The Road : The Tragedy Of One Ep 2 Part 4

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 2 Part 4, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

Seok Hoon dan Soo Hyun di perjalanan sekarang.

Seok Hoon : Aku sudah lihat beritanya. Aku terkejut dikala kau mengontak sekitar subuh. Tetap saja, kurasa itu keputusan bagus. Timku terkendali.

Soo Hyun : Terima kasih sudah membantu.

Seok Hoon : Jadi, menurutmu siapa si pelaku?

Soo Hyun : Seseorang yang memerlukan berkas orisinil itu sepertiku. Acara kami nyaris siap tayang. Jika ada kebocoran di dalam timku, mereka punya cukup waktu untuk mempersiapkan ini.

Seok Hoon : Meski begitu, menculik seorang anak…

Soo Hyun : Markas Penyidikan Khusus dibikin sungguh cepat dan kau tergabung di sana. Untuk memikirkan ini planning besar seseorang, apakah itu berlebihan?

Seok Hoon : Kita akan tahu sehabis menangkap Kim Seok Pil.

Soo Hyun : Kau sudah mendengar kabar perihal Dong Pil?

Seok Hoon : Melihatmu mengingatkanku kepadanya. Aku belum berjumpa sejak beliau pergi. Aku ingin tahu apa yang beliau lakukan. Di zaman sekarang, sudah cukup bagus jika beliau masih hidup. Aku tidak membencimu.

Soo Hyun pun menginformasikan kalau Seok Pil yakni Dong Pil.

Seok Hoon kaget, hingga beliau mengerem mendadak, bikin kemacetan.

Soo Hyun : Itu sebabnya sulit dipercayai dia. Aku memastikannya hari ini.

Para reporter sudah berkumpul di depan gedung BSN.

Soo Hyun dan Seok Hoon tiba di depan gedung dan menyaksikan kerumunan reporter.

Seok Hoon : Aku akan menurunkanmu di wilayah lain.

Soo Hyun : Tidak. Aku akan turun di sini. Aku mesti bersedia menjadi mangsa mereka.

Seok Hoon : Hati-hati.

Para reporter akhirnya menyaksikan Soo Hyun.

Soo Hyun turun dan para reporter eksklusif mengerubunginya.

Soo Hyun bungkam, hingga akhirnya beliau masuk ke dalam gedung kantornya.

Di ruangannya, Yeo Jin bareng atasan mereka.

Soo Hyun masuk.

Sang atasan eksklusif memandang Soo Hyun dengan tatapan tak suka.

Lalu beliau pergi gitu aja tanpa menyampaikan apa-apa.

Soo Hyun : Terima kasih sudah menyetujuinya.

Yeo Jin : Aku yang mesti berterima kasih. Meski kau tutup ekspresi selama siaran berita, rating akan melambung tinggi. Bagaimana kau bisa meyakinkan Cha Seo Young? Bagaimana beliau bisa oke dalam suasana ini?

Soo Hyun : Dia senantiasa berambisi. Dia tidak akan menolak peluang untuk mencuri perhatian.

Yeo Jin : Kau manfaatkan rasa hausnya?

Soo Hyun : Kami menukar yang dibutuhkan. Bagaimanapun juga, menyerupai itulah dia.

Yeo Jin berdiri dan beranjak ke jendelanya.

Yeo Jin : Aku menantikan hari dikala kita melaporkan klarifikasi. Laporan dana gelap dan dana kampanye ilegal. Bukankah kita mesti melewatkan itu untuk sementara?

Soo Hyun : Itulah yang mengawali semua ini. Kita mesti serius.

Yeo Jin : Menurutmu kita bisa melakukannya tanpa berkas asli?

Soo Hyun : Aku pernah bilang tidak memilikinya?

Yeo Jin : Kau ada benarnya. Sepertinya kau akan membantuku menjaga pekerjaanku. Aku mungkin akan dipromosikan. Kau boleh pergi.

Begitu keluar dari ruangan Yeo Jin, Soo Hyun eksklusif dihampiri Jae Yeol.

Jae Yeol : Kau baik-baik saja? Bagaimana istrimu? Bagaimana Yeon Woo?

Soo Hyun : Kami sudah menangani yang terburuk, berkat kau. Ayo ke ruang rapat.

Soo Hyun dan Jae Yeol ke ruang rapat. Bukan untuk rapat, namun untuk bicara.

Jae Yeol : Kemungkinan tersangkanya terlalu besar. Bukan ayah mertuamu, bukan? Dia sungguh mengasihi cucunya.

Soo Hyun : Dia bisa menggandakan penculikan. Bisa saja ada yang salah.

Jae Yeol : Kurasa kau sudah keterlaluan. Bagaimana dengan Hwang Tae Seob?

Soo Hyun : Dia juga kemungkinan tersangka. Tapi mungkinkah beliau mempersiapkan ini sendirian?

Jae Yeol : Itu mungkin, namun tidak mungkin? Ini sungguh rumit.

Moon Hwa masuk.

Moon Hwa : Hei, Sunbae, kau baik-baik saja?

Soo Hyun menampilkan FD dari Moon Do ke Moon Hwa.

Dia memerintahkan Moon Hwa memeriksanya.

Moon Hwa : Apa ini?

Soo Hyun : Rahasia lain Hwang Tae Seob.

Jae Yeol : Sogokan lain yang beliau terima? Dari mana kau mendapatkannya?

Soo Hyun : Dari Pimpinan Seo.

Jae Yeol : Kacau sekali. Apa yang terjadi?

Soo Hyun : Tidak ada salahnya membiarkan seluruhnya memburuk. Orang-orang akan menyaksikan lebih dari sebelumnya.

Jae Yeol : Kau membuatku takut dikala menyerupai ini.

Soo Hyun : Tidak ada kabar dari Kim Seok Pil, bukan?

Jae Yeol : Untuk berjaga-jaga, saya sudah memerintahkan orang menyelediki semua propertinya, namun beliau tidak ada di mana pun. Dia sudah usang tidak pergi. Kita butuh berkas aslinya. Bagaimana kita bisa mendapatkan Kim Seok Pil?

Soo Hyun : Bagaimana dengan ponsel yang beliau gunakan untuk mengontak kita?

Jae Yeol : Tidak ada gunanya melacaknya. Penyedia layanan cuma bisa menampilkan area besar.

Soo Hyun : Sial.

Jae Yeol : Kau sungguh membuatku takut dikala berekspresi begitu.

Soo Hyun : Boleh pinjam mobilmu?

Soo Hyun pun pergi ke atap suatu gedung, menemui informannya.

Informannya menampilkan alat yang menyerupai ponsel.

“Itu semacam klona. Ini melaksanakan semua yang dijalankan ponsel biasa. Setiap kali pengguna orisinil menyalakan untuk menelepon, kau bisa eksklusif melacaknya dan memperoleh pesan yang sama.” ucap informan Soo Hyun.

“Terima kasih. Kau baik-baik saja?” tanya Soo Hyun.

“Ya, berkat kau.”

Seok Hoon ke Royal. Tapi menyerupai dugaan, beliau tidak dapat masuk.

Seok Hoon minta daftar hadirin selaku gantinya.

“Ada surat perintah?”

“Tindakanmu ini menghalangi. Aku bisa melaporkanmu.”

Lalu Seok Hoon dihubungi atasannya.

“Di mana kau dikala kau tidak punya surat perintah?”

“Jika mereka kehilangan rekaman kamera pengawas, mereka mesti izinkan saya masuk.”

“Aku sudah sanggup banyak telepon. Kembali ke sini sekarang! Orang bau tanah korban anak itu datang.”

Terpaksalah Seok Hoon pergi.

Seo Young sedang memilih-milih baju untuknya dan juga Nam Kyu.

Nam Kyu : Apa ini?

Seo Young : Sudah kubilang. Aku akan secepatnya tampil di News Night. Korban atau pelaku, kau mesti terlihat bagus. Kita mesti memakai warna yang serupa dikala pergi ke kantor polisi. Foto-foto ini akan mempunyai fungsi nanti.

