Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 9 Part 2, Apabila ingin tahu daftar lengkapnya Kalian sanggup cek di tulisan yang ini. Untuk memperoleh full episode part dari Episode Sebelumnya ada disini.
Hyejin sedang berkuda. Ingat apa yang dibilang Seohyun padanya. Bukan keluarga kami yang meniru kematianmu, melainkan Han Ji Young. Ibu mertuaku bukan tipe orang yang sanggup bertindak hingga sedetail itu.
Dia pelakunya? Tanya Hyejin geram. Benar, Han Ji Young. Jadi, balas dendamlah pada Han Ji Young saja, jangan libatkan keluarga kami.
Hiso sedang membaca buku wacana bimbingan kehamilan. Ji Young pulang kemudian duduk di depannya. Apa kau baik-baik saja? Tanya Hiso kemudian menaruh bukunya. Apa maksudmu? Tanya Ji Young balik.
Apa perasaanmu baik-baik saja setelah semua yang terjadi? Tanya Hiso. Aku ingin tau mengapa Ayah nggak memilihmu selaku pewaris. Mungkinkah…ada rahasia lain yang kau sembunyikan dariku?
Hiso bangkit. “Seiring usia, siapa saja memiliki cara berpikir yang berbeda. Karena anak muda belum pernah menjadi tua, mereka tak mengerti. Orang yang sudah renta sudah lupa akan masa muda mereka sehingga mereka nggak mengerti perasaannya. Ketika maut mendekat, semua sanggup menyaksikan kehidupan lain dengan jelas.” Inilah kata-kata terakhirku di saat pensiun sebelum saya menikah denganmu. Mau tahu lanjutannya? “Karena itulah banyak surat wasiat yang nggak sesuai dengan fatwa orang renta tersebut.”
Hiso duduk di sebelah Ji Young dan menatapnya. Aku akan berhenti mengutip… dan inilah pikiranku sekarang. Mungkin orang lain berpikir, “Bagaimana sanggup Suhyuk yang masih muda terpilih menjadi pewaris?” Namun, di saat menghasilkan wasiat, seseorang akan menyaksikan seluruh kehidupan orang tersebut, bukan menyaksikan usianya. Walau kita hidup di masa ini, Ayah nggak menyerupai itu. Kalo kujelaskan lebih lanjut, mungkin saja ayahmu mengenali dirimu sehingga sanggup membaca masa depanmu. Mungkin saja beliau tahu bahwa kau nggak terpikat menjadi pewaris. Bagian mana dari segi dirimu yang benar dan palsu?
Apa maksudmu? Tanya Ji Young. Kalo kau hidup secara artifisial terlalu lama, seluruhnya akan menjadi nyata. Bagaimana perasaanmu sebenarnya? Kenapa kau memaafkanku? Tanya Ji Young.
Hiso membelai wajah Ji Young. Kamu pikir saya memaafkanmu? Enggak. Bagaimana sanggup kumaafkan? Kamu berharap kumaafkan? Wanita itu menginginkan Hajun. Aku nggak sanggup membiarkan itu. Hajun mesti dilindungi. Mari berpikir itu saja. Pinta Hiso.
Ji Young mengiyakan dan berterima kasih. Kamu memakai wewangian itu? Tanyanya. Bukankah kau suka kedaluwarsa ini? Tanya Hiso balik. Ji Young mau mrngatakan sesuatu tetapi hIso memotongnya. Jangan khawatir. Aku cuma akan menimbang-nimbang hal-hal baik untuk anakmu nanti. Bantu saya juga.
Ji Young memeluk Hiso dan mengaku nggak sanggup tanpanya. Ara. Dan di saat Ji Young nggak melihat, ekspresi Hiso berubah.
Hyejin pulang ke rumah. Nafasnya sesak. Ia bahkan hingga mesti minum anggur untuk menenangkan diri.
Hiso keluar dari rumah dan mencampakkan wewangian dari Ji Young ke watu dampai pecah. Setelahnya ia kembali ke tempat tinggal dengan santainya.
