The Road : Tragedy Of One Ep 2 Part 3

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 2 Part 3, Cara pintas untuk memperoleh spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini

Sebelumnya….

Eun Soo menemani Yeon Woo tidur, di kamar Yeon Woo.

Soo Hyun memandang mereka lirih dari depan pintu.

Soo Hyun kemudian menuruni tangga.

Sambil turun, ia mempertimbangkan ekspresi Gi Tae tadi di saat Gi Tae bilang kehilangan Dong Pil dan tidak mempunyai berkasnya.

Soo Hyun pun berkata dalam hatinya, kalau Gi Tae gak bohong.

Soo Hyun : Dia kehilangan Yoon Dong Pil dan berkas aslinya.

Lalu Soo Hyun menyaksikan ruang kerjanya yang berantakan.

Soo Hyun : Itu sebabnya ia menerobos masuk. Untuk memperoleh berkas orisinil itu. Tapi ia tidak memperoleh yang ia inginkan.

Soo Hyun kemudian mempertimbangkan kata-kata si pengancam.

Kata-kata si pengancam sama seumpama kata-kata yang diucapkan Seok Pil terakhir kali padanya.

Soo Hyun pun langsung sadar kalau si pelaku sudah menyadap pembicaraannya dengan Seok Pil.

Soo Hyun : Mereka mungkin ingin ia menjadi tersangka utama.

Soo Hyun mempertimbangkan di saat Seok Hoon bilang Seok Pil pelakunya.

Soo Hyun : Tapi kenapa? Meski begitu, akankah Pimpinan Seo melakukannya dengan Yeon Woo?

Soo Hyun juga mempertimbangkan raut wajah Gi Tae di saat bilang darah dagingnya lebih penting.

Soo Hyun : Dia juga berkata jujur di saat itu. Jika bukan dia… orang yang dendam kepadaku lantaran laporanku. Aku mesti menyelediki bukti yang mereka kirim tujuh tahun terakhir.

Dan Soo Hyun pun menyelediki bukti ancaman yang diterimanya belakangan ini.

Soo Hyun duduk di kursinya dan merangkum semuanya.

Soo Hyun : Orang yang mengancamku atau meminta kompensasi. Orang yang mengancam atau menjajal membahayakan keluargaku. Orang-orang yang ingin Yeon Woo dikorbankan. Mungkin si penculik ada di antara mereka. Hwang Tae Seob, Seo Gi Tae. Siapa pun itu, saya mesti memperoleh Yoon Dong Pil dan berkas aslinya dahulu. Jika tidak, semua orang dalam bahaya.

Eun Soo tiba-tiba membuka pintu.

Eun Soo : Yeon Woo…

Mereka pun lari ke kamar Yeon Woo.

Soo Hyun terkejut di saat Yeon Woo bilang tak sanggup menyaksikan apapun.

Yeon Woo juga tanya, kapan ia pulang.

Yeon Woo : Kamp bisbol sudah berakhir? Ini terlalu gelap. Di mana aku?

Soo Hyun mendekati Yeon Woo.

Soo Hyun : Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja.

Soo Hyun kemudian memeluk Yeon Woo.

Besoknya, Soo Hyun dan Eun Soo memeriksakan Yeon Woo ke RS Jeongmo.

Dokter bilang hasil tes Yeon Woo tidak menampilkan syok eksternal. Saraf optiknya juga baik-baik saja. Itu bentuk prosedur pertahanan diri. Setelah lewat peristiwa traumatis yang terlalu berat untuk diterima otak, badan seseorang mulai menampilkan tanda-tanda aneh. Terkadang berubah wujud menjadi pergantian fisik.

Soo Hyun : Itu seumpama gangguan stres pascatrauma?

Dokter : Ya, seumpama dengan itu.

Eun Soo : Butuh berapa usang hingga ia pulih?

Dokter : Maaf, namun saya tidak yakin. Kecepatan pemulihan setiap pasien berbeda.