Nam Kyu yang gak habis pikir dengan tingkah Seo Young, melangkah pergi.

Di kantor polisi, Nam Kyu menandatangani surat perjanjian. Sepertinya untuk wawancara kalau yang meninggal yakni putranya Soo Hyun.

Seok Hoon : Ini akan sungguh menolong penyelidikan.

Seo Young : Kapan kami sanggup mengambil jasadnya? Kami mesti menjadwalkan pemakaman.

Seok Hoon : Aku akan mencari tahu dan mengabarimu. Begitu juga hasil autopsinya.

Seo Young : Benar. Lupakan saja. Si pembunuh mesti ditangkap dahulu. Kurasa itu tidak akan terjadi sebelumnya.

Nam Kyu : Sudah selesaikah?

Seok Hoon : Ya. Aku cuma ingin memutuskan beberapa hal. Pada hari kejadian, di mana kau berada antara pukul 21.00 dan 3.00?

Seo Young : Aku mampir ke program amal itu dan pulang untuk tidur. Aku lelah.

Nam Kyu : Aku dalam perjalanan bisnis.

Seok Hoon : Ada orang yang dapat memastikanmu berada di wilayah yang kau katakan?

Seo Young eksklusif memandang tajam Seok Hoon.

Seok Hoon : Maaf jika saya menyinggung. Tidak ada pilihan. Ini protokol.

Seo Young : Aku sendirian.

Nam Kyu : Aku akan mengantarkan tanda terima untuk hotelnya.

Seo Young kaget, hotel?

Seok Hoon : Selain itu, ada kamera dasbor di kendaraan beroda empat kalian? Mungkin kamera itu merekam sesuatu.

Seo Young mau jawab, namun keduluan Nam Kyu.

Nam Kyu : Kami tidak memakai kamera dasbor

Terpaksalah Seo Young mengiyakan balasan Nam Kyu.

Sekarang, Nam Kyu dan Seo Young sudah di rumah.

Mereka masuk ke kamar Jun Yeong dan melihatnya dengan tatapan pedih.

Seo Young kemudian keluar dan bilang kalau beliau akhirnya sadar.

Seo Young : Tapi… Aku sama sekali tidak sedih. Jelas ada yang salah denganku.

Nam Kyu : Semua orang berbeda. Jangan berpikir begitu.

Seo Young : Bagaimana jika saya membunuhnya?

Nam Kyu : Jangan konyol. Jangan salahkan dirimu. Semuanya akan berlalu.

Seo Young pun mencium Nam Kyu.

Nam Kyu coba menghentikan Seo Young.

Seo Young marah, peluk aku!

Nam Kyu pun akhirnya mencium Seo Young.

Di rumah, Eun Soo menuntun Yeon Woo dari kamar ke kamar mandi.

Eun Soo : Ikuti saja jalan ini. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Ini kamar mandinya.

Yeon Woo : Baiklah. Aku mengerti.

Eun Soo : Ayo, kembali ke kamarmu. Berbaliklah. Satu, dua, tiga…

Eun Soo menolong Yeon Woo duduk di ranjang.

Yeon Woo terlihat sedih.

Yeon Woo tanya, hingga kapan beliau menyerupai itu.

Eun Soo : Kau akan secepatnya sembuh. Kita percayai kata dokter dan laksanakan perawatanmu dengan baik, ya?

Yeon Woo : Baiklah. Tapi, Bu… Kenapa saya tidak dapat mengontak Jun Yeong?

Eun Soo galau menjawabnya, itu… Yeon Woo-ya…

Mendadak ponsel Eun Soo berbunyi.

Telepon dari seseorang. Dan, Eun Soo membukakan pintu.

Dua orang datang. Satu lelaki dan satu wanita.

“Kakak iparku senantiasa cantik.” ucap lelaki itu.

Pria itu kemudian mengenalkan perempuan disampingnya.

“Ini Mi Do. Pacarku.”

Mi Do menyapa Eun Soo.

“Aku banyak mendengar tentangmu. Aku Lee Mi Do.”

Eun Soo membisu saja. Wajahnya terlihat tegang.

“Kau tidak akan menyapa?”

