Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 4 Part 1, Jika Kalian ingin mencari bacaan recapnya ada di tulisan yang ini. Untuk recap lain menyerupai halnya Episode Sebelumnya ada disini.

PINTU YANG SESAK
“Masuklah lewat pintu yang sesak itu, alasannya merupakan lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju terhadap kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya. Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju terhadap kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Suster Emma menjenguk ayah dan menggenggam tangannya sambil senyum.



Hiso jalan dengan terburu-buru meninggalkan rumah dengan Soyoung di belakangnya telponan minta disiapkan pengawal. Jakyung dengan santai melihatnya sambil minum air.
Di bawah hujan Hiso mengemudi menuju rumah ibu Jiwon. Sampai di depan rumahnya ternyata Ibu Jiwon sulit menunggu. Hiso nrminta maaf adanya namun ibu Jiwon malah menyerahkan laporan dari rumah sakit. Giginya terasa sakit. Kata dokter sarafnya mungkin terluka. Ia berupaya ngerti selaku seorang ibu dan menghasilkan anaknya minta maaf sama Hajun. Tapi Hiso malah mengirim orang untuk menganiayanya. Ia bahkan menyindir keluarganya Hiso yang nggak sanggup menyelesaikan apapun yanpa kekerasan.
Hiso kembali minta maaf. Ia nggak mau maksa Ibunya Jiwon untuk yakin namun bukan ia yang nyuruh. Nggak ada yang nyuruh. Ia menginformasikan kalo guru lesnya terlalu menyayangi Hajun. Ibu Jiwon nggak sanggup percaya. Gimana sanggup guru les bertindak tanpa suruhan atasannya. Hiso prospektif akan mengikuti semua yang ibu Jiwon harapkan asal belum dewasa nggak terluka alasannya merupakan kendala ini. Jangan hingga mereka menjadi korban dalam relasi mereka.
Ibu Jiwon minta Hiso untuk nyuruh Jakyung berlutut dan minta maaf kepadanya, dan membiarkannya menghantam Jakyung menyerupai Jakyung memukulnya. Hiso minta ibu Jiwon untuk menyelesaikan dilema itu secara rasional sesama orang remaja namun ibu Jiwon menolak. Dia hingga merasa nggak habis pikir gimana sanggup guru les bersikap menyerupai itu menyerupai seorang ibu yang hilang nalar alasannya merupakan anaknya.


Seo Hyun pulang dan mengajak kepala Joo untuk bicara. Pertamanya ia menanyakan berapa usang kepala Joo bekrtja di rumah itu. Ternyata sudah 10 tahun. Seo Hyun menangkap kalo ia tahu semuanya ihwal mereka. Tapi ia nggak tahu nasib orang yang tahu semuanya ihwal mereka. Putramu melakukan pekerjaan di Hotel Hyowon, dan adikmu melakukan pekerjaan di Media Hyowon. Keluargamu mesti melakukan pekerjaan usang di sini. Semua akan terkena imbasnya kalo ternyata rumor dari rumah ini berasal dari kepala pembantu yang serba tahu.
Kepala Joo yang merasa ketakutan bilang akan mengingatnya. Seo Hyun menginformasikan kalo ia akan memecat Yuyeon besok dan minta biar semua pembantu mempertahankan verbal mereja.
Bu Jung menyerupai seorang pecatur yang tahu cara menertibkan permainan. Dia menertibkan siapa saja tanpa mereka sadari.



Hiso pulang. Jakyung keluar dari kamarnya dan menemuinya. Hiso menginformasikan kalo ia habis ketemu sama ibunya Jiwon. Dia ingin Jakyung dipukul kelihatannya dan berlutut minta maaf kepadanya.
Dengan sarat yakin diri Jakyung bilang akan mengatasinya. Hiso menekankan kalo ucapannya untuk keluarga ini, bukan untuknya. Ibunya Jiwon sedang menghinanya. Ia nggak ngerti gimana Jakyung sanggup mendapatkan rumahnya.
Ternyata Jakyung tahunya dari pak Kim. Ia menyatakan kalo ia akan berlutut dan memohon ampun. Hiso sendiri nggak sanggup membiarkan bawahannua direndahkan. Ia juga nggak akan membiarkan Jakyung berlutut.
Jakyung malah melarang Hiso untuk ikut campur dan sesumbar akan mengatasinya. Hiso nggak ngerti. Gimana caranya?

Malam-malam pak Kim lihat Jakyung ketemuan sama Ji Young. Keduanya pergi bersama. Mencurigakan.
Seo Hyun ke kamar Suhyuk. Kosong.

Paginya Yuyeon dimarahin dan dipukulin sama ibu gegara ibu tahu kalo Yuyeon tidur di kamarnya Suhyuk. Ibu geram. Beraninya Yuyeon menawan hati cucunya. Yuyeon meminta maaf namun ia merasa nggak bersalah hingga mesti dipikul sama ibu.
Hiso tiba dan berupaya untuk menahan ibu. Ibu ikutan memarahi Hiso yang sudah memuat Yuyeon. Ia bahkan mengungkit Ji Young dan Jinho yang tertarik sama perempuan rendahan namun ia nggak rela banget kalo hingga cucunya Suhyuk mengikuti jejak mereka. Ibu nyuruh Hiso untuk menyingkirkan Yuyeon dan mengusirnya.



Akhirnya Hiso menenteng Yuyeon dan mengobatinya. Mewakili ibu mertuanya ia minta maaf pada Yuyeon dan menanyakan yang bahwasanya terjadi.
Yuyeon menceritakan semuanya. Nggak ada relasi apa-apa antara ia dan Suhyuk. Mereka cuma bertukar kamar untuk tidur. Masing-masing dari mereka sanggup tidur di kamar satu sama lain. Padahal ia tahu kalo itu nggak boleh.
Hiso merasa kalo itu merupakan dilema besar. Kalian saling mendapatkan ketentraman di kamar masing-masing. Aku tahu persis perasaan itu.

Jakyung pergi menemui ibunya Jiwon. Ia tiba alasannya merupakan sebelumnya ibunya Jiwon nggak menjawab telponnya. Ibunya Jiwon menolak bicara dengannya dan mau ketemu di kantor polisi saja.
Dengan sopan Jakyung mekinta maaf dan minta bicara di dalam. Ia bahkan prospektif kalo ibunya Jiwon sanggup melakukan apapun padanya demi biar maafnya diterima.



Akhirnya keduanya bicara di dalam. Awalnya Jakyung cuma diam. Sampai di saat ibunya Jiwon mendesaknya untuk berlutut. Jakyung mengungkit masa kemudian Ibunya Jiwon yang kelam. Sebelum menikah, ia merupakan mantan pedagang bunga. Dikira cuman mengubah nama aja semua dilema sanggup selesai? Jakyung melanjutkan kalo ibunya Jiwon merupakan pegawai terbaik di Hydra.
Nggak cuma itu, Jakyung juga mrngancam akan mengantarkan email ke anaknya yang berisi keterangan 60 lelaki hidung belang yang pernah ia layani. Kalo hingga anaknya merundung Hajun lagi alasannya merupakan iri dengan nilainya yang sempurna, maka iabakajnktnghancurkan jiwa anaknya dengan kedua tangannya.
Ibunya Jiwon takut banget hingga nggak berani bicara. Sampai Jakyung pergi. Sambil jalan Jakyung ingat kalo ia cuma minta untuk meluk anaknya Hajun sekali aja. Tadinya ia pikir itu cukup. Tapi enggak. Itu nggak cukup.


Suhyuk pulang pada malam harinya. Ih senyum mulu sanggup kembali. Ia pun ke ruang makan. Nggak ada Yuyeon di sana. Terlebih lagi sikapnya kepala Joo aneh. Suhyuk pun menanyakan yang terjadi selama ia nggak ada.
Kepala Joo ngasih tahu kalo ibu tahu kalo Yuyeon tidur di kamarnya Suhyuk dan mengusirnya. Suhyuk menanyakan kemana perginya Yuyeon namun kepala Joo bilangnya nggak tahu. Dan yang bikin Suhyuk semakin murka merupakan neneknya juga mukul Yuyeon.
Selain itu kepala Joo juga ngasih tahu Suhyuk kalo Hiso menenteng Yuyeon namun ia nggak ada di Rubato.

Tanpa tunggu usang lagi Suhyuk eksklusif pergi. Dia menyetir sendirian di tengah hujan.



Yuyeon ternyata sedang bareng suster Emma. Ia berpesan biar jangan hingga Yuyeon menyimpan perasaan pada Suhyuk. Habis itu suster Emma sanggup telpon yang menanyakan Yuyeon. Ia membenarkan kalo Yuyeon bersamanya namun mrnolak untuk dijumpai alasannya merupakan kini sudah malam.
Suhyuk tiba ke wilayah suster Emma. Yang nelpon tadi merupakan dia. Dia ingin masuk dan bicara sama Yuyeon namun sama suster Emma nggak diijinkan alasannya merupakan itu merupakan wilayah tinggal para suster dan lelaki nggak boleh masuk.
Melihat Suhyuk yang sungguh tertekan alhasil ia menyuruhnya untuk sementara ia manggi Yuyeon. Suhyuk memohon untuk kembawa Yuyeon kembali.
Suster Emma kembali ke wilayah Yuyeon namun ia sudah nggak ada di sana. Ia kemudian memberitahukannya ke Suhyuk kalo Yuyeon tahu ihwal kedatangannya dan kabur. Suhyuk menanyakan wilayah yang Yuyeon tuju namun Suster Emma mengaku nggak tahu. Yuyeon menenteng semua pakaiannya dan nggak akan kembali lagi. Ia menasehati biar Suhyuk nggak usah mencari Yuyeon lagi demi kebaikan keduanya.
Suhyuk meminta alamat rumahnya Yuyeon namun suster Emma nggak tahu. Suhyuk pun pergi dari sana dengan tangan kosong.

Ji Young pulang dan menemui ibu. Ia gres mendatangi ayah dan kelihatannya mereka mesti bersiap untuk yang terburuk. Ibu menanyakan surat wasiat namun Ji Young nggak tahu. Hanya Pengacara Choi yang mengenali itu.
Sambil senyum ibu berterima kasih alasannya merupakan Ji Young sudah menepati janjinya. Ji Young nggak bilang apa-apa dan keluar.

Jungdo sedang minum sama Jinho di bar. Ia berpikir kalo Ji Young punya gundik alasannya merupakan nggak petnah kumpul sama mereka. Jinho membantahnya. Ji Young terlalu setia sama istrinya.
Mendadak Jungdo menyinggung ihwal Huibin, mantan istrinya Jinho yang tinggal di Chwiseondang. Jinho menekankan kalo itu sudah berlalu. Mereka nggak sanggup bicara lebih dari 20 menit. Padahal bicara merupakan faktor terpenting.
Jungdo membenarkan. Sama-sama berbahasa Korea, namun nggak sanggup berkomunikasi. Berdua namun berasa sendiri. Jinho tahu kemana arahnya namun ia tetap berpihak sama adiknya. Jungdo meminta Jinho untuk membujuk Jinhee biar mau bercerai dengannya, lelaki yang nggak mencintainya.
Jinho jadi mengeluhkan nasibnya sama nasib Jinhee yang sama-sama kesepian namun nggak suka hidup sama orang lain. Jungdo merasa kalo Ji Young beda dari mereka. Kayak bukan adiknya. Jinho pikir kalo itu alasannya merupakan beda ibu, nasibnya juga beda. Dia nggak tahu apa yang Ji Young pikirkan. Gelap.