Seohyun sedang makan bareng beberapa kenalannya. Wanita yang di depannya mengucapkan selamat untuk anaknya dikarenakan sudah menjadi pewaris Hyowon. Seohyun menanggapinya dengan santai. Kamu terlalu cepat memberi selamat alasannya masih lama.
Wanita di sebelahnya ikutan bicara. Pasti terasa sungguh menggembirakan alasannya Direktur Han menyerahkan Hyowon E&M kepadamu. Lagi-lagi Seohyun menaggapinya dengan tenang. Dia cuma ingin mencari titik tengah yang terbaik. Itu alasannya pengalamanku dalam berbisnis.
Wanita lainnya ikut menyodorkan pemikirannya. Bukankah siapa saja menebak Han Ji Young akan menjadi administrator berikutnya? Benar, bukan? Direktur Rho dari Grup Yeongwon dan keluarganya niscaya sedang berpesta. Calon menantunya akan menjadi pewaris Grup Hyowon.
Seohyun malas membicarakannya dan mengajak mereka untuk makan.
Jinkyung sedang makan bareng Miju. Kamu sanggup berapa? Tanya Jinkyung. Nggak banyak. Ini gres permulaan. Jawab Miju. Jasmin tiba dan menyapa mereka kemudian duduk di sebelah Miju.
Mengapa terlambat, Jasmin? Tanya Jinkyung. Jasmin meminta maaf dan mengaku sibuk tiap hari. Mengapa kau sesibuk itu? Apa kau sedang berpacaran? Tanya Miju. Astaga. Jasmin terkejut sehingga Jinkyung berpikir kalo itu benar. Kamu ingin balas dendam terhadap suamimu? Tanya Jinkyung.
Ini bukan balas dendam. Aku sedang jatuh cinta. Jawab Jasmin. Suamimu juga jatuh cinta dengan perempuan itu. Mengapa beliau yang terhitung selingkuh? Tanya Jinkyung. Jasmin tersenyum. Terserah aku.
Jinkyung menyuruhnya untuk memesan makanan. Miju mentraktir kita hari ini. Aku sanggup bab saham dari perusahaan suamiku. Kata Miju. Jasmin memujinya. Siapa lelaki itu? Tanyanya. Seorang pebisnis. Jawab Jasmin.
Kamu percaya beliau bukan penipu? Tanya Jasmin ragu. Pacarilah setelah kau mencari tahu. Kami berjanji nggak akan banyak bertanya. Kata Jasmin. Aku nggak tahu jelas. Jasmin, jujurlah kepadaku. Pinta Jinkyung. Sudah lama, bukan? Mengikuti kelas Injil kita cuma caramu menghasilkan alibimu, bukan?
Jasmin membantahnya. Aku sungguh bukan orang menyerupai itu. Aku menggemari kelas Injil kita. Berarti kau tak boleh menghujat suamimu, Jasmin. Kamu tak ada bedanya dengan suamimu. Jasmin membantahnya. Aku berselingkuh alasannya suamiku yang memulai. Aku nggak berlainan dengan kalian. Hormonku masih meledak-ledak. Seperti menggila.
Jinkyung sanggup telpon nggak tahu dari siapa. Habis itu beliau bengong kaget.
Seohyun mendapat telpon dari sekretarisnya di galeri. Suzy Choi sudah menandatangani kontrak dengan Galeri Hawon, Bu. Seohyun mengiyakan. Bagus. Mulai kini, kau sanggup berhenti mengabarkannya.
Sekretarisnya lainnya ngasih tahu kabar duka. Direktur Yang Chigon gres saja diumumkan meninggal alasannya sakit keras. Seohyun terkejut. Paman meninggal?