Kamera menyorot paper bag kecil yang dipegang Mi Do.

Isinya tongkat! Utk orang buta.

Pria itu dan Mi Do duduk di meja makan, memandang Yeon Woo.

Yeon Woo menjajal tongkatnya.

Eun Soo tiba menenteng minuman.

Eun Soo : Kau sudah makan?

Pria itu, boleh kami minta makanan?

Mi Do menegur pacarnya, jangan begitu.

Eun Soo : Tidak apa-apa. Tetaplah di sini dan makan.

Pria itu bilang, sudah usang beliau tidak makan kuliner Eun Soo.

Dia kemudian bilang ke Mi Do kalau Eun Soo cerdas memasak.

Pria itu berdiri dan menyapa Soo Hyun yang gres datang.

Soo Hyun murka dan eksklusif mencengkram kerah baju lelaki itu.

Soo Hyun : Beraninya kau tiba ke sini.

Sebelumnya, Soo Hyun dan lelaki itu bermasalah.

Pria itu ke BSN dan melabrak Soo Hyun.

Mi Do berdiri begitu mendengar keributan.

Tapi beliau tak bisa melihat.

Pria itu menerangkan kalau beliau melaksanakan sesuatu yang sungguh jelek sebelumnya.

“Dia condong menyimpan dendam.”

Eun Soo mendekati Soo Hyun.

Eun Soo : Ayo makan bersama.

Pria itu makan menyerupai orang kesetanan.

Soo Hyun dan Eun Soo terlihat terganggu.

Lalu kemudian beliau tanya dimana Yeon Woo.

Eun Soo : Dia agak lelah. Kupikir beliau mesti tidur.

Pria itu, bolehkah saya menemuinya sebentar lagi? Aku sudah mendengarnya dari ayahmu, namun saya sungguh khawatir.

Eun Soo : Tentu.

Soo Hyun : Ini terlalu bikin kecapekan baginya. Makan dengan hening dan pergilah. Jangan bangunkan dia.

Pria itu bilang beliau berhak menemui Yeon Woo.

Soo Hyun marah, Oh Jang Ho!

Jang Ho : Maksudku, beliau satu-satunya keponakanku. Jadi, saya ingin memutuskan beliau baik-baik saja.

Soo Hyun : Kita mesti menjaga kondisi tetap tenang. Habiskan saja makananmu.

Eun Soo menghasilkan kopi.

Sambil menanti kopinya siap, Eun Soo memandang ke arah Soo Hyun yang sibuk sama ponselnya.

Eun Soo kemudian menenteng dua gelas kopi ke meja.

Eun Soo : Aku besar hati kau bisa menahannya.

Soo Hyun : Perintah menjaga jarak Jang Ho sudah habis beberapa hari lalu. Seharusnya saya memeriksanya dahulu. Aku terlalu malas.

Eun Soo : Sepertinya beliau banyak berganti berkat pacarnya. Dia masih sutradara dokumenter dan gres mulai menulis naskah baru.

Soo Hyun : Manusia tidak berubah.

Eun Soo yang merasa amat sungguh terusik dengan Jang Ho, membujuk Soo Hyun untuk menitipkan Yeon Woo sementara di rumah ayahnya.

Soo Hyun tidak mempunyai pilihan lain.

Dia bilang lebih baik merasa tidak tenteram dibandingkan dengan merasa gelisah.

Eun Soo : Terima kasih.

Ponsel Soo Hyun berbunyi.

Dia bilang ke Eun Soo kalau mesti menjawab ponselnya dan bergegas pergi.

Soo Hyun bergegas keluar dari rumah sambil menjawab teleponnya.

Soo Hyun : Dong Pil, jawab aku.

Soo Hyun mengontak Seok Pil lagi namun nomornya gak aktif.

Lalu Soo Hyun melacak lokasi ponsel Seok Pil.

Lokasi ponsel Seok Pil, di Royal the Hill Hanseo-ro 215.

Soo Hyun eksklusif kesana, namun yang beliau peroleh hanyalah kendaraan beroda empat Seok Pil.

