True Beauty Ep 14 Part 3

Drama Korea – Sinopsis True Beauty Episode 14 Part 3. Jika Kamu ingin tahu dan lihat full recapnya di tulisan yang ini. Untuk mendapatkan cara baca spoiler lain Episode sebelumnya baca di sini.

Ju Kyung, Soo A dan Hye Min ke restoran.

Penampilan mereka awut-awutan.

Hye Min berterima kasih sama Ju Kyung.

Ju Kyung : Jangan pernah pergi dengan mereka lagi. Panggil saja polisi jikalau mereka menjajal menyeret kamu pergi.

Hye Min : Baik. Bagaimana pun, Sae Mi tak membuatku takut lagi. Dia terlihat bisa dikalahkan di belakang sana. Aku tidak tahu mengapa saya begitu takut padanya. Aku semestinya membela diri lebih cepat.

Ju Kyung : Aku tahu. Aku semestinya melakukannya lebih singkat juga.

Soo A membuka tasnya dan menyaksikan album biasnya rusak.

Soo A : Oh tidak. Aku gres saja menerimanya hari ini! Maaf alasannya yaitu tak bisa melindungimu. Aku percaya itu menyakitkan.

Hye Min pribadi mengeluarkan album yang serupa dan memberikannya ke Soo A.

Hye Min bilang, umumnya ia berbelanja dua.

Soo A bahagia dan pribadi bilang ia yang traktir.

Soo A : Ngomong-ngomong, apa kamu mungkin anggota Gelatin?

Hye Min : Ya, gelatin generasi ketiga . Bagaimana denganmu?

Soo A : Aku juga. Senang berjumpa denganmu. Kau sudah berbelanja tiket untuk konser simpulan tahun?

Hye Min : Ya, di bab A.

Soo A : Tidak mungkin. Aku juga! Kita bisa pergi bersama! Aku tidak percaya itu.

Ju Kyung, Soo A dan Hye Min jalan bersama.

Soo A di tengah, menggandeng Ju Kyung dan Hye Min.

Narasi Ju Kyung terdengar.

Ju Kyung : Itu yaitu ingatan yang tidak pernah ingin kuingat. Tapi bedanya kini yaitu saya tidak sendiri lagi.

Sementara Soo Ho bingung nungguin telepon dari Ju Kyung.

Karena Ju Kyung gak kunjung telepon, Soo Ho alhasil mengirimi pesan ke Ju Kyung bertubi-tubu. *Dasar bucin.

“Kau bersenang-senang?”
“Sudah makan malam?”
“Kau tidak menjawab panggilanku.”
“Haruskah saya menjemputmu? Ini sudah larut.”

Tae Hoon dan Hyun Kyu mengintip pesan Soo Ho sambil makan ayam.

Tae Hoon bilang, Soo Ho tipe posesif.

Soo Ho kesal, makan saja! Jangan intip ponselku!

Tae Hoon : Biarkan ia bersenang-senang dan hilangkan stres. Tidak perlu menjadi menyerupai penguntit, kamu tahu. Dia akan mengontak begitu ia punya waktu.

Hyun Kyu : Kau terobsesi.

Soo Ho : Tapi saya khawatir.

Tae Hoon : Kau membuatku lebih khawatir. Aku juga menyerupai ini selama tahap awal. Aku akan mengontak dan mengirim sms kepadanya setiap kali saya punya waktu. Dia nyaris mencampakkanku sehabis seminggu. Soo A berkata .aku menjadikannya muak dan letih denganku.

Soo Ho terkejut mendengarnya, apa?

Tae Hoon : Kau mencintainya tanpa henti, jangan perlihatkan seluruhnya sekaligus. Begitulah cara ia tidak akan muak denganmu.

Hyun Kyu : Tunggu, kamu mesti menuliskan ini.

Soo Ho memerintahkan mereka pulang.

Mereka gak mau. Katanya, ayam gorengnya belum habis.

Tapi Soo A nelpon Tae Hoon.

Tae Hoon : Sayang, kamu bersenang-senang? Aku sungguh merindukanmu! Tentu, Sayang, saya akan kesana untuk menjemputmu.

Soo Ho memandang Tae Hoon dengan tatapan jealous.

Tae Hoon pribadi pergi usai mendapatkan telepon ayang bebnya.

Hyun Kyu mau nasehatin Soo Ho soal percintaan.

