The Road : The Tragedy Of One Ep 3 Part 3

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 3 Part 3, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Seo Young masuk ke studio.

Dia duduk dan memandang ke arah kamera dengan tatapan tajam.

Di ruangannya yang cukup seram, Gi Tae tengah membaca suatu dokumen.

Setelah itu, Gi Tae membaca kartu bisnis Nam Kyu.

Tak usang kemudian, Komisaris Polisi datang.

Gi Tae eksklusif bangun dan menyambutnya.

Gi Tae : Astaga, Komisaris! Maaf alasannya merupakan saya meminta seorang pejabat tinggi untuk tiba jauh-jauh kemari.

“Jangan khawatir. Tetangga minum teh bareng bukanlah duduk kendala besar.” jawab sang komisaris.

“Kau benar, namun orang membicarakannya dengