Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 7 Part 1, Apakah Kalian mencari daftar full recapnya gaes? Yuk baca tulisan yang ini. Sedangkan untuk mencari part sebelumnya Episode Sebelumnya ada disini.

Kepala Joo menjajal menyatukan foto yang dirobek sama ibu. Kayak main puzzle. Dan setelah seluruhnya menyatu beliau malah jadi terkejut banget. Itu merupakan foto Jakyung yang lagi sama Ji Young.



Jakyung memperkenalkan diri selaku Lee Hyejin dan pribadi sanggup sambutan berupa tamparan dari Hiso. Biarpun begitu Hyejin masih tersenyum. Aku dipanggil kemari hari ini, namun malah disambut dengan absurd menyerupai ini.
Inikah identitasmu yang sebenarnya? Tanya Hiso. Kau menjadi anggota di sini untuk mengikutiku dan putraku? Jakyung heran dengarnya. Putramu? Enggak! Yayasan inilah yang pertama menampungku dan Hajun. Aku cuma membalas budi saja.
Kenapa kau mendatangi rumah kami? Tanya Hiso. Jakyung menjawabnya dengan memandang Hiso tajam. Untuk mengambil milikku. Kamu lindungi saja anakmu. Aku juga akan melindungi anakku. Tahukah kau kalo saya berupaya melindungi anakmu juga?
Hiso mulai sesak. Seohyun membawanya pergi. Dan sebenarmya Hyejin juga merasa sungguh takut.

Di kendaraan beroda empat Hiso masih nangis. Seohyun sedang nelpon. Panggil Dokter Hwang ke Rubato dalam satu jam. Ia kemudian menyaksikan tangan Hiso gemetar kemudian menggenggamnya.



Jinho menyaksikan berlian biru punya ayah dan teringat apa yang kepala Joo katakan padanya. Kalo kau melapor ke polisi, ini akan diterbitkan di koran. Bagaimana seandainya…itu menghasilkan keluargamu terlibat investigasi pajak? Kemudian polisi memperoleh surat perintah, dan brankas milik eksekutif digeledah?
Ia kemudian manggil kepala Joo untuk membuka wilayah penyimpanan pelengkap di sana. Siapa sangka ternyata ada ruang lain lagi di dalamnya. Kepala Joo melarang Jinho untuk masuk tetapi Jinho bersikeras masuk.
Ternyata di dalamnya sungguh luas. Jinho masuk ke suatu ruangan. Ada banyak foto ibunya Ji Young di dalamnya. Ada piringan hitam. Jinho memainkannya dan menyaksikan foto-foto ibunya Ji Young lewat pantukan proyektor.
CINTA HANYALAH MIMPI
Di rumah sakit ayah tersenyum seakan juga menyimak lagunya.

Hiso diinfus di rumah. Pikirkan saja Hajun dan dirimu. Sebagai gantinya, saya akan menurutimu. Saran Seohyun. Hiso menolak. Ini masalahku. Aku mesti mengurusnya. Seohyun menggenggam tangan Hiso. Kondisimu nggak memungkinkan dikala ini. Kamu sedang berbadan dua. Aku akan menemuinya. Kamu mesti menyeleksi yang mana yang mesti dilindungi dan dilepaskan. Kamu tak boleh lemah. Hiso nangis.

Hyejin sedang di jalan. Seohyun menelponnya dan memintanya ketemu. Aku memang sedang menuju rumahmu. Kata Hyejin. Seohyun melarang. Aku perlu memutuskan sesuatu apalagi dahulu. Aku hubungi nanti. Aku akan tentukan tempatnya. Jangan lancang menginjakkan kaki tanpa seizinku di rumahku.

Seohyun tiba ke wilayah nyonya Iyeon dan berteku dengan kepala pembantu di sana. Kamu tahu alasanku di sini, bukan? Kang Jakyung orisinil yang lima tahun kemudian menjadi guru les di sini. Di mana dan sedang apa dikala ini?


