Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 7 Part 3, Jika Kalian ingin tahu daftar lengkapnya ada di tulisan yang ini. Sedangkan untuk tahu cara membaca Episode Sebelumnya ada disini.
Hiso sedang memeriksakan kandungannya ditemani Hajun. Ia menggenggam tangan Hajun. Hajun, itu adikmu.
Adikku itu perempuan atau laki-laki? Tanyanya pada dokter yang memeriksa. Entahlah. Kira-kira apa jenis kelaminnya? Tanya dokter pada Hajun.
“Aku berharap ia perempuan.”
Dokter tersenyum. Dia niscaya sungguh baik kalo menyerupai dengan ibumu.
Hyejin merasa resah di kamarnya. Ia kemudian mengirim pesan pada Hajun. Hajun, ibu sedang… nggak jadi. Hajun, ibu guru sedang di Cadenza. Ibu guru merindukanmu.
Mendadak Ji Young nelpon. Kenapa kau masih bertahan di sana? Tanya Ji Young sinis. Kita mesti mengatakan empat mata. Aku akan ke kantormu. Kata Hyejin kemudian menutup telponnya.
Ji Young termangu setelahnya. Ingat pembicaraannya dengan ibu sebelum Hyejin datang. Wanita yang melahirkan Hajun akan tinggal di rumah ini.
Siapa yang mau kemari? Tanya ibu nggak ngerti. Ji Young melanjutkan. Aku akan menuruti kehendak Ibu, jadi, tolong bantu aku. Hiso nggak boleh tahu soal ini.
Apa maksudmu sebenarnya? Tanya ibu lagi masih nggaj paham. Apa kau sudah gila? Ji Young memandang ibu. Aku percaya ia akan berkembang dengan baik kalo dibesarkan oleh ibu kandungnya. Dia juga merindukan Hajun. Bila Ibu tutup mulut, nggak akan terjadi masalah.
Ji Young berbalik dan berlangsung beberapa langkah. Ibu memanggil. Apa kau akan meminta hal serupa terhadap ibu kandungmu? Ji Young berbalik dan kembali memandang ibu. Kalo kau merupakan ibu kandungku, saya nggak akan menjadi menyerupai ini.
Hyejin hingga di perusahaan dan ketemu dengan Ji Young. Kamu meremehkanku? Tanya Ji Young. Hyejin membantah. Kamu membuatku merinding. Sangat menakutkan.
Bukankah saya sudah mengusirmu dari rumahku? Ungkit Ji Young. Kalo kau butuh uang, saya akan menampilkan sebanyak apa pun.
Berapa banyak kali ini? Tantang Hyejin. Aku bukan Lee Hyejin dari enam tahun lalu. Kamu pikir sanggup mengusirku dengan uang? Ji Young membenarkan. Ya, saya percaya bisa. Kamu menukar anakmu demi uang. Teganya kau berkata begitu.
Kamu nggak ingat bagaimana saya diperlakukan? Ungkit Hyejin. Berhenti membahas yang nggak kuingat. Bentak Ji Young. Hyejin juga jadi membentaknya. Di sanalah semua berawal!
Ji Young bangkit. Lakukanlah sesukamu. Kebaikanku padamu selaku perempuan yang melahirkan anakku akan menghilang menyerupai asap. Kamu sendiri yang mendatangiku alasannya merupakan merindukan Hajun. Kamu memintaku memecat guru lesnya dan bilang akan terus mengasuhnya saja. Aku sudah salah alasannya merupakan nggak sanggup menolak permintaanmu di saat itu.
Hyejin mendekat. Jadi, di sini cuma saya yang bersalah? Kamu bebas begitu saja? Kamu sendiri yang ingin memecat guru les itu.
Hentikan kini juga. Pinta Ji Young. Hyejin menolak. Nggak. Aku nggak bisa. Nggak akan pernah. Ji Young mendekat dan memberinya peringatan. Kamu sanggup mati. Kamu bisa…benar-benar mati kali ini. Hyejin ikut mendekat seakan nggak takut. Aku nggak akan mati sendirian. Ji Young kembali memperingatkan. Ini perayaan terakhirku. Jangan membuatku murka lagi.
Hiso makan bareng Hajun di luar. Ada konsumen Hiso di erat mejanya dan memuji kecantikannya. Ayamnya sudah datang. Hiso nyuruh Hajun untuk menikmatinya. Keluarga kita terlalu disiplin, ya? Tanya Hiso.
Kenapa? Tanya Hajun sambil makan. Nggak boleh pesan jajangmyeon dan ayam. Hajun membenarkan. Padahal jajangmyeon dan ayam goreng merupakan kuliner kesukaanku. Katamu suka galbi-jjim? Goda Hiso.
Itu salah satu kuliner Ibu yang kusukai. Jajangmyeon dan ayam goreng terasa lezat alasannya merupakan nggak mudah kudapatkan. Makanya terasa lebih enak. Hiso mencubit pipi Hajun gemas. Bagaimana sanggup selera makananmu sama dengan ibu?
Hajun nyuruh Ibunya untuk makan juga. Jangan biarkan adikku mencium kedaluwarsa ayam saja. Hiso mengiyakan.
Habis makan keduanya pulang sambil gandengan tangan. Sesaat Hiso berhenti dan memandang Hajun. Hajun. Ibu memang…nggak mengandungmu dalam perut ibu menyerupai adikmu di saat ini. Namun, sejak ibu di perut nenekmu, ibu sudah ditakdirkan untuk berjumpa denganmu. Itu yang ibu rasakan di saat pertama melihatmu.
Nado. Aku mencicipi yang serupa di saat pertama menyaksikan Ibu. Aku sungguh senang. Kata Hajun. Apa kau ingat di saat kali pertama berjumpa ibu? Tanya Hiso nggak nyangka. Kamu gres berumur tiga tahun di saat itu. Hajun membenarkan kalo ia ingat.
Kalo gitu…apakah kau juga mengingat tampang ibu…yang melahirkanmu? Tanya Hiso ragu. Hajun juga ragu mau jawabnya Aku ingat aromanya saja. Awalnya saya nggak mengenalinya. Namun… di saat saya terjatuh dari kuda, ia memelukku untuk beberapa saat. Aku menjadi teringat…dengan aromanya.
Hajun nangis. Maafkan aku, Ibu. Bisakah kau nggak tidak senang Nona Kang Jakyung? Kumohon…jangan mengusirnya, Ibu. Hiso pribadi meluk anaknya. Kamu niscaya merasa sungguh sedih selama ini. Kamu nggak sanggup kisah terhadap siapa pun. Kamu nggak boleh begitu. Bukankah kau berjanji nggak akan merahasiakan apa pun dari ibu?
Sama penjaga Hyejin nggak diijinkan untuk masuk. Dia protes sambil nangis-nangis di luar. Kenapa saya nggak boleh masuk? Kenapa? Kenapa saya nggak boleh masuk? Aku…Hajun…
Pak Kim dan Kyunghyee tiba membawakan barangnya. Saat itu juga Hyejin menjadi lemas.
Penjaga tadi menghadap Seohyun bareng kepala Joo. Pak Ji Young tetap teguh ihwal ini, jadi, saya nggak punya pilihan, Bu. Walau saya sudah berkata bahwa kau sudah memindahkannya, katanya, selaku ayah Hajun, ia nggak akan pernah mengizinkannya masuk. Dia sungguh emosi tadi.
Seohyun nggak habis pikir. Kamu nggak punya pilihan. Penjaga pintu membenarkan dan meminta maaf.
Seohyun menghela nafas. Terima kasih atas pelayananmu. Tim SDM akan secepatnya menghubungimu. Mulai hari ini, kau dipecat. Ia kemudian pergi setelahnya. Kepala Joo bingung.
Hyejin masih menanti di luar. Hiso tiba bareng Hajun. Ia turun dari kendaraan beroda empat dan menghampiri penjaga. Kenapa ia di luar sini? Tanya Hiso. Pak Ji Young melarangnya masuk. Jawab Penjaga. Hiso memerintahkannya untuk mengirim ia masuk dengan terhormat.
Awalnya penjaga mau menolak. Hiso membentaknya. Kamu nggak dengar? Aku yang mau bertanggung jawab. Cepat laksanakan perintahku.
Hiso duduk di sofa di rumahnya. Hyejin menghampirinya. Han Ji Young. Pria itu. Dia yang membiarkanku masuk. Hiso masih nggak percaya. Jangan berbohong. Dia berkata kau sudah menipunya. Dia nggak mungkin membiarkanmu masuk begitu saja.
Hyejin merasa nggak habis pikir pada Hiso. Apa kau terlalu polos? Atau terlampau banyak membaca skrip drama? Apa ia berkata saya mengoperasi wajahku menyerupai dalam drama? Atau saya cuma cinta semalam yang bahkan ia nggak ingat wajahnya? Samonim. Seo Hiso-ssi. Kamu sudah…benar-benar tertipu olehnya.
Hiso masih nggak sanggup mempercayainya. Kamu cuma ingin membuatku kacau, kan?
Kamu yang membiarkanku masuk hari ini. Ungkit Hyejin. Pria itu sudah menghalangiku untuk masuk ke tempat tinggal ini. Han Ji Young niscaya takut saya akan mengatakannya kepadamu.