Tapi Soo Ho memotong dan memerintahkan Hyun Kyu pulang.

Hyun Kyu mengambil ayamnya lagi padahal ayam di tangannya masih belum habis.

Hyun Kyu : Aku akan makan dengan cepat.

*Wkwkwkw..

Ju Kyung pribadi rebahan sehabis masuk ke kamarnya. Dia men-charge ponselnya, kemudian berkata ia mesti menelpon Soo Ho, namun kemudian ia ketiduran.

Sementara itu, Soo Ho yang tengah berguru tak bisa konsen. Dia terus menerus memandang ke layar ponselnya. Menunggu telepon Ju Kyung.

Sekarang, Soo Ho sudah berpindah duduk ke sofa. Dia memelototi ponselnya dan masih tak ada panggilan dari Ju Kyung.

Soo Ho alhasil mengontak Tae Hoon.

Tae Hoon sendiri udah tidur. Pas ponselnya bunyi, ia fikir dari Soo A, ternyata dari Soo Ho.

Tae Hoon kesal, ada apa jam segini?

Soo Ho nyuruh Tae Hoon ngirimin pesan ke dia.

Soo Ho : Aku pikir ponselku rusak.

Tae Hoon makin kesal, ia bilang kalau ponsel Soo Ho rusak, Soo Ho gak bakal bisa nelpon dia.

Soo Ho : Sepertinya saya sanggup melaksanakan panggilan namun tidak mendapatkan panggilan.

Tae Hoon muak, kamu menghasilkan kku merasa sakit dan letih denganmu. Tidur saja sebelum kamu membunuhku juga!

Tae Hoon matiin telpon dan lanjut tidur.

Soo Ho kesal, hei! Yoo Tae Hoon!

Pagi alhasil datang. Ju Kyung keluar dari rumah sambil menelpon Soo Ho, namun gak dijawab Soo Ho.

Ju Kyung fikir, Soo Ho mungkin masih tidur.

Ya, Soo Ho masih tidur dengan ponsel tergeletak di atas jidatnya.

Ponselnya masih terus berbunyi. Telepon dari Ju Kyung. Tapi ia tak mendengarnya.

Ju Kyung di salon sama ibunya. Dia lagi mengepel lantai.

Ibu bilang ibu sudah mengepel lantainya.

Ju Kyung berdalih, ia cuma pengen bantuin ibunya alasannya yaitu ibunya sudah melakukan pekerjaan keras.

Ju Kyung : Ada sesuatu yang dapat kulakukan?

Ibu bilang tidak ada dan memerintahkan Ju Kyung pulang.

Ibu kemudian memerintahkan Ju Kyung menyelediki kolong kursi.

Ju Kyung : Apa? Kenapa?

Ibu : Lakukan saja yang ibu bilang!

Ju Kyung menyelediki kolong kursi. Dia mengeluarkan sesuatu dari sana. Tas make up!!

Ju Kyung terkejut, eomma!

Ibu : Untuk mendapatkan sertifikasi, kamu juga mesti lulus tes praktek. Itu juga memerlukan banyak peralatan, jadi bagaimana mungkin kamu bisa mengeluarkan duit seluruhnya dengan melakukan pekerjaan paruh waktu?

Ju Kyung : Apakah ibu menyampaikan ibu menyepakati saya berguru tata rias?

Ibu : Berhenti juga dari pekerjaan paruh waktu itu. Sekarang sehabis kamu mengambil keputusan, kamu mesti bersusah payah dan menjadi sepopuler Selena yang kamu suka.

Ju Kyung bahagia dan pribadi memeluk, juga mencium ibunya.

Ju Kyung berjanji akan melaksanakan yang terbaik.

Ibu merasa geli dipeluk dan dicium Ju Kyung, namun Ju Kyung tak berhenti mencium ibunya.

Ju Kyung berangkat sekolah. Soo Ho menyaksikan Ju Kyung dan pribadi menghampirinya.

Soo Ho murka dan minta klarifikasi kenapa Ju Kyung tak jawab panggilannya kemarin.

Ju Kyung : Aku sedang bersenang-senang. Kenapa kamu begitu posesif? Kau senantiasa menelponku dan mengirimiku SMS. Aku ingin sedikit kebebasan.

Ju Kyung pergi. Soo Ho memeluk Ju Kyung.

Soo Ho : Maksudnya apa? Apakah kamu menyampaikan kita mesti putus?