Soo Hyun dalam perjalanan pulang.

Yeon Woo tertidur dalam pelukan Eun Soo.

Saat berhenti di lampu merah, Eun Soo menyaksikan gunjingan Yeon Woo di layar LCD suatu gedung.

Eun Soo : Yeobo, lihat itu.

Di gunjingan itu tertulis, bahwa putra Soo Hyun diculik.

Soo Hyun : Maaf soal kejutannya. Aku melalaikan waktu yang sempurna untuk memberitahumu. Itu satu-satunya cara untuk melindungi Yeon Woo di saat ini. Hanya untuk sementara.

Seo Young yang lagi berendam sambil nge-wine, membaca gunjingan Yeon Woo di internet.

Seo Young : Mereka semua mengikuti perkataan Baek Soo Hyun.

Seo Young kemudian teringat percakapannya dengan Soo Hyun di ruang interogasi malam itu.

Seo Young : Kau akan merilis gunjingan palsu? Dengan hidupkan kembali putraku dan bunuh putramu yang masih hidup?

Soo Hyun : News Night tidak akan melaporkannya. Begitu pelakunya ditangkap, saya akan merilis gunjingan pribadi untuk mengoreksinya.

Seo Young : Dengan kata lain, kamu akan membodohi stasiun lain dan memonopoli semuanya.

Soo Hyun : Tidak, kamu yang hendak memonopolinya. Kau akan duduk di sampingku selaku pewawancara untuk laporan pribadi itu. Cinta ibu yang sarat kesedihan akan menjadi topik utama. Pikirkan saja apa yang senantiasa kamu inginkan.

Seo Young : Satu hal sebelum itu. Aku butuh balasan untuk satu pertanyaan.

Soo Hyun : Silakan.

Seo Young : Apa tujuanmu? Selain mendustai si pelaku demi melindungi putramu, apa tujuan utamamu?

Soo Hyun membisu saja.

Seo Young : Berkas aslinya. Demi menerimanya untuk laporan beritamu? Kau membuatku merinding. Kau bahkan bukan manusia.

Soo Hyun : Putuskan sekarang.

Seo Young : Baik. Sebagai gantinya, saya yang putuskan apa isi wawancaranya.

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi.

Seo Young : Ya.

Nam Kyu membuka pintu.

Nam Kyu : Kapan kamu mau ke kantor polisi?

Seo Young : Malam.

Nam Kyu : Kalau begitu, saya pergi dahulu. Aku mesti menemui investor.

Seo Young : Kau nyaris sukses menipuku. Kukira kamu berduka atas ajal Jun Yeong. Melihatmu terburu-buru, ia niscaya lebih manis dariku.

Nam Kyu : Berhenti bicara omong kosong!

Seo Young : Setidaknya ganti hotel yang kamu datangi. Semua tetangga akan melihatmu.

Nam Kyu yang kesal, kemudian menutup pintu dan pergi.

Nam Kyu ke mobilnya. Lalu ia mem-format kartu memori blackbox nya.

Dia melakukannya agar gak tertangkap berair menduakan lagi sama Seo Young.

Nam Kyu kemudian turun dan membuka bagasinya.

Dia memandang koper berisi banyak uang, kemudian menutup kopernya.

Tapi ia kesusahan mengunci kopernya. Saat ia berupaya mengunci kopernya, kancing pergelangan jas nya lepas.

Dia melihatnya, kemudian menghela napas dan pergi.

Soo Hyun hendak masuk ke perumahannya.

Begitu sampai, para reporter langsung mengerubungi mobilnya.

Pintu gerbang terbuka. Para security langsung membatasi reporter2 itu agar Soo Hyun sanggup masuk.

Gi Tae menyaksikan gunjingan soal Yeon Woo di televisi sambil bicara dengan seseorang di telepon.

Gi Tae : Biar sekretarisku menanganinya dan laksanakan perintahku lebih dahulu. Kita mesti menyingkirkan anggota dewan itu bulan ini.

