Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 6 Part 3, Untuk cari daftar recap ada lho gaes pada tulisan yang ini. Tetapi bab yang lain seumpama Episode Sebelumnya ada disini.
Ji Young duduk di meja kerjanya di rumah. Jakyung mengirim pesan. Aku akan pergi dari sini sesuai kemauanmu. Namun, saya ingin bicara sesuatu untuk kali terakhir. Datanglah ke parkiran. Kamu sanggup melakukan itu, bukan?
Ih Ji Young sakit kepala banget kayaknya. Dia minum kemudian meriksa Hiso di kamarnya. Setelah menentukan kalo beliau sudah tidur, ia pun pergi ke parkiran. Nggak disangka Jakyung juga mengirim pesan ke Hiso. Samonim, kelihatannya saya memang lebih baik pergi dari sini. Namun, saya ingin menyodorkan salamku kepadamu sebelum pergi. Aku akan menunggumu di parkiran.
Jakyung masuk ke kendaraan beroda empat Ji Young. Aku akan menurutimu. Aku akan pergi. Kamu mau ke mana? Tanya Ji Young. Jakyung akan kembali ke Kanada.
Wanita itu…Kang Jakyung yang asli. Pastikan beliau menutup mulut. Jakyung menenangkan. Jangan khawatir. Aku akan kembali seolah nggak ada yang terjadi. Ia kemudian mendekat ke Ji Young dan mau menciumnya namun Ji Young menolak. Kamu mau apa?
Hiso datang. Ji Young pribadi sembunyi namun Hiso semakin mendekat. Nggak mau Ketahun, Ji Young juga menawan Jakyung untuk sembunyi. Akhirnya ia keluar dengan argumentasi ketinggalan sesuatu di mobil. Udaranya dingin. Ia merangkul Hiso pergi dari sana namun Jakyung malah menyalahkan klakson. Hiso kembali mendekat. Dih Ji Young tegang banget.
Mendadak suster Emma nelpon. Dan demi meyakinkan Hiso, Ji Young menyalakan mobilnya pakai kunci otomatis. Ini kendaraan beroda empat untuk aktivitasku, jadi, sudah kuatur.
Hiso menjawab telpon suster Emma dan pergi dari sana. Aku akan ikut acaranya.
Jakyung berdiri di belakang Hiso. Hiso berbalik sehabis selesai telponan. Apa yang akan kau lakukan? Tanya Hiso. Kamu terusik denganku, bukan? Tanya Jakyung balik. Maka, saya lebih baik nggak ada di sini. Karena itu, saya akan mengundurkan diri. Kamu sedang mengandung, bukan? Selamat atas kehamilanmu. Semoga kau sanggup melahirkan anak yang sehat.
Hiso menanggapinya ragu. Apa kau lapang dada dengan perkataanmu? Jakyung membenarkan. Karena saya tahu nyawa seseorang dalam diri kita yakni berkat. Sebelum pergi, saya ingin memberitahumu sesuatu. Hiso mengaku nggak ingin mendengarnya. Pecahnya keyakinan memang seram. Kita akan terus curiga dengan apa pun ucapan orang itu. Aku nggak ingin lagi curiga berlebihan kepadamu. Karena pikiran tergangguku sanggup hingga ke anakku nanti. Karena kehidupan yang sungguh bermanfaat sudah tiba kepadaku, saya mesti berhati-hati. Pemikiran dan pembicaraan yang baik. Sebagai ibu mesti berani memilihnya. Apa yang ingin kau katakan perlu kudengar sekarang? Coba fikirkan itu selaku sesama wanita.
Jakyung terdiam. Ia merasa nggak sanggup mengatakannya. Aku beri tahu lain kali. Aku pergi.
Hiso berbalik sehabis beberapa langkah Jakyung. Terima kasih. Karena mau mengerti. Terima kasih juga dikarenakan sudah mengasihi Hajun selama ini.
Jakyung cuma mengangguk kemudian pergi.
Jakyung beneran mau pergi. Sambil menawan kopernya ia mendongak ke kamar Hajun. Hajun, ibu masih hidup. Tunggulah sebentar lagi.
Pada di saat itu Hiso duduk di meja riasnya dengan tangan yang menjamah perut.
Suster Emma menggenggam tangan Seohyun. Apa kita sanggup lanjut? Seohyun mengiyakan. Suster Emma bangun dan berdiri membelakanginya. Kalo kau sanggup kembali ke hari itu, apa yang ingin kau lakukan
Bila saya sanggup kembali ke hari itu, saya akan menghasilkan keputusan yang sama. Karena saya terlahir, dididik, dan hidup seumpama itu. Selain dia, saya sudah punya segalanya. Aku mendatangimu bukan untuk mencari respon atau keselamatan. Aku cuma butuh seseorang untuk menyimak diriku yang sesungguhnya. Tolong dengarkan saja…ceritaku ini.
Suster Emma tersenyum kemudian duduk. Seseorang cuma sanggup diselamatkan oleh dirinya sendiri.
Seohyun melanjutkan ceritanya sambil mengingat hari itu. Dua tahun lalu. Itulah kali terakhir saya melihatnya.
Kepala Joo tiba bareng seseorang. Dia sudah datang, Bu. Ia kemudian pergi setelahnya. Seohyun berbalik dan melihatnya. Orang itu yakni Choi Suzy. Keduanya saling memandang dengan perasaan haru.
Keduanya berlangsung bersama. Aku merindukanmu. Walau kami berdua di saat itu, nggak ada yang curiga dengan kami. Mereka berpikir bahwa kami hanyalah sobat biasa. Suzy menggenggam tangan Seohyun namun Seohyun menawan diri. Suzy kemudian membelai rambutnya.