Suhyuk yang murka menemui ibunya. Ia memastikan akan menenteng Yuyeon kembali namun Ibunya melarang. Ia memang ibu tirinya namun ia akan melakukan apa yang sehrusnya dijalankan seorang ibu. Ia akan memaksanya untuk bertunangan denha Ah Rim.
Suhyuk menolak. Seo Hyun meremehkan apa Suhyuk akan mengikuti langkah para lelaki di keluarga ini? Kami mau gundik? Suhyuk memastikan kalo apapun yang terjadi ia akan menenteng Yuyeon kembali.

Yuyeon berlangsung sendirian. Ia mengirim pesan ke suster Emma, meminta maaf alasannya merupakan pergi tanpa pamit dan menginformasikan kalo ia akan pergi dari sana.
Habis itu ia menyaksikan bulan yang sedang sarat di langit.



Di tempatnya Suhyuk juga sedang menyaksikan bulan sambil mengenang konferensi pertamanya dengan Yuyeon di tangga. Saat ia mendapatkan bando Yuyeon dan mengembalikannya. Saat mereka bertukar wilayah tidur dan mulai jadi terbiasa. Saat ia mengangkat badan Yuyeon dan memindahkannya di wilayah tidur.
Pak Kim menyaksikan Suhyuk dan menemuinya. Dari pak Kim Suhyuk tahu kalo Yuyeon tinggal di sana alasannya merupakan rumahnya terlalu kecil. Ayahnya terlilit hutang dan ia dikejar sama rentenir. Yuyeon menggunakan gajinya untuk mengeluarkan duit hutang.
Melihat Suhyuk sungguh peduli pada Yuyeon menghasilkan pak Kim berpikir kalo Suhyuk menyukainya. Suhyuk membantah. Ia cuma merasa bersalah. Pak Kim menggenggam tangan Suhyuk dan menyampaikan apa yang dibilang Yesus. “Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Carilah, maka kau akan mendapat.” Lah padahal Pak Kim nggak pernah ke gereja. Ia prospektif akan mencari tahu alat rumah Yuyeon.
Habis itu pak Kim pergi alasannya merupakan ada yang mencarinya.

Seo Hyun menemui Jakyung dan menanyakan pekerjaannya. Jakyung mengaku menikmati pekerjaannya. Seo Hyun kemudian mrjyinggung ihwal ibu mertuanya yang kelihatannya belum pernah ketemu dengan Jakyung.
Jakyung mengaku sudah menemuinya. Seo Hyun pikir ibu nggak tahu namanya Jakyung. Ia kemudian minta Jakyung untuk memberitanunya kalo nrngalami kesusahan alasannya merupakan Jakyung merupakan orang yang ia bawa.

Ibu sedang di meja makan. Ia nyuruh pramusaji untuk nyuruh Koki Jung untuk menyebarkan spageti aglio e olio hari ini. Ia kemudian mau menyaksikan burung meraknya.
Dengan dilayani pramusaji ibu jalan sambil makan roti. Tapi di saat menyaksikan Jakyung secara tiba-tiba perilaku ibu berubah. Kayak takut. Rupanya di saat Jakyung ketemu sama ibu, Jakyunglah yang ngasih posisi pimpinan ke Jinho. Sayangnya posisi itu cuma sementara. Jakyung berpesan biar ibu jangan hingga lengah.


Pelayan yang serupa ibu melaporkan apa yang dilihatnya ke Seo Hyun. Selain itu pramusaji itu juga melaporkan kalo Pak Kim menyaksikan Jakyung ketemuan sama Ji Young tengah malam sembunyi-sembunyi.
Seo Hyun merasa kalo ada yang mencurigakan dari Kang Jakyung. Ia nyuruh prlauan itu untuk manggil tim Rubato tanpa sepengetahuan Hiso.
Sesuai yang diminta, pramusaji ibu menenteng pramusaji Rubato untuk ketemu sama Seo Hyun. Hiso sendiri sedang senam yoga.

Jinhee nangis di wilayah tidurnya baca isu kalo ia mundur dari posisinya. Jinho nelpon dan memintanya untuk melepaskan posisinya biar digantikan sama Ji Young. Gegara kasusnya Jinhee, saham perusahaan jadi turun drastis.
Merasa nggak rela Jinhee pun merengek ke kakaknya namun telponnya malah ditutup. Akhirnya ia cuman sanggup nangis-nangis.



Soyoung ngasihinuman ke Hiso. Jinhee tiba dan marah-marah ke Hiso sambil teriak-teriak. Ia menyalahkan Hiso yang nggak sanggup menangkal isu tentangnya hingga kasusnya besar menyerupai kini vpadahal ia sudah bersusah payah membesarkan toko roti itu. Kenapa semua bisnisnya hancur cuman gegara satu kesalahan kecil yang ia lakukan? Jinhee bahkan menuduh kalo Hiso dan suaminya itu padanya. Mereka merasa rendah diri karenanya.
Hiso berdiri dan membantahnya. Dia bahkan mau mengambilkan cermin buat Jinhee. Jinhee terkejut lihat Hiso lebih galak darinya. Hiso melanjutkan kalo Jinhee lah yang merasa rendah diri. Siapa yang berperilaku menyerupai remaja labil dan nggak berpendidikan? Karena perbuatan b#d#hmu itu, nama baik perusahaan dan namaku hancur menyerupai roti krim itu! Sadar diri! Aku berupaya menahan diri alasannya merupakan berpikir mentalmu bermasalah. Namun, apabila kau hingga meneriakiku atau mengasariku lagi, saya nggak segan memukulmu nanti. Apa lihat-lihat? Segera keluar dari rumahku. Aku nggak mau mencampakkan waktuku cuma untuk memarahimu. Cepat keluar!
Haha..Jinhee hingga nggak berani ngomong. Ternyata Hiso cuma berakting. Ia bahkan menanyakan aktingnya sambil senyum. Jinhee masih risau nggak ngerti sama apa yang Hiso lakukan tadi.
Hiso nyuruh Jinhee untuk tiba ke Rubato kalo pingin ngamuk lagi.
Setelah Hiso pergi, Jinhee duduk di wilayah Hiso tadi dan nangis.

Hiso sedang dirias. Soyoung tiba dan ngasih Kopiko. Hiso makan satu dan berkat itu ia nggak ngantuk lagi. Soyoung memuji akting Hiso tadi. Hiso merasa kalo keren itu di saat seseorang sanggup berdialog secara rasional. Dan Jinhee nggak sanggup begitu. Makanya ia bersikap menyerupai dia.
Soyoung minta penata rias biar jangan terlalu tebal alasannya merupakan Hiso akan menghadiri festival seni untuk pelukis.

Hiso kemudian sanggup telpon dari pengacara Choi yang melaporkan apa yang didapatkannya ihwal Jakyung. Ia menyimak seluruhnya dalam perjalanan. Nggak ada yang istimewa. Hanya ihwal pekerjaannya selama 10 tahun ini dan Jakyung memang orang yang sarat tanggung jawab.
Setelahnya Hiso minta Pak Kim biar jangan ngasih tahu kemana ia pergi ke siapapun tanpa seijinnya. Ia mengungkit kalo Jakyung bilang pak Kim yang ngasih tahu kalo ia pergi ke ibunya Ji Won, eh ke Seongbuk-dong beberapa hari lalu.
Pak Kim membantahnya. Ia mengaku nggak pernah nhadjg alamat apapun. Pun ia nggak mungkin membocorkan keterangan tanpa seijinnya. Hiso nggak bicara lagi. Jelas-jelas di saat itu Jakyung bilang kalo ia sanggup alamatnya dari pak Kim.
Bersambung…