Di jalan Seohyun nelpon pengacara Choi. Kupanggil Kepala Pembantu Iyeon dan Kang Jakyung orisinil selaku saksi pemalsuan dokumen dan penipuan.
Mendadak Seohyun menyaksikan seseorang di jalan. Dia minta sopir untuk memelankan mobilnya. Ternyata orang itu merupakan Suzy. Nampak kerinduan di mata Seohyun. Suzy berhenti untuk nelpon. Orang yang ia telpon merupakan Seohyun.
Nggak tahu kenapa Seohyun mengabaikannya dan mereka pun melanjutkan jalan masing-masing.

Kepala Joo ikut masuk ke ruangan itu. Melihat benda-benda yang ada di sana ia pikir semua barang itu milik ibu kandung Han Ji Young. Jinho minta kepala Joo untuk mengakibatkan itu belakang layar mereka. Kepala Joo mengiyakan. Habis itu ia mesti secepatnya pergi alasannya merupakan dipanggil sama ibu.
Hari ini ibu latihan menyanyi di kamar alasannya merupakan Nodeok nggak ada. Jinho melihatnya dari luar dan merasa kalo ibu kesepian.


Seohyun berada di galeri. Sekretarisnya tiba bareng Kang Jakyung yang sebenarnya. Mereka kemudian bicara di wilayah lain. Aku sering mendatangi Kanada alasannya merupakan belum dewasa tinggal di sana. Saat itulah saya berjumpa Hyejin. Dia gadis yang baik. Aku boleh tinggal gratis di rumah keduanya di Montreal selama setahun. Saat itulah saya mengetahui masa lalunya. Dia cuma ingin dibantu mencari anaknya. Karena itulah saya membantunya. Dia cuma perlu berganti identitas selama satu tahun. Jakyung bercerita sambil nangis.
Seohyun menghela nafas kemudian bangkit. Sekretarisnya menghampiri Jakyung dan mempersilakannya untuk pergi.

Penjaga di rumah nelpon Seohyun. Nona Kang tiba, Bu. Dia ingin menemuimu. Namun, Pak Han Ji Young memerintahkan kami untuk melarangnya masuk. Aku mesti bagaimana? Tanya penjaga bingung. Biarkan beliau masuk. Suruh beliau menanti di lobi. Perintah Seohyun.

Hiso masih nggak tenang. Ingat dikala pertama kali Hyejin tiba mengaku Kang Jakyung. Halo, namaku Kang Ja-kyeong. Tolong rawat anakku dengan baik. Pinta Hiso. Aku akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Janji Hyejin kala itu.
Dan perdebatannya dengan Ji Young. Jangan terlalu khawatir. Ada Nona Kang sekarang. Dia lapang dada terhadap Ha-joon. Yang benar saja. Apa maksudmu saya menipumu dan menenteng perempuan itu?
Seohyun pulang.


Di kantor Ji Young sedang menyaksikan grafik. Guru lesnya Hajun nelpon. Lah ternyata nama kontaknya belum diganti. Meski malas ia tetap mengangkatnya. Semua sudah berakhir. Istrimu sudah tahu siapa saya sebenarnya. Kata Hyejin yang saat itu juga itu menghasilkan Ji Young tegang.


Seohyun hingga rumah. Yuyeon menyambutnya di depan pintu. Nona Kang sedang menunggumu di lobi. Kata Yuyeon. Kepala Joo juga tiba dan sanggup tatapan tajam dari Seohyun. Kamu kembali lebih cepat, Bu. Sapa Kepala Joo. Seohyun nyuruh Yuyeon pergi.
Dih, kepala Joo nampak tegang. Antar Nona Kang ke ruang kerjaku dalam 15 menit. Siapa pun dihentikan masuk. Suruh Seohyun. Baik, Bu. Aku mengerti. Kata Kepala Joo dan berbalik.
Kamu juga akan rekam obrolan kami dan mengirimkannya ke Han Ji Young? Tuduh Seohyun. Bila kau berpikir begitu, kau sanggup masuk sebentar. Lanjutnya sambil nyerahin tasnya ke kepala Joo.