Nam Kyu tak menjamah makanannya sedikit pun.

Sementara di depannya, Anggota Dewan Hwang makan dengan lahap.

Nam Kyu : Kau puas sekarang?

Anggota Dewan Hwang : Ini… Di antara ikan kurisi, jenis ini makan apa pun yang sanggup dimakan. Seharusnya hidup damai di laut, namun ikan ini lalui banyak kesusahan untuk hingga ke sungai. Sangat seumpama dengan kita, bukan?

Nam Kyu pamit.

Anggota Dewan Hwang menahannya.

Anggota Dewan Hwang : Tidak perlu. Kita di pihak yang sama.

Nam Kyu : Aku tak mau naik kapal tenggelam.

Anggota Dewan Hwang : Kapalmu sudah usang tenggelam! Pimpinan Seo? Dia tidak sanggup menyingkirkanku dengan mudah. Kau pikir gampang terpilih empat kali?

Nam Kyu : sanggup mencapainya dengan sukar payah, namun sanggup kehilangan dengan mudah. Itulah kehidupan.

Anggota Dewan Hwang : Benar sekali.

Nam Kyu : Pastikan waspada dengan apa yang kamu telan. Apa pun itu.

Nam Kyu pun pergi.

Soo Hyun yang gres turun dari mobilnya, disamperin Moon Do.

Melihat sepatu Moon Do, ia ingat sama orang yang menyerangnya di saat ia berupaya membantu Seok Pil.

Soo Hyun : Pimpinan Seo mengirimmu?

Moon Do : Ya. Dia bilang gunakan dengan baik. Kita mesti menyingkirkan semua orang yang mesti pergi. Kesepakatan yaitu kesepakatan.

Moon Do menampilkan Soo Hyun amplop.

Soo Hyun membukanya. Isinya FD.

Soo Hyun : Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk kelangsungan bisnis.

Moon Do : Hanya kalau saya sanggup menjawabnya.

Soo Hyun : Kau yang membiarkan Kim Seok Pil masuk ke kompleks wastu?

Moon Do : Ini properti pribadi. Semuanya diawasi ketat, artinya salah satu penghuni niscaya membukakan pintu untuknya.

Soo Hyun : Kapan kali terakhir kamu menyaksikan Kim Seok Pil semalam?

Moon Do : Aku ingat itu sempurna sebelum pemadaman listrik.

Soo Hyun : Kapan kali terakhir kamu melihatku?

Moon Do : Itu pertanyaan ambigu.

Soo Hyun : Aku akan ejekan pertanyaan lain. Kau pernah menyusup ke ruang kerjaku?

Moon Do : Tidak. Kau tahu, saya tidak punya kunci utama kompleks ini. Aku menolak pertanyaan lebih lanjut.

Moon Do beranjak ke mobilnya, namun kemudian ia berbalik dan memandang Soo Hyun lagi.

Moon Do : Tapi kurasa kamu lebih baik selaku polisi ketimbang pembaca berita.

Moon Do pergi.

Sebuah taksi berwarna orange, hendak keluar dari perumahan Royal The Hill.

Taksi yang mengirim Soo Hyun dan Eun Soo pulang malam itu.

Security mendekati taksi.

“Kau sopirnya?”

Tanpa mereka sadari, Soo Hyun duduk di dalam dengan busana serba hitam.

Soo Hyun kemudian menyaksikan kunci utama kompleks mereka yang tergantung di leher security.

Lalu ia ingat kata-kata Moon Do tadi.

Moon Do : Kau tahu, saya tidak punya kunci utama kompleks ini.

Security membiarkan taksi orange itu pergi.

Moon Do pergi menemui Gi Tae.

Gi Tae lagi memandang lukisannya.

Gi Tae : Sudah kamu berikan kepadanya?

Moon Do : Ya.