Ibu juga sedang bersiap untuk melayat dibantu sama kepala Joo. Hidup sungguh nggak berguna. Kalo beliau karenanya pergi menyerupai itu, beliau semestinya memperlakukanku dengan baik. Kakakku juga cuma meninggalkan duit di dunia ini. Dia sudah menyia-nyiakan hidupnya. Kita nggak boleh menyerupai itu. Nggak boleh. Kepala Joo mengiyakan. Tentu enggak.
Hiso juga sedang mengubah busana Hajun. Ji Young sendiri sudah siap. Kamu percaya saya nggak perlu ikut? Tanya Hiso yang juha sudah memakai busana hitam. Ji Young melarang. Bagaimana sanggup mendatangi pemakaman di saat hamil? Istirahat saja. Kamu nggak boleh stres atau syok.
Hiso berupaya untuk ngasih pemahaman ke Hajun. Hajun, kakaknya nenekmu gres saja meninggal. Semua orang niscaya bersedih. Kamu nggak boleh bermain ponsel atau bercanda di sana, mengerti?
Hajun mengiyakan dan membisikkan sesuatu ke ibunya. Ibu, nanti malam, tolong pesankan saya ayam goreng. Hiso juga membisikkan jawabannya ke Hajun. kalo kau sanggup mempertahankan sopan santun di sana, ibu gres pesankan untukmu.
Hajun mengiyakan. Ji Young tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya dan mereka pun pergi. Senyum Hiso kembali berganti setelah mereka pergi.
Jinkyung berada di rumah duka. Ia mencuci tangannya di toilet dan malah ketemu dengan istri renta suaminya. Apa kau sudah puas? Tanya istri tua. Jinkyung masih santai. Walau kau nggak percaya, namun saya merasa sungguh sedih.
Istri renta meragukannya. Kamu bahkan nggak sanggup menghargai kematian. Seenggaknya menangislah di sana. Jinkyung nggak mau. Semua akan berkata saya artifisial di saat saya menangis. Istri renta menyinggung wacana warisan. Dia memberimu harta lebih banyak dibandingkan dengan aku, istrinya sendiri. Padahal saya yang menangis.
Jinkyung memandang istri tua. Kamu membenciku, bukan? Jangan tahan dan tampar saja aku. Wanita itu mendekat. Apa saya boleh begitu? Tanyanya. Jinkyung mengiyakan. Wanita itu menampar Jinkyung keras kemudian pergi. Jinkyung menyaksikan parasnya kemudian merapihkan rambutnya. Semua sudah selesai.
Ayah sedang diperiksa sama tim dokter kemudian melaporkannya pada pihak keluarga. Ada Jinho, Seohyun, Jinhee sama ibu. Detak jantung dan tensinya sudah kembali stabil. Dia sempat terjaga selama 12 detik. Itu sesuatu yang hebat. Kami akan mengawasinya malam ini.
Jinho mendekat setelah para dokter pergi dan memperhatikan wajah ayah. LIbu. Bukankah wajah Ayah terlihat sarat ketidakpuasan? Tanya Jinho. Ibu malah menghujat Ayah. Dasar jelek.
Jinho membenarkan. Ayah nggak berhak merasa nggak puas. Nggak berhak sama sekali. Dia menyerahkan posisi pimpinan dengan emosi sesaat. Dia nggak boleh menyerupai itu. Ibu kenbaki mengutuk ayah. Dasar orang renta g#la. Ia bangki dan mendekat ke ayah. Rasanya pingin numpuk. Kalo beliau berani bangun, saya akan memukulnya hingga koma lagi. Lebih baik kau mati saja!
Seohyun pulang. Apa Suhyuk di kamarnya? Tanya Seohyun ke Kepala Joo yang menyambutnya. Kepala Joo mengiyakan. Seohyun menyediakan tasnya kemudian pergi menemui Suhyuk.
Bagaimana caramu merapikan duduk kendala ini? Tentang pertunanganmu dan Ahrim yang batal. Tanya Seohyun ke Suhyuk. Sudah kuhubungi dan minta maaf. Jawab Suhyuk. Kamu tahu bagaimana suasana sudah berganti banyak, bukan? Tanya Seohyun. Keluarga Ahrim sudah mendengar surat wasiat kakekmu. Mereka niscaya dengan mudah memaafkanmu.