Apakah arti orang tersebut dalam hidupmu? Tanya suster Emma. Seohyun menjawab sambil nangis. Mine. Dia yakni milikku. Suster yakni orang pertama yang mendengar pengakuanku perihal dia. Karena saya sudah sanggup bercerita perihal dirinya kepadamu, mungkin inilah saatnya bagiku… untuk melepaskannya. Suster Emma mengangguk membenarkan.
Jinho sedang melakukan panggilan video dengan pacarnya. Benarkah? Kamu melakukan itu? Tanya Jinho. Pak Han, saya sungguh merindukanmu. Kata pacarnya. Ya. Aku juga merindukanmu. Berapa usang lagi saya mesti menunggu? Tanya pacarnya. Tunggu sebentar lagi. Cepat tunjukkan wajah tampanmu. Jinho mengangkat ponselnya. Seperti ini cukup? Kamu ganteng sekali.
Mendadak Seohyun melalui dan mengambil minum. Jinho pribadi menaruh ponselnya terbalik. Pak Han? Gelap sekali. Aku nggak sanggup melihatmu. Apa kau di dalam bioskop? Teleponnya terputus?
Kalung berlian biru itu kini ada di tangan kepala Joo. Ia mencobanya namun secara tiba-tiba Jinho masuk. Ada yang ingin kutanyakan. Kepala Joo, apa kau tahu ada masalah apa… dengan Bu Jung? Jinho menyaksikan kalung itu. Kepala Joo memberi tahu kalo itu bukan dia.
Hiso masuk ke kamar Jakyung. Kamar itu kosong sekarang.
Hajun dalam perjalanan bareng ayahnya. Apa Nona Kang menyampaikan sesuatu kepadamu di saat beliau pergi? Tanya Ji Young. Dia nggak menyampaikan apa pun. Jawab Hajun. Ji Young menenangkan. Kita akan mencari guru yang lain. Nona Kang akan keluar dari rumah.
Siapa ibuku yang sebenarnya? Tanya Hajun. Dia sudah meninggal. Dia ada di surga. Hajun nggak percaya. Jangan berbohong. Dia belum meninggal, bukan? Ji Young menghadapinya dengan tenang. Berita itu ditulis dengan seenaknya saja. Han Hajun. Nenek juga bahu-membahu bukan ibuku yang asli. Ibu kandungku sudah meninggal, sama seumpama ibumu. Tuhan akan mengambil sesuatu dari kita yang terlahir berlainan dari yang lain. Namun pada akhirnya, kau punya yang tak dimiliki ayah, yakni ibu yang seumpama ibu kandung. Hajun, ibumu sedang mengandung adikmu. Kamu dan ayah mesti melindungi adikmu. Apa kau mengerti? Hajun mengangguk mengiyakan.
Ji Young pulang bareng Hajun. Hiso bangun mrnyambut keduanya. Ji Young naik duluan. Hiso juga nyuruh Hajun untuk mandi. Mendadak Hajun meluk Hiso sambil nangis. Ibu. Jangan pernah membuangku. Hiso nggak ngerti. Apa maksudmu?
Aku cuma punya Ibu dalam hidupku. Ibuku di semesta ini, hanyalah Ibu seorang. Ibu juga cuma punya kau di semesta ini. Hiso mengiyakan. Ibu serius. Ibu sanggup 100 kali berjanji. Hajun kembali melanjutkan. Aku paling menyukaimu di dunia ini. Kalo saya sanggup memutar kembali waktu yang ada, saya ingin lahir dari perutmu. Dari detik pertama, saya ingin berada bersamamu. Ibu. Kalo adikku lahir nanti, saya akan memberi beliau susu dan bermain dengannya. Aku akan mengajarinya dan melakukan semua untuknya. Ibu nggak boleh sakit. Ya? Hiso mengangguk mengiyakan kemudian kembali meluk Hajun.
Acara amal Ilsin yayasan kemakmuran Daoom
Hiso sedang bermain bareng anak-anak. Tim humas menelpon dan melapor sumber gunjingan tempo hari. Lee Hyejin. Hiso syok. Ia ingat malam itu Ji Young bilang ibu kandung Hajun sudah meninggal. Namanya yakni Lee Hyejin.
Seohyun mempertimbangkan apa yang Ji Young katakan. Kita kelihatannya menjadi lebih bersahabat dikarenakan sudah membuatkan diam-diam yang serupa besarnya. Juga apa yang Hiso katakan. Setelah saya masuk ke keluarga ini, saya sungguh bergantung kepadamu. Tolong bantu saya juga ke depannya.
Ia kemudian nyuruh sekretarisnya untuk membatalkan semua jadwalnya hari ini. Telepon Soyoung, cari tahu di mana Hiso sekarang.
Seohyun tiba sendiri ke sana dan menemui Hiso. Aku…akan memberitahumu kebenaran pahit. Apa kau sanggup terima? Hiso mengiyakan. Beri tahu aku. Kita nggak sanggup menyingkir dari kebenaran selamanya. Aku ingin terus maju. Aku juga mengenali sesuatu. Lee Hyejin, perempuan yang melahirkan Hajun, masih hidup.
Seohyun melanjutkan, Lee Hyejin itu yakni guru les Hajun, Kang Jakyung. Hiso semakin syok. Sampai sesak. Suster Emma menghampiri mereka dan tersenyum pada keduanya.
Nggak usang kemudian Jakyung juga datang. Hiso menghampirinya marah. Jakyung sendiri malah tersenyum sombong. Annyeong haseyo, Lee Hyejin imnida.
Hiso yang sungguh murka pribadi memberinya tamparan keras.
Ada orang lain lagi yang jatuh bareng Hiso. Suster Emma menyaksikannya. Ketika pertama kutemukan, keduanya terkapar di lantai. Namun, di saat saya kembali…
Bersambung…