Gi Tae : Dia orang yang menakutkan. Hari ini, ia merilis laporan gunjingan bahwa cucuku sudah meninggal. Besok, ia mungkin akan merilis gunjingan bahwa saya sudah mati. Aku sudah memperoleh terlalu banyak telepon yang menyodorkan belasungkawa.

Gi Tae kemudian memerintahkan Moon Do mencampakkan lukisannya.

Gi Tae : Aku membenci ini. Buang saja.

Sebelum pergi, Gi Tae bilang ke Moon Do kalau Kyung Sook membuka brankasnya kemarin.

Gi Tae : Terus awasi dia.

Moon Do mengerti.

Kyung Sook masuk ke ruangannya dan terkejut menyaksikan Moon Do duduk di kursinya.

Kyung Sook tiba bareng Sung Ja.

Kyung Sook : Bu Yang, tolong periksa program pembukaan perpustakaan yang diresmikan oleh yayasan.

Sung Ja : Baik, Bu Bae.

Sung Ja pergi.

Kyung Sook kemudian bilang ke Moon Do, kalau Moon Do gak sanggup tiba seenaknya ke kantornya.

Moon Do : Seharusnya kamu tidak membuka brankasnya.

Kyung Sook : Aku tidak mau, namun saya tidak sanggup memperoleh namaku atau putraku di wasiat pimpinan. Hanya saya yang berpikir itu masalahkah?

Moon Do mendekati Kyung Sook.

Moon Do : Kau sanggup terbunuh.

Kyung Sook : Seo Gi Tae mempunyai anjing yang setia.

Moon Do : Sayang sekali saya anjing gila.

Kyung Sook : Apa yang mesti kulakukan untuk melatih anjing gila itu?

Kyung Sook dan Moon Do bercinta!

Tanpa mereka sadari, Sung Ja menguping obrolan mereka.

Di jalan, Soo Hyun meninggalkan pesan bunyi di ponsel Seok Pil.

Soo Hyun : Yoon Dong Pil. Hanya saya jalan keluarmu. Katakan kamu di mana.

Seok Hoon menggeledah kafe Seok Pil, namun ia tak memperoleh Seok Pil disana.

Seok Hoon gres saja kembali ke ruangannya.

Rekannya juga gres kembali. Dia habis mandi.

“Kau memperoleh sesuatu?” tanya Seok Hoon.

“Tidak, ia menghilang. Dia bahkan tidak meninggalkan jejak. Dia juga belum memakai kartu kreditnya. Ponsel dan mobilnya tidak terdaftar atas namanya. Kita belum mendapatkan telepon dari pos investigasi atau gerbang tol.” jawab rekannya.

“Selagi kamu mencarinya, periksa eksistensi semua orang di daftar ini.” suruh Seok Hoon.

Rekan Seok Hoon membuka dokumen yang disuruh periksa oleh Seok Hoon.

Dia kaget. Isinya, puluhan orang yang mendendam pada Soo Hyun.

“Aku terkejut banyak orang menyimpan dendam terhadap Baek Soo Hyun.” ucap rekannya/

“Bahkan ada orang yang memerasnya.” jawab Seok Hoon.

“Aku bukan apa-apa dibandingkan dia.” ucap rekannya.

“Sudah ada hasil analisis telepon dan nomor teleponnya?” tanya Seok Hoon.

“Tidak ada yang perlu dianalisis dari panggilan telepon. Sejak awal, itu bukan manusia. Suara digital. Para bangsat itu. Selain itu, nomornya di luar negeri, jadi, tidak mungkin dilacak.” jawab rekannya.

Seok Hoon berdiri dan mengambil jaketnya.

“Kau akan pergi lagi?”

“Ya, saya akan menyelediki TKP.”

“Kenapa? Mereka sudah merapikan semuanya.”

“Aku tahu, namun ada sesuatu yang menggangguku Aku juga mesti pergi ke Royal the Hill.”

“Jangan repot-repot. Tidak ada surat perintah untuk selidiki kawasan itu. Apa tadi? Insiden bertahun-tahun lalu…”

“Kasus TGS di tahun 2008.”

“Ya, benar. Setelah peristiwa itu, semua CCTV dilepas, kecuali di gerbang masuk. Kita dihentikan masuk kalau tidak didapatkan mayat.”

“Tetap saja, saya mesti pergi. Sudah ada tersangka, jadi, kita sanggup menyelidikinya.”

“Pak, kapan kita akan mendapatkan bantuan?”

“Mungkin besok. Kenapa?”

“Kuharap kita sanggup menangkap si pelaku dan mendapatkan promosi.”

Seok Hoon beranjak pergi.

Soo Hyun sendiri ke hutan kawasan jenazah Jun Yeong ditemukan.

Sebelum turun dari taksi, ia meminta sopir taksi menunggunya sebentar.

Soo Hyun menyelediki kawasan itu dan membayangkan si pelaku menaruh jasad Jun Yeong di sana.

Dan Soo Hyun pun menyadari sesuatu.

Soo Hyun : Dia menaruh jasadnya di kawasan yang gampang ditemukan. Seolah-olah ia ingin orang menemukannya secepat mungkin.

Soo Hyun kemudian pergi ke bangunan bau tanah kawasan lokasi penculikan Yeon Woo.

Soo Hyun : Di sini juga tidak ada kamera pengawas. Dia sudah di tengah perjalanan kalau-kalau saya menelepon polisi atau menenteng seseorang. Dia sungguh berhati-hati.

Soo Hyun juga menyelediki lokasi kawasan ia pingsan.

Soo Hyun melangkah masuk ke dalam, melalui kontainer yang ditutupi kain besar.

Begitu Soo Hyun pergi, kain itu tertiup angin dan jatuh. Ada goresan pena disana. Kalau Jegang Construction mesti bertanggung jawab atas rumah yang belum terjual.

Soo Hyun masuk dan menyelediki tangga kawasan ia tersandung tali kawat.

Tapi tak memperoleh apapun. Soo Hyun turun ke bawah.

Tiba-tiba, seorang lelaki timbul dan membekapnya dari belakang.

Soo Hyun berupaya melepaskan diri. Dan di saat sudah terlepas, ia terkejut menyaksikan lelaki yang membekapnya.

Ternyata Seok Hoon.

Seok Hoon : Hanya detektif dan pelaku yang kembali ke TKP. Aku tidak tahu pembaca gunjingan menyelediki kendala kriminal. Sedang apa kamu disini? Apa yang kamu sembunyikan?

Soo Hyun : Bagaimana denganmu? Kau kembali ke sini di saat sudah ada tersangka. Bukankah itu mempunyai arti ada yang mengganggumu?

Seok Hoon : Mari membuatkan informasi. Aku tidak akil berbohong.

Soo Hyun : Sebagai polisi atau sobat lama?

Seok Hoon : Sebagai sobat lama.

Seok Hoon membagi informasinya.

Seok Hoon : Itu rekaman. Panggilan ancaman pertama dibentuk kurang dari enam jam sebelum kami memperoleh jasad anak itu. Si pembunuh bergerak terlalu cepat untuk disebut oportunis.

Soo Hyun : Aku juga berpikir begitu. Saat saya tiba di sini sehabis ia berubah lokasi, sempurna tujuh menit sebelum tenggat.

Seok Hoon : Lalu?

Soo Hyun : Aku sungguh berharap sanggup menyelamatkan putraku. Aku sungguh gusar lantaran tidak punya banyak waktu.

Seok Hoon : Menurutmu kamu dipancing ke sini agar tiba sekitar waktu itu?

Soo Hyun : Jika punya lebih banyak waktu, saya akan bertindak dengan hati-hati. Aku tidak akan tersandung.

Soo Hyun memandang ke bawah.

Soo Hyun : Ini bukan penculikan yang oportunis atau tidak disengaja. Ini sudah usang dijadwalkan dan cuma akan sukses kalau saya sungguh-sungguh mengacau.

Bersambung ke part 4….

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...