Soo Hyun kemudian bersembunyi dibalik kendaraan beroda empat Seok Pil dikala mendengar gejala kehadiran seseorang.

Dari jauh, Soo Hyun menyaksikan dua lelaki berjalan.

Setelah dua lelaki itu pergi, Soo Hyun mengontak Seok Hoon.

Seok Hoon sendiri sudah tiba di suatu apartemen bareng tim nya.

Ponsel Seok Hoon berdering.

Seok Hoon : Hei, kami mendapatkan persembunyian Yoon Dong Pil. Di rumah mantannya. Aku akan terus mengabarimu.

Seok Hoon cs menyelediki apartemen mantan pacar Seok Pil namun tak ada Seok Pil atau semua orang disana.

Seok Hoon : Minta surat perintah untuk menyelediki riwayat panggilan mantannya.

Se Ra dan Jung Wook di taman belakang Royal the Hill.

Se Ra : Sudah berapa kali kubilang jangan menelepon?

Jung Wook : Kalau begitu, setidaknya katakan apa yang terjadi. Apa rencananya? Aku mesti tahu!

Se Ra : Bagaimana jika kuberi tahu? Apa yang dapat kau lakukan?

Jung Wook : Mengesalkan sekali. Aku sungguh gusar hingga nyaris gila.

Se Ra : Seharusnya saya tidak terlibat dengan lelaki sepertimu. Kau terlahir vulgar, jadi ini mungkin tidak penting bagimu, namun saya berbeda. Jika saya tidak masuk kuliah karenamu, saya bersumpah akan membunuhmu. Kau mengerti?

Jung Wook : Bukan cuma saya yang menghasilkan kesalahan. Kau juga melakukannya.

Se Ra : Tutup mulutmu. Tolong tutup mulutmu. Aku tidak mau polisi curiga, jadi, berhentilah meneleponku.

Se Ra beranjak pergi.

Soo Hyun di-SMS Seok Hoon.

Seok Hoon : Dia juga tak ada disini.

Pagi pun tiba. Ini hari kedua sehabis insiden.

Eun Soo menenteng Yeon Woo ke tempat tinggal ayahnya.

Sepertinya jarak antara rumahnya dan rumah ayahnya cukup jauh, lantaran Eun Soo memakai mobil.

Yeon Woo agak kesal lantaran sukar membuka sabuk pengamannya.

Eun Soo menolong Yeon Woo.

Tapi beliau kemudian bengong lantaran mesti mengungsikan Yeon Woo ke tempat tinggal ayahnya.

Sung Hwan di rumah sakit,, menonton keterangan Yeon Woo.

Di keterangan dilaporkan, bahwa yang membunuh Yeon Woo yakni orang yang mempunyai dendam dengan Soo Hyun.

Seorang lelaki berjas mendekati Sung Hwan.

Pria itu yakni pengacara.

Sung Hwan mengalami kecelakaan. Entah menyerupai apa kronologisnya namun yang jelas, si pengemudi yang menabrak Sung Hwan bertanggung jawab 100% atas kecelakaannya.

Si pengacara bilang, untunglah si penabrak yakni seorang perempuan yang sungguh anggun.

Sung Hwan kaget, seorang wanita? Mobil itu terdaftar atas nama siapa?

Si pengacara bilang, Nyonya Han Pil Sook.

Si pengacara kemudian memerintahkan Sung Hwan menandatangani berkas.

Setelah menandatangani berkas, Sung Hwan pergi sambil memikirkan si penabrak.

Dia percaya sekali si penabrak yakni pria.

Sung Hwan : Apakah itu kendaraan beroda empat ibunya? Entah kenapa beliau terlihat tidak asing.

Di kantornya, Seok Hoon dan rekannya sedang menyaksikan rekaman CCTV malam peristiwa di saat kendaraan beroda empat Soo Hyun dibarengi oleh kendaraan beroda empat lain.

“Mobil itu terus mengikuti kendaraan beroda empat Baek Soo Hyun, bahkan tertangkap kamera sempurna di pintu masuk pabrik kosong.”

“Siapa pemilik kendaraan beroda empat itu?” tanya Seok Hoon.

