhyuk berterima kasih alasannya yaitu Yuyeon mau kembali ke tempat tinggal itu. Yuyeon minta Suhyuk untuk komitmen Janhan pernah menyapanya lagi. Seperti yang kau lihat, dunia kita sungguh-sungguh berbeda. Duniaku bikin kecapekan dan menciptakan sesak.
Apa duniaku terlihat baik bagimu? Tanya Suhyuk. Ia kemudian mengajak Yuyeon untuk masuk ke tempat tinggal menjengkelkan itu.
Suhyuk ke kamar neneknya yang masih tidur. Ia memberitahu kalo ia menenteng kembali gadis yang sudah nenek usir dan memintanya mudah-mudahan jangan mengganggunya sama sekali.
Nenek turun dari daerah tidurnya dan menolak. Dia mau mengganggunya. Dia nggak akan membiarkan pramusaji itu kembali ke sana. Suhyuk melarang nenek untuk menyakiti Yuyeon lagi. Ia memberitahu kalo beliau sanggup tidur nyenyak di kamarnya. Dia yang mulai duluan dan minta nenek untuk memukulnya.
Nenek nggak percaya. Ia berpikir kalo perempuan kotor itu yang niscaya menggodanya. Suhyuk membantahnya. Nenek meminta mudah-mudahan Suhyuk jangan merasa kasihan pada orang-orang itu. Itulah takdir mereka.
Suhyuk minta nenek untuk membiarkan Yuyeon di sana kalo enggak beliau nggak mau bertunangan sama Ah Rim. Dih nenek resah bilangnya sama cucu tercinta. Suhyuk juga minta nenek mudah-mudahan jangan asal-asalan menghantam orang-orang yang melakukan pekerjaan di sini.
Hiso merencanakan sarapan bareng para pelayan. Hajun turun dan marah-marah gegara ibunya mrmecat gurunya yang baik. Hiso menegur Hajun yang nggak sopan sama ibunya. Hajun nggak peduli. Padahal guru itu sudah menyelamatkannya di saat jatuh dari kuda. Bukannya dikasih kado ibunya malah menghukumnya dengan memecatnya. Hajun bahkan mengklaim kalo ibunya nggak jauh beda sama bibi Jinhee.
Ibu berada di meja makan sendirian. Ada banyak masakan namun beliau nggak nafsu makan. Seo Hyun tiba dan menanyakan apa ibu mengenal Kang Jakyung sebelum ia merekrutnya. Ibu akal-akalan nggak tahu siapa Jakyung.
Seo Hyun memberitahu kalo beliau guru lesnya Hajun. Ia juga memberitahu perihal pengunduran dirinya. Ibu menyayangkan alasannya yaitu sulit untuk masuk ke sana. Seo Hyun menekankan kalo ia yang membawanya. Ia menekankan kalo ia tahu semua yang terjadi di rumah ini. Ia mendesak ibu untuk ngasih tahu.
Ibu mau bilang sesuatu namun nggak tahu gimana bilangnya.
Hiso tiba ke daerah berkuda dan menyaksikan video CCTV di saat Hajun berkuda. Pelatihnya mrminta maaf alasannya yaitu Jakyung memintanya untuk merahasiakannya. Mendadak Hiso berpikir kalo seluruhnya saling terkait. Ibu Hajun yaitu guru berkuda Ji Young. Jakyung pernah berkuda dulu. Hajun berilmu berkuda. Gimana marahnya Jakyung di saat Hajun mengalami perundungan. Gimana sayangnya Jakyung pada Hajun.
Ia kemudian pulang dan masuk ke kamar Jakyung. Tepat di saat Jakyung mau pergi. Hiso mendorongnya dan melarangnya pergi.
Bersambung…