Red Shoes Ep 4 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 4 Part 2, Untuk tahu dan cara mendapatkan link seluruh bagannya eksklusif nih di tulisan yang ini. Untuk part satu sanggup di tulisan ini.

Sebelumnya…

Hyeok Sang kembali ke kantornya dan mengambil buku rekeningnya dari dalam lacinya.

Dia memandang buku rekening itu, kemudian beranjak pergi.

Tae Gil menanti Hyeok Sang dengan gelisah. Tak lama, Hyeok Sang tiba bawa uang.

Hyeok Sang kemudian meminta semua bukti.

Tae Gil menampilkan tas yang dipeluknya sedari tadi.

Omo, itu tas yang sempat dikuburkan Hyeok Sang di tepi jurang!!

Hyeok Sang membuka tas itu yang isinya pecahan dari bumper mobilnya yang pecah di saat menabrak Pak Kim, juga ada dompet Hyeok Sang di sana.

Tae Gil bilang butuk banyak kerja keras untuk mendapat tas itu.

Hyeok Sang kemudian memerintahkan Tae Gil menandatangani sumpah bahwa Tae Gil takkan tiba lagi kepadanya soal problem itu.

Tae Gil tertawa dan tanya kenapa Hyeok Sang ingin ia menandatangani sumpah segala.

Hyeok Sang murka dan mencengkram Tae Gil. Nyali Tae Gil ciut dan ia menyaksikan isi sumpah itu.

Di sumpah itu tertulis, bahwa semua barang yang diberikan Tae Gil orisinil dan Tae Gil akan tutup lisan soal problem itu.

Tae Gil pun menandatanganinya.

Hyeok Sang memandang kesal Tae Gil.

Hyeok Sang : Inilah akhirnya. Jangan tunjukkan wajahmu lagi!

Hyeok Sang tergesa-gesa pergi.

Tae Gil meludah ke arah Hyeok Sang pergi.

Dia memandang murka Hyeok Sang dan menyebut Hyeok Sang pembunuh.

Tapi pas menyaksikan uangnya Hyeok Sang, ia tertawa senang.

Hyeok Sang tak sadar melaksanakan satu kesalahan lagi.

Dia menjatuhkan kertas berisi sumpah yang telah ditandatangani Tae Gil.

Tae Gil menyaksikan kertas itu di lantai dan tertawa.

Hyeok Sang bergegas kembali ke ruangannya.

Dia menyaksikan semua bukti itu dan teringat di saat ia menabrak Pak Kim malam itu.

Hyeok Sang pun frustasi.

Tae Gil masuk ke kamar kakaknya dan senyum2 memerintahkan kakaknya keluar.

Diluar, ia menampilkan kakaknya ponsel baru.

Ok Kyung terkejut menyaksikan ponsel barunya. Dia bilang itu ponsel mahal.

Lalu Tae Gil menampilkan duit yang diterimanya dan berkata, ia telah menampilkan segepok duit ke RS dan Gun Woo sanggup dioperasi.

Tapi Ok Kyung merasa tidak nikmat dan takut kalau mereka ketahuan.

Tae Gil pun meyakinkan Ok Kyung kalau tidak akan terjadi apa-apa dan mereka mesti menutup lisan mereka hingga mati.

Telepon mereka tiba-tiba berbunyi.

Telepon dari Pusat Kesejahteraan Anak. *Kalo di Indo, kayak KPAI kali yaaa…

Ok Kyung dibantu Sun Hee eksklusif mengemasi busana Jin A dan Jin Ho.

Jin A dan Jin Ho hanya sanggup membisu menyaksikan busana mereka dikemasi.

Ok Kyung : Jin A-ya, kamu telah mengemas sikat gigimu?

Jin A : Iya.

Ok Kyung : Aku mengemas beberapa pakaianmu. Pikirkan lagi, apa kamu lupa sesuatu?

Sun Hee menampilkan Jin A uang.

Sun Hee : Gunakan ini untuk berbelanja camilan selagi kalian di sana.

Jin A tanya apakah mesti ia pergi ke sana.

Jin Ho bilang ke Jin A kalau ia tak mau pergi.

Ok Kyung : Jin Ho-ya, jikalau kamu pergi ke sana, akan ada banyak sobat dan guru yang cantik. Ini akan menyenangkan.

Tapi Jin A dan Jin Ho berkeras tidak mau pergi.

Jin A bilang ia sanggup melaksanakan seluruhnya sendiri.

Jin A merengek biar tetap sanggup tinggal di rumah mereka.

Dia juga bilang akan membesarkan Jin Ho sendiri.

Ok Kyung : Jin A-ya…

Jin A nangis. Dia bilang ia tak mau ke panti asuhan.

Dia memohon biar tak dikirim ke sana.

Tae Gil berlarian di pasar.

Ternyata, ia mencari Ok Kyung.

Dia kesal lantaran Ok Kyung tak menjawab teleponnya.

Ok Kyung bilang ia tak mendengar suara ponselnya.

Tae Gil : Kau tidak mengirim Jin A dan Jin Ho ke panti asuhan? Kau gila? Segera kirim mereka!

Ok Kyung : Lupakan. Aku akan membesarkan mereka.

Tae Gil marah, noona! Bagaimana jikalau kamu teringkat Tuan Kim setiap kali kamu menyaksikan mereka! Jujur, kamu tidak takut? Berapa nomor panti asuhan?

Ok Kyung : Kubilang saya akan membesarkan mereka!

Tae Gil : Kau hilang akal?

Ok Kyung : Kau tidak mempunyai hati nurani? Kau sungguh-sungguh bodoh? Kau mesti disambar petir! Uang apa yang gres saja kita terima? Itu untuk hidup Tuan Kim. Jelasnya, duit itu milik Jin A dan Jin Ho!

Tae Gil pun berupaya menutup lisan noona nya.

Ok Kyung : Kau pikir saya ingin membesarkan mereka? Aku takut tersambar petir, bahwa itu akan memakanku sepanjang hidupku, dan saya akan rampung di lubang yang berapi-api.

Tae Gil : Noona!

Ok Kyung : Aku tak mau berutang dengan siapa pun. Aku tak mau terbakar di neraka selama-lamanya. Itu sebabnya saya melakukannya! Aku mau bayar hutang untuk kehidupan Gun Woo.

Tae Gil meminta Ok Kyung tenang.

Tae Gil juga ngancam akan pergi jikalau Ok Kyung menyampaikan itu lagi.

Ok Kyung : Pergi jikalau kamu mau! Lakukan apapun yang kamu inginkan! Astaga, saya belum pernah berjumpa orang tak berperasaan sepertimu sepanjang hidupku. Tuan Kim sungguh bagus padamu. Kau mesti berpikir perihal itu…

Tae Gil : Jebal noona!

Ok Kyung : Kau brengsek busuk!

Pertengkaran mereka terhenti lantaran Jin A tiba-tiba datang.

Tae Gil berkata, jangan hingga Ok Kyung meratapi keputusan yang telah Ok Kyung buat.

Tae Gil pergi.

Ok Kyung mendekati Jin A.

Ok Kyung : Jin A, kamu datang?

Jin A : Mereka bilang Gun Wook terus menanyakan ibunya. Rumah sakit menelpon. Operasi Gun Wook berlangsung lancar, kan? Dia takkan sakit lagi, kan?

Ok Kyung mengangguk.

Ok Kyung lantas memegang tangan Jin A. Dia bilang, mulai kini Jin A yaitu putrinya. Dia akan menjadi ibu Jin A.

Ok Kyung memeluk Jin A dan minta maaf sambil menangis.

Jin A melepas pelukan Ok Kyung dan meniadakan tangis Ok Kyung.

Jin A kemudian bilang akan berdagang kopi dan memerintahkan Ok Kyung ke tempat tinggal sakit menemui Gun Wook.

Jin A mendorong gerobak Ok Kyung. Tapi ia berhenti di depan tokonya dulu.

Toko sepatu Jin A telah meningkat menjadi restoran. Jin A sedih.

Seseorang mengundang Jin A. Pendeta yang di gereja!

Pendeta, kamu berdagang kopi sekarang?

Jin A bilang, tidak juga. Lalu Jin A tanya, apa pendeta mau kopi.

Pendeta mengangguk dan Jin A bergegas menciptakan kopi.

Beberapa tahun berlalu….

Jin A telah berkembang menjadi perempuan yang cantik.

Dia melakukan pekerjaan di kedai kopi.

“Kopimu telah siap.” ucapnya pada pelanggannya.

Teman Jin A datang. Dia bergegas ke counter dan memakai celemeknya.

“Kau sibuk lagi?” tanya temannya.

“Iya, saya mesti tergesa-gesa pulang untuk mengolah masakan sehabis pekerjaanku berikutnya. Ini hari ulang tahun Jin Ho juga.”

“Betul sekali, saya lupa. Zemma-ya, saya akan tiba nanti.”

“Kenapa?”

“Ayolah, hari ini ulang tahun Jin Ho.”

“Kau tidak tiba untuknya. Kau tiba untuk Gun Wook.”

“Tidak.”

“Aku tidak buta.”

“Ngomong-ngomong, Jin Ho mesti kubelikan apa? Dia butuh sesuatu?”

“Dia di rumah sakit sepanjang hari, apa yang mungkin ia butuhkan?”

“Bahkan dokter memerlukan barang.”

Jin A melirik jam nya. Karena telah terlambat, ia tergesa-gesa pergi.

Jin A telah dewasa. Tapi entah apa alasannya ia mengubah namanya menjadi Zemma.

Seperti yang dibilang mereka, Jin Ho telah menjadi dokter, menyerupai yang Jin Ho bilang pada ibunya dahulu kalau ia akan menjadi dokter untuk merawat belum dewasa menyerupai Gun Wook. Btw, ini kayaknya ntar Jin Ho bakal naksir temennya Jin A, terus temennya Jin A naksir Gun Wook, Gun Wook nya naksir Jin A dan Jin A bakal naksir Yoon Ki Seok.

Hee Kyung mengorganisir perusahaan sepatu.

Dia tengah memarahi staf nya.

Hee Kyung : Kau mengharapkan menciptakan item gres dengan sampah ini! Siapa penanggung jawabnya? Aku bukan idiot. Pergi ke toko dan peroleh rancangan baru. Jika kamu tidak sanggup memikirkannya, curi milik orang lain. Sesuatu yang gres dan segar. Sekarang.

Staf nya ingin menerangkan permasalahannya. Tapi Hee Kyung tak mau dengar.

Hee Kyung : Kau tahu kita mesti mulai beriklan sepekan dari sekarang, kan? Makara bergeraklah atau cari pekerjaan lain.

Staf nya mengetahui dan pergi.

Hee Kyung menghela nafas.

Di belakangnya, terlihat nama perusahaannya, LORA.

Hee Kyung kemudian menciptakan panggilan.

Hee Kyung : Kim Sajang, saya menelpon damai apa yang kuminta terakhir kali. Kau punya sesuatu yang baru?

Hee Kyung pun pergi ke toko sepatu milik Kim Sajang.

Dia menyaksikan semua rancangan yang diberikan Kim Sajang dan kecewa menyaksikan desainnya.

Kim Sajang bilang itu didesain oleh para pelajar.

Hee Kyung mau pergi sehabis mengeluarkan duit Kim Sajang, namun ada sepatu yang menawan perhatiannya.

Kim Sajang bilang, perempuan muda yang merancang sepatu itu untuk adik laki-lakinya.

Hee Kyung mengharapkan sepatu itu.

Kim Sajang bilang gak sanggup lantaran si perempuan muda bakal tiba mengambil sepatunya.

Hee Kyung : Aku akan membayarmu.

Kim Sajang bilang ini bukan perihal uang.

Hee Kyung : Kau tidak bertujuan memasarkan sepatumu ke perusahaan kami bulan ini?

Terpaksalah Pak Kim memberikannya.

Hee Kyung pergi sambil menelpon.

Tanpa ia sadari, ia berpapasan dengan putrinya yang ia lewati belasan tahun lalu.

Jin A murka pada Kim Sajang. Dia tanya gimana sanggup Kim Sajang kehilangan sepatu itu.

Ternyata sepatu yang dibawa Hee Kyung yaitu milik Jin A.

Jin A : Aku mengatakan denganmu beberapa menit yang kemudian dan kamu menyampaikan mereka telah siap.

Kim Sajang : Permasalahannya yaitu saya tidak tahu sepatunya hilang. Itu semua salahku. Mohon pengertiannya.

Jin A : Pengertian? Pengertian perihal apa? Sudah kubilang itu untuk adikku yang ulang tahun hari ini!

Kim Sajang : Itu sebabnya saya minta maaf. Akan kubuatkan yang baru.

Jin A : Kembalikan sketsa rancangan yang kuberikan padamu.

Kim Sajang : Kau akan memberdayakan orang lain?

Jin A : Berikan padaku!

Kim Sajang akal-akalan mencari, kemudian ia bilang akan meningkatkan sepatu yang baru.

Tapi Jin A kekeuh mau sketsanya kembali.

Di ruangannya, Hee Kyung memandang sepatu milik Jin A.

Tanpa ia sadari, itu rancangan putrinya sendiri.

Bersambung………

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...