Suhyuk mengaku nggak berminat menuruti wasiatnya. Seohyun merasa heran. Kamu nggak mau posisi tertinggi di Grup Hyowon? Tanya Seohyun. Suhyuk membantah. Seohyun kembali bertanya. Apa kau nggak berminat dari permulaan atau sesuatu sudah membuatmu berganti pikiran?
Suhyuk menanggapinya dengan santai. Aku memang dipilih, namun bukan bermakna saya ingin. Apakah posisi itu kau anggap dagelan alasannya sanggup dengan gampangnya kau dapatkan? Tanya Seohyun marah. Suara Suhyuk meninggi Lelucon? Aku menolak alasannya terlalu berat. Aku tahu apa yang mesti direlakan kalo saya menerimanya.
Seohyun nggak habis pikir. Kamu mau Yuyeon, pembantu itu? Andai saya memang ibu kandungmu, menurutmu akan bagaimana? Aku akan mengusirnya ke kawasan yang nggak sanggup kau cari. Jangan…membuatku lebih murka lagi, Suhyuk.
Suhyuk menahan di saat Seohyun berbalik dan mau pergi. Sekali saja… . Bisakah kau memahamiku sekali saja? Bisakah kamu… menginginkan kebahagiaanku? Suhyuk nangis. Seohyun juga. Tapi ia nggak mau menunjukkannya dan pergi.
Ji Young menghampiri Hiso yang sedang membaca di kawasan tidur. Bukankah itu naskah? Tanya Ji Young. Hiso membenarkan. Pimpinan perusahaan yang membantuku debut akan menghasilkan film.
Bukankah beliau sudah usang kalah? Tanya Ji Young. Hiso mengulangi. Kalah? Apakah persyaratan kekalahan? Semua orang pernah gagal di dunia ini. Semua yang gagal dianggap kalah?
Kamu sudah berjanji untuk berhenti berakting. Ungkit Ji Young. Apa kau menepati semua janjimu di saat menikahiku? Enggak kan? Kamu sedang mengandung anakku. Terus? Jangan tentukan sesuatu seenakmu. Kamu mau bermain film sambil mengandung? Apa kau sudah gila?
Hiso menutup naskahnya. Jaga ucapanmu. Katamu itu nggak baik untuk jabang bayi. Ia menaruh naskah itu dan kematikan lampu. Aku akan menolaknya alasannya kau melarangku. Ia kemudian tidur dengan membelakangi Ji Young.
Hiso sedang berlangsung sendirian di luar. Ada bunyi burung meraknya ibu. Ia kemudian berlari dan pindah ke kolam renang. Nggak tahu apa yang dicarinya.
Ji Young gres kembali dari luar. Mendadak Hiso timbul dan menodongkan senjata ke arahnya. Ji Young ketakutan dan manggil-manggil Hiso. Hiso mtnrmbaknya dan ia pun jatuh terkapar. Terdengar bunyi gelak tawa. Hiso bermetamorfosis Hyejin dan menertawakan kematiannya.
Ji Young pun terbangun. Lah mimpi doang ternyata. Ia menyaksikan Hiso masih tidur di sebelahnya. Ia kemudian bangun dan jalan keluar. Saat itu juga Hiso membuka matanya.
Ji Young berdiri di balkon dan menenangkan diri.
Hyejin pergi ke firma aturan Kim Namtae. Seohyun di ruangannya dan Hiso bersiap untuk pergi.
Di dalam pengacaranya sedang makan Jajangmyeon. Hyejin menjatuhkan berkas di depannya. Aku ingin mengajukan tuntutan. Soal apa? Tanya pengacara itu. Hyejin pun menginformasikan yang terjadi Anakku direbut di saat beliau berumur 18 bulan. Sekarang berumur delapan tahun.