Ju Kyung bilang Soo Ho sungguh-sungguh menjadikannya lelah.

Seorang perjaka tiba-tiba tiba dengan motornya. Cowok itu mengajak Ju Kyung pergi.

Ju Kyung mau dan pergi dengan perjaka itu.

Soo Ho terduduk lemas menyaksikan Ju Kyung pergi sama perjaka lain.

Soo Ho : Andwae!!!!

Soo Ho terbangun. Ternyata itu cuma mimpi Soo Ho.

*Astaga, hingga kebawa mimpi.. Gara2 si Tae Hoon nih. Wkwkwkw…

Soo Ho menganalisa ponselnya.

Soo Ho : Apa? Dia menelponku?

Soo Ho pun rebahan lagi, mimpi sialan!

Si bucin Soo Ho mematut diri di depan cermin sambil megangin salah satu jaketnya.

Setelah itu, ia mengontak Ju Kyung.

Ju Kyung menjawab, halo…

Soo Ho : Semalam….

Tapi Soo Ho kemudian terdiam.

Soo Ho pengen banget nanya, jam berapa Ju Kyung pulang semalam. Kenapa tidak menelponnya.

Dia pengen banget bilang ke Ju Kyung kalau Ju Kyung harusnya menelponnya.

Soo Ho : Aku menunggumu sepanjang malam. Mendengar suaramu membuatku kian merindukanmu. Mari berjumpa dan berbicara. Aku gres saja akan pergi menemuimu.

Tapi, semua pertanyaan itu cuma tersimpan dalam pikiran Soo Ho.

Soo Ho gak berani nanyain semua pertanyaan itu ke Ju Kyung alasannya yaitu gak mau dikatakan posesif.

Soo Ho alhasil nanya, Ju Kyung dimana.

Ju Kyung sendiri lagi di kelas tata riasnya.

Ju Kyung : Kelasku akan secepatnya dimulai. Aku akan meneleponmu sehabis saya selesai.

Ju Kyung mutusin panggilannya. Wkwkwkwkw… Soo Ho yang sabar ya…

Ju Kyung mulai belajar.

Dia tiba ke kelas tata riasnya tanpa make up.

Hee Kyung ke warung tenda dan menemui pemilik warung tenda.

Hee Kyung : Aku orang yang kamu telpon tadi. Dimana dia?

Pemilik warung bilang, ia pingsan.

Ternyata ‘dia’ yang dimaksud yaitu Pak Han.

Hee Kyung mendekati Pak Han.

Hee Kyung : Joon Woo-ssi, bangun. Bangun, Jeruk Bali.

Si Jeruk Bali berdiri dan memandang Hee Kyung.

Pak Han : Kau menelponku?

Pak Han meniup rambutnya.

Pak Han : Kau masih gadisku….

Pak Han menyilangkan kakinya, atau kamu bukan gadisku lagi?

Hee Kyung duduk di depan Pak Han.

Hee Kyung : Lagipula, kita sudah putus.

Pak Han : Apa yang sanggup kulakukan untuk menjadikanmu milikku lagi?

Pak Han memegang dagu Hee Kyung.

Pak Han : Jangan berpikir untuk kabur. Tunggu saja. Aku akan menjadikanmu milikku lagi sehabis setahun.

Pak Han teler lagi.

Hee Kyung tertawa, saya tidak percaya lelaki ini.

Ayah dan ibu lagi belanja di swalayan.

Ibu kemudian menyaksikan ada promo buy one get one mie instan.

Ibu pribadi mengambil dua. Tapi berbarengan dengan itu, Colombus Park juga mengambil mie yang sama.

Hanya ada dua mie di rak.

Tahu itu istrinya Pak Lim, Colombus membiarkan ibu mengambil mie nya.

Colombus pergi.

Ibu gres merasa gak gila sama si Colombus.

Ayah datang, menenteng setusuk kecil daging.

Ayah memerintahkan ibu mencobanya.

Ibu kemudian ingat itu Columbus Park dan pribadi mengejarnya.

Hee Kyung memasukkan Pak Han ke mobilnya.

Hee Kyung : Bagaimana kamu akan menanti selama setahun saat kamu bahkan tidak dapat bertahan sehari?

Tiba-tiba, Hee Kyung menyaksikan ada dua orang yang mengejar-ngejar seorang pria.

Ayah teriak sambil mengejar-ngejar Columbus Park, bareng ibu.

Ayah : Tolong hentikan dia!

Mendengar itu, Hee Kyung pun pribadi menghentikan Columbus Park.

Columbus Park terjatuh terkena pukulan Hee Kyung.

Ayah dan ibu mendekat.

Ibu berterima kasih pada orang yang sudah membantunya menangkap Columbus, namun ia terkejut menyaksikan orang yang membantunya yaitu Hee Kyung.

Ayah juga terkejut menyaksikan Hee Kyung.

Pak Han turun dari kendaraan beroda empat Hee Kyung dan pengen muntah.

Semua menoleh.

Hee Kyung : Jeruk Bali!

Ayah dan ibu terkejut mendengar Hee Kyung mengundang Pak Han Jeruk Bali.

Soo Ho lagi latihan bela diri pas Seo Jun datang.

Seo Jun tanya, kenapa Soo Ho tidak berkencan padahal itu simpulan pekan.

Soo Ho : Ju Kyung sedang sibuk.

Seo Jun : Apa kamu kesal alasannya yaitu kalian tidak dapat bertemu?

Soo Ho : Aku tidak kecewa.

Seo Jun : Aku bertanya-tanya mengapa ia tidak berjumpa denganmu walaupun ia sibuk. Dia sulit dipercayai muak dengan penampilanmu.

Soo Ho : Mengapa ia muak?

Seo Jun ketawa mendengarnya.

Soo Ho kemudian tanya, kenapa Seo Jun datang.

Seo Jun : Tak ada alasan. Aku gres saja bosan. Tapi kenapa kamu berguru seni bela diri di Dojo? Aku bisa saja mengajarimu selaku gantinya.

Soo Ho : Apa yang kamu tahu?

Seo Jun : Tidak ada yang perlu dipelajari. Pertarungan yaitu perihal naluri.

Soo Ho : Naluri, apaan. Ini semua perihal keterampilan.

Seo Jun pun menggertak Seo Jun dengan tinjunya.

Seo Jun : Apakah kamu menyaksikan itu? Ini semua perihal naluri.

Soo Ho : Tidak peduli seberapa baik dirimu, kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan seseorang yang berpengalaman secara profesional.

Seo Jun : Bagaimana jikalau saya menjatuhkanmu? Apa yang mau kamu laksanakan jikalau saya sukses menjatuhkanmu?

Soo Ho : Kau niscaya sungguh bosan.

Seo Jun : Orang pertama yang menjatuhkan orang lain yaitu pemenangnya. Yang kalah mesti mengabulkan hasrat pemenang.

Mereka mulai bertarung, namun Soo Ho lah pemenangnya.

Seo Jun protes, kamu melampiaskan amarahmu padaku? Tidak bisakah kamu membiarkanmu menang?

Soo Ho mengajak Seo Jun ke kawasan pertunjukan musik jalanan.

Karena Soo Ho yang menang, Soo Ho memerintahkan Seo Jun bernyanyi selaku gantinya.

Seo Jun terpaksa nyanyi.

Soo Ho tersenyum menyaksikan Seo Jun nyanyi.

Orang2 menggemari bunyi Seo Jun.

Selesai bernyanyi, mereka makan pizza.

Seo Jun : Aku tidak akan pernah bertaruh denganmu lagi.

Seo Jun makan dengan lahap.

Soo Ho : Kau lapar?

Seo Jun : Aku melaksanakan Jiu-Jitsu dan bernyanyi. Tentu saja, saya lapar.

Soo Ho : Ngomong-ngomong, kesanggupan vokalmu tidak sebaik sebelumnya.

Seo Jun : Apa yang sedang kamu bicarakan? Aku mempunyai bunyi yang lebih dalam dan jantan.

Soo Ho : Persis. Mengapa kamu tidak menggunakan bunyi yang dalam dan jantan itu waktu bernyanyi tadi?

Seo Jun : Sudah terlambat.

Soo Ho : Tidak terlalu terlambat.

Seo Jun : Aku tidak tertarik.

Soo Ho : Aku ingin kamu bernyanyi lagi. Aku percaya Se Yeon mengharapkan hal yang sama.

Keduanya kemudian terdiam.

Soo Ho kemudian bertanya, apa yang mau Seo Jun laksanakan jikalau tadi Seo Jun menang.

Seo Jun : Aku akan mengajukan pertanyaan padamu apakah saya bisa menginformasikan Ju Kyung bagaimana perasaanku. Aku ingin meminta izinmu.