“Park Sung Hwan. Dia reporter dunia hiburan.” jawab rekannya.

Seok Hoon kemudian mendapatkan telepon.

Dia terkejut dan bergegas pergi.

Soo Hyun lagi di showroom kendaraan beroda empat di saat mendapatkan telepon, bahwa mobilnya sudah didapatkan sekaligus pelakunya.

Polisi dan petugas berwenang sudah ramai di tepi sungai.

Disana, Seok Pil sudah tewas. Di dalam kendaraan beroda empat Soo Hyun.

Rekan Seok Hoon menampilkan Seok Hoon sesuatu.

Seok Hoon terkejut dan eksklusif memandang Seok Pil.

Soo Hyun hingga di lokasi namun dihalangi masuk oleh petugas.

Soo Hyun marah, mobilku ada disana! Itu mobilku!

Seok Hoon berteriak, memerintahkan rekannya membiarkan Soo Hyun masuk.

Soo Hyun miris menyaksikan Seok Pil sudah tewas.

Seok Hoon bilang berkas aslinya tak ada disana.

Seok Hoon : Tapi…

Seok Hoon menampilkan apa yang diberikan rekannya tadi ke Soo Hyun.

Ternyata itu catatan dari Seok Pil yang diketik. Di catatan itu, Seok Pil mengaku sudah menculik dan membunuh putra Soo Hyun.

“Aku minta maaf terhadap Baek Soo Hyun dengan segenap hidupku.”

Soo Hyun eksklusif tahu itu wasiat palsu.

Soo Hyun : Tidak mungkin Yoon Dong Pil sesopan ini.

Tanpa mereka sadari, seorang lelaki memantau mereka dari jauh.

Kyung Sook di wilayah pembuangan barang rongsokan.

Sepertinya beliau berupaya merusak sesuatu.

Besoknya, Soo Hyun mulai siaran.

Tapi sebelum mulai membacakan berita, Soo Hyun mengklarifikasi bahwa putranya masih hidup.

Soo Hyun : Si penculik salah menduga anak lain selaku putra saya. Dia menculik dan membunuh kawan dan kawan sekelas putra saya. Hari ini, dengan catatan bahwa beliau pembunuhnya, seorang lelaki didapatkan tewas. Namun, menurut saya ada beberapa hal yang mencurigakan. Pria yang tewas itu yakni si pelapor dana gelap dan dana kampanye ilega yang saya singgung sebelumnya. Dia menyepakati wawancara untuk laporan mendatang kami. Semua kecurigaan terkait penculikan ini serta pengusutan kami terhadap dana ilegal itu akan disiarkan dengan jujur dan sepenuh hati.

Sementara itu, Jun Yeong mulai dimakamkan.

Eun Soo tiba bareng Yeon Woo.

Hari ketiga sehabis insiden.

Soo Hyun mengunjungi makam Jun Yeong.

Terdengar narasi Soo Hyun.

“Aku pembunuh putraku. Satu kesalahan. Sepuluh ribu kebohongan. Jadi, saya menanggung akhirnya selamanya.”

Kita diperlihatkan flashback dikala Soo Hyun mendapati amplop merah di wiper mobilnya.

Lalu Sung Hwan timbul di belakang Soo Hyun pada dikala itu.

Setelah itu, Soo Hyun memperabukan isi amplop itu. Isi amplop itu, foto-foto kebersamaan Soo Hyun dan Seo Young.

Soo Hyun juga ingat dikala beliau dan Seo Young bicara di ruang interogasi.

Seo Young mengatakan, bahwa Soo Hyun tak boleh lupa siapa Jun Young.

Seo Young : Dia yakni putramu. Kau pembunuh putramu. Kaprikornus tebus itu dengan seluruh hidupmu.

Soo Hyun juga ingat dikala mendapatkan sms dari si penculik sehabis jasad Jun Yeong ditemukan.

Si penculik bilang, “Putramu mati karenamu.”

Flashback end…

Narasi Soo Hyun berlanjut.

“Mendiang Choi Jun Yeong yakni putra kandungku.”

Bersambung…….

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...