Ayah anak itu yang membesarkannya? Tanya pengacara. Ayah anak itu dan ibu barunya. Jawab Hyejin. Sudah bicara dengan mereka wacana ini? Tanya pengacara itu lagi. Ayahnya merupakan putra kedua Grup Hyowon. Sang pengacara pribadi berhenti makan setelah mendengarnya.
Jinhee dan suaminya Jungdo tiba ke Hyowon. Mereka berkumpul dengan ibu, Seohyun dan Jinho. Tolong bantu aku. Aku ingin menyudahi pernikahanku dengan Han Jinhee. Kalo terus hidup dengannya, saya sanggup sungguh-sungguh mati. Kata Jungdo putus asa.
Mati saja. Kutuk Jinhee. Aku lebih baik menjadi janda yang ditinggal mati. Selain itu…kamu nggak menyanggupi keharusan selaku suami. Aku nggak pernah selingkuh! Jungdo punya alasannya sendiri. Kamu senantiasa melakukan kekerasan secara fisik dan verbal. Jinhee nggak mau kalah. Karena kau memancing amarahku, B#r#ng$ek! Makanya bercerai saja. Putus Jungdo.
Diam! Teriak ibu kesal. Hidup saja menyerupai ini. Untuk apa bercerai? Jungdo mengaku sudah berupaya sebisanya. Cobalah hidup dengannya. Pinta Jungdo. Aku sudah hidup dengannya selama 30 tahun. Dia senantiasa manis selama ini.
Jinhee membenarkan apa yang ibunya katakan. Sangat manis. Ibu melanjutkan apa yang dikatakannya. Kalo nggak merasa beliau anggun dari depan, lihat dari samping. Kalo beliau nggak anggun dari samping, hiduplah dengan menyaksikan segi belakangnya.
Jinho merasa kalo mereka sungguh menyedihkan. Kapan kalian akan dewasa? Seohyun pribadi meliriknya. Lah sendirinya juga belum dewasa.
Ibu menyodorkan keluhannya. Wanita mana yang sanggup hidup dengan menyaksikan suaminya berselingkuh? Dia semestinya ambil semua tulangnya dan bermain lempar tangkap dengan itu. Hadeuh, Jungdo sama Jinho pribadi pada ngerasa.
Hiso tiba bareng Ji Young. Dia merasa ajaib lihat siapa saja pada diam.
Pengacara Kim menyaksikan hasil tes DNA dari Hyejin dan Hajun. Namun, apa sebetulnya tujuanmu? Tanya pengacara Kim. Bukan uang, bukan? Hyejin membenarkan. Pengacara Kim sudah menduganya. Kalo tujuanmu uang, Grup Hyowon niscaya sudah membayarmu. Kalo mereka nggak mengizinkanmu berjumpa dengan anak itu, kau sanggup meminta kontrak aturan untuk mendatangi dia. Dengan begitu, kau sanggup menemuinya dua atau tiga kali dalam sebulan.
Hyejin mendekat. Aku mau mengambil anakku dari mereka dan membesarkannya sendiri. Itulah mauku. Kata Hyejin. Kamu mau mengambil anakmu? Tanya pengacara Kim. Kalo begitu, kau mesti menuntut hak didik anak. Kamu nggak membesarkan beliau selama ini, bukan? Anakmu direbut sekitar enam tahun lalu. Apa yang kau laksanakan selama itu hingga gres tiba mengambil anakmu sekarang? Ini nggak sanggup dimenangkan.
Hyejin optimis. Buat agar berhasil. Kita mesti menang. Aku mesti temukan anakku kembali. Mengapa kau tiba mencariku? Tanya Pengacara Kim. Ini nggak sanggup dimenangkan. Mengapa memilihku yang nggak sanggup menembak? Tanya pengacara Kim. Hyejin sama sekali nggak habis akal. Walau kau nggak sanggup menembak, kau mungkin akan melempar granat nantinya.