Soo Ho kaget, kamu menginginkannya?

Seo Jun : Iya. Aku ingin ia menolakku sehingga saya bisa move on.

Soo Ho melongo mendengarnya.

Hee Kyung, ayah dan ibu sudah di rumah.

Mereka bicara di ruang makan.

Ayah : Dari apa yang ia katakan, kelihatannya ia ditipu oleh Pak Won dan tidak mempunyai uang.

Hee Kyung : Dia tidak akan berada di Korea jikalau ia punya uang. Dia niscaya sudah usang kabur.

Ibu : Tetap saja, sejak kita menyerahkannya ke polisi, ia akan mengeluarkan duit untuk apa yang ia lakukan.

Ayah : Aku pikir Aku akan mendapatkan uangku kembali jikalau kita menemukannya. Maaf, sayang.

Ibu : Lupakan. Ini yaitu takdir. Ambillah selaku bab dari hidupmu. Setidaknya kita menjauhkan Ju Kyung dari para pengganggu. Dan Hee Kyung alhasil berjumpa dengan prianya juga. Aku benar, kan?

Hee Kyung : Benar, ayah. Jika Ju Kyung tidak pindah ke Saebom, saya tidak akan pernah berjumpa Jeruk Baliku.

Ayah : Tapi kapan si Jeruk Bali itu bangun?

Ayah memandang Pak Han yang tidur di ruang tengah di depan mereka.

Ibu dan Hee Kyung juga memandang Pak Han.

Ju Kyung berlari ke kafe, menemui Soo Ho, usai kelas tata riasnya.

Ju Kyung : Kau menanti lama.

Soo Ho : Tidak.

Soo Ho masbodoh dan terus sibuk mainin ponselnya.

Ju Kyung : Aku mesti memesan.

Tapi Ju Kyung menyaksikan masakan sudah dipesan Soo Ho.

Ju Kyung : Apakah kamu sudah memesan? Itu terlihat enak.

Soo Ho menawan piringnya dan bilang itu punyanya.

Ju Kyung : Apa yang salah? Apakah kamu murka samaku?

Soo Ho : Tidak.

Ju Kyung : Lalu apa kamu kesal?

Soo Ho : Tidak. Apa menurutmu saya tipe orang yang kesal alasannya yaitu itu?

Tapi Ju Kyung tahu Soo Ho kesal.

Ju Kyung : Kau niscaya tidak bahagia melihatku. Kalau begitu saya pergi saja.

Ju Kyung berdiri. Tapi Soo Ho menahannya.

Soo Ho : Pergi ke mana?

Ju Kyung : Haruskah saya disini?

Soo Ho mengangguk. Ju Kyung duduk lagi.

Ju Kyung : Apa yang salah? Kenapa kamu kesal?

Soo Ho menggebrak meja dan berdiri.

Soo Ho : Mengapa? Kita tidak pernah mempunyai waktu yang sempurna sejak kita mulai pacaran. Aku merencanakan semua ini untukmu, namun kamu terlalu sibuk! Tae Hoon bilang saya terlalu posesif. Seo Jun ingin mengajakmu kencan. Hatiku sungguh-sungguh kacau!

Tapi nyatanya, Soo Ho tidak sungguh-sungguh mengatakannya.

Dia sungguh ingin melakukannya namun tidak bisa.

Akhirnya, Soo Ho cuma bilang ia menyayangi Ju Kyung.

Ju Kyung : Hei … Kenapa kamu menyampaikan itu begitu tiba-tiba …

Soo Ho : Terus?

Ju Kyung : Itu menghasilkan hatiku berdebar-debar.

Soo Ho : Bagaimana hari pertamamu di kelas? Apakah itu menyenangkan?

Ju Kyung : Iya. Ini kelas pengenalan, namun siapa saja menyerupai profesional. Aku satu-satunya yang belum mengikuti ujian tertulis. Makara saya mesti bersusah payah dan meneruskan percobaan pertamaku.

Soo Ho : Haruskah kita pergi ke sebuah kawasan sehabis ujian tertulismu?

Ju Kyung : Kemana?

Soo Ho : Suatu kawasan yang ingin kamu tuju.

Ju Kyung : Haruskah kita pergi ke pantai? Kita bisa naik bus pagi untuk menyaksikan bahari animo dingin.

Soo Ho : Baik. Ayo laksanakan itu.

Bersambung ke part 4….

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...