Di tangga Seohyun ketemu sama Jinho. Jung Daepyo, apa ada masalah? Tanyanya. Ih sama istri kok manggilnya Daepyo ya… . Wajahmu terlihat murung. Soal Suster Emma… . Tolong buat akad dengannya. Aku akan ke sana.bAku akan berkonsultasi.
Seohyun terhenti. Jangan diskusikan saya dengannya. Jinho heran. Lantas kenapa kau memperkenalkannya kepadaku? Seohyun berpesan pada Jinho: Jaga baik-baik privasimu untuk memperbesar bisnismu. Jangan mengatakan duduk kendala pribadi ke mana-mana. Tokoh agama sepertinyabmenjadi yang paling kondusif bagi kita.
Seohyun mau pergi tetapi Jinho kembali menahan. Hei, Jung Daepyo. Haruskah saya memberitahumu suatu fakta yang sungguh mengejutkan? Seohyun menghela nafas kesal. Dih, lagi tergesa-gesa juga. Aku nggak tahu seberapa mengejutkannya itu, namun bukankah kau lebih baik diam? Simpan saja sendiri. Ini sungguh mengejutkan. Seohyun nggak peduli dan meninggalkannya.


Hyejin masuk ke ruangan Seohyun dengan dikirim sama Kepala Joo. Seohyun berbalik. Kepala Joo kemudian pamit dan pergi. Ih hingga di luar beliau pusing.
Keduanya duduk berhadapan. Apa maumu? Tanya Seohyun. Hajun. Jawab Hyejin mantap. Aku ingin membawanya pergi. Seperti yang kau lihat, saya nggak mati. Aku pergi meninggalkan anakku dikala berumur 18 bulan di sini. Kukira beliau akan lebih baik bila dibesarkan selaku pangeran Hyowon, ketimbang bersamabibu tunggal miskin sepertiku.
Lalu kenapa kau berganti pikiran? Tanya Seohyun nggak paham. Nggak ada yang berubah.
Hyejin dengan muka murung melanjutkan. Karena dikala itu saya salah…dan dikala ini saya benar. Aku ingin meluruskan itu. Aku akan mengambil kembali anakku.
Kamu tahu itu tidak mungkin. Kata Seohyun. Hyejin nggak kalah yakin. Akan kubuat mungkin. Seohyun meyakinkan kalo itu nggak akan terjadi. Apa hakmu berkata menyerupai itu? Tanya Hyejin. Apa hakmu juga berkata menyerupai itu? Tanya Seohyun balik.


Suara Hyejin mulai meninggi. Dia merupakan anak yang kukandung dan kubesarkan selama 18 bulan. Apa saya tak mempunyai hak? Teganya kau berkata begitu kepadaku.
Kamu mau menempuh jalur hukum? Tantang Seohyun sambil senyum. Hyejin sama sekali nggak takut. Aku bagai Daud melawan Goliat, namun nggak ada pilihan. Ini sebaiknya sudah kulakukan enam tahun lalu.
Seohyun nggak kalah yakin. Kamu menggunakan identitas Kang Jakyung dan menghasilkan hidup palsumu dengan itu. Aku punya bukti bahwa kau perlu diasingkan dari masyarakat. Kamu masih bernyali melawan kami? Kamu…seorang kriminal.
Hyejin mulai terpojok. Bisakah kau memihakku? Bisakah kau memihakku selaku ibu kandung anak itu? Aku sudah menghasilkan suamimu menjadi pimpinan Grup Hyowon. Seohyun nggak peduli. Itukah kesepakatanmu…dengan Han Ji Young dan ibu mertuaku? Aku sama sekali nggak berhasrat memihakmu. Aku nggak ada dalam persetujuan itu.
Perlukah kubongkar pada seluruh dunia…perlakuan Hyowon kepadaku? Ancam Hyejin. Seohyun mempersilakan. Aku akan membongkar pada seluruh dunia bagaimana kau membohongi kami untuk masuk ke tempat tinggal ini. Tentu dengan Han Ji Young.