Hiso menikmati makanannya. Sup labu produksi Koki Jung hari ini terasa sungguh lezat. Puji Hiso. Ayah perlahan mulai membaik dan mungkin akan secepatnya sadar. Kita mesti tunjukkan bahwa kita baik-baik saja.
Semua orang pribadi menatapnya. Ia pun tersenyum menenangkan. Jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku sanggup melakukan apa pun biar anakku sanggup berkembang dengan baik. Karena saya seorang ibu. Ia kemudian menggenggam tangan Ji Young dan melanjutkannya. Kuyakin beliau juga rasakan yang sama. Demi kedamaian keluarga ini, saya ingin menampilkan terhadap Ayah bahwa kita senang dan nggak ada masalah. Namun, perempuan itu akan menuntut kita. Ibu kandung Hajun ingin menenteng dia. Dia bahkan menuntut hak didik dari kita.
Jinho merasa heran. Dengan pertempuran yang nggak sanggup beliau menangkan, untuk apa beliau menuntut kita? Tanyanya. Dia menghilang selama enam tahun. Hiso lanjut bicara. Dia ingin merusak watu dengan lemparan telur. Dia mungkin cuma ingin mengotori watu itu.
Ibu menyodorkan pemikirannya. Kita nggak sanggup membiarkan dongeng memalukan wacana keluarga kita tersebar lagi. Seohyun juga bicara. Dia merupakan perempuan yang melahirkan Hajun. Dia nggak mungkin ingin melukai Hajun. Dia nggak mungkin menghasilkan pertemuan pers dan bermain media.
Ji Young membantahnya. Dialah yang menemui wartawan dan mengaku selaku ibu Hajun. Dia nggak sanggup diandalkan selaku ibu. Jinhee mengolok Ji Young. Kamu sudah nggak menyayangi beliau rupanya. Nggak berjumpa rahasia lagi?
Ji Young membentaknya dan menyuruhnya untuk berhenti. Hiso menekankan kalo ia merupakan ibunya Hajun. Aku nggak akan menghasilkan Hajun terluka. Aku akan melindungi Hajun dari perempuan itu. Jinho mrtasa ingin tau Hiso. Setelah apa yang ditangani oleh Ji Young, apa perasaan cintamu masih sama untuk Hajun? Pandangan kedua menantu di sini sungguh berlainan untuk anak yang nggak mereka lahirkan. Aku senantiasa ingin tau sehingga menanyakan ini.
Hiso menyodorkan perasaannya. Hajun dan Ji Young di klasifikasi yang berlainan untukku. Hajun adalah… anak yang lahir dengan DNA Ji Young dan Kang Jakyung, namun dibesarkan olehku. Aku yang menghasilkan dunianya, menggunting kuku jarinya, hingga ikatan kami sungguh kuat. Karena duduk kendala ini, saya dan Ji Young akan lebih besar lengan berkuasa lagi. Hajun akan kami besarkan baik. Karena itulah urusan ini menjadi lebih penting.
Seohyun tersenyum. Agar urusan nggak meningkat lebih besar dan sanggup dihadapi, saya akan membantumu. Jinhee memotong. Ngmong-ngomong, bukankah kau sedang hamil? Kamu nggak bicara soal bayi dalam perutmu. Kamu terus membicarakan Hajun. Benarkah kau sanggup membesarkan Hajun? Bagaimana dengan bayimu? Benarkah kau sedang hamil?
Hiso merasa sedikit nggak nyaman. Begitu juga dengan Yuyeon dan kepala Joo yang juga mengenali yang sebenarnya. Seohyun mengalihkan dengan mengundang Koki Jung. Tolong keluarkan yang kau persiapkan. Pure buah sungguh bagus untuk perempuan hamil. Kami rencanakan buah yang perlu disantap di saat permulaan kehamilan khusus untuk Hiso.
Hiso berterima kasih. Untungnya kau nggak mual lagi. Makan yang banyak. Hiso menyendok makanannya. Rasanya enak.
Bersambung…