Hyejin mengungkit kalo Han Ji Young merupakan keluarga Hyowon. Bukankah beliau mesti dilindungi? Seohyun pikir siapa saja mesti bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Aku dan Hiso sudah tertipu olehnya. Hyejin berupaya untuk menahan kemarahannya. Kamu nggak boleh memperlakukanku menyerupai ini. Aku bahkan nggak tahu…apa yang sanggup kulakukan nanti. Aku kemari bukan selaku Kang Jakyung atau Lee Hyejin. Aku kemari selaku ibunya Hajun.
Seohyun memperingatkan kalo Hiso sedang mengandung sekarang. Apa kau nggak ingin bermain secara adil? Apa kau sungguh ingin melawan seorang ibu hamil? Hyejin berpikir lain. Karena itulah saya akan menenteng Hajun. Dia sudah punya anaknya sendiri. Kami bertanggung jawab atas anak masing-masing. Aku pun masih menjadi guru les Hajun menurut kontrakku. Hajun akan secepatnya pulang. Aku mesti kembali ke sana.
Hyejin mau bangun tetapi Seohyun menahannya. Sudah kukatakan kalo kau nggak sanggup berada di sini tanpa izinku, bukan? Keduanya saling memandang tajam.

Ji Young sedang dalam perjalanan pulang. Penjaga menelponnya. Dengar, Pak. Sudah kukatakan beliau nggak boleh masuk lagi, bukan? Siapa? Seohyun? Ia melonggarkan dasinya. Ih, gerah…😅

Hiso yang masih diinfus merasa nggak tenang. Ia bangun dan mencabut selang infus di tangannya. Ih simpel banget ya. Kan ada jarumnya. Lihat doang rasanya nyeri.



Ji Young pulang dan tersenyum padanya. Aku kembali lebih singkat alasannya merupakan kondisimu nggak baik. Aku dan Soyoung senantiasa siap 24 jam untuk apa pun.
Hiso bangun dan membalik tubuh Ji Young yang membelakanginya. Bukankah ibu kandung Hajun sudah meninggal? Kamu sendiri yang menyampaikan itu. Namun, bagaimana perempuan itu sanggup kemari? Bahkan menjadi guru les Hajun?
Ji Young menanggapinya dengan santai. Aku takut kau terkejut, jadi, kurahasiakan. Aku pikir beliau sudah mati. Apa maksudmu? Tanya Hiso nggak paham. Ji Young menjelaskan; Aku sedang kuliah di luar negeri. Aku tahu semua dari Ibu bahwa saya punya seorang anak dan ibunya sudah meninggal. Aku pun sungguh risau dan menggila alasannya merupakan ini.
Hiso kian putus asa dengarnya. Dia yang melahirkan Hajun! Mustahil kau nggak tahu wajahnya! Ji Young berlagak nggak tahu. Dia cuma perempuan yang kupacari sebentar dikala berkuda. Aku masih muda dan bodoh. Saat kali pertama beliau kemari, saya nggak mengenalinya. Sungguh.
Hiso masih nggak percaya. Apa menurutmu itu masuk akal? Kamu pernah mencintainya. Ji Young membantah. Nggak sama sekali. Walaupun saya aib mengakuinya, hubunganku dengannya cuma sementara. Aku juga mencari tahu alasannya merupakan kau terus curiga. Dan dikala itulah saya gres mengetahui siapa beliau sebenarnya.

Ji Young menaruh tangannya di lengan Hiso. Aku saja sekaget ini, apa lagi kau? Karena itulah saya memintanya pergi. Aku mesti melindungimu. Hiso masih kesal. Kamu memisahkan Hajun dari ibunya dan menggandakan kematiannya.
Ji Young masih berkelit. Aku nggak tahu soal itu. Bukan saya pelakunya. Hiso menekankan kalo perempuan itu…ibu kandungnya Hajun. Ji Young memotong, Hiso, ibunya Hajun merupakan kamu. Kita mesti egois biar sanggup melindungi anak kita. Dia cuma ingin balas dendam. Kamu nggak boleh percaya apa pun ucapannya. Sadarlah!

Hiso menyingkirkan tangan Ji Young dan diduk di tepi wilayah tidur. Biarkan saya sendiri. Aku mesti menjernihkan pikiranku. Keluarlah.
Ji Young nggak maksa lagi dan keluar.
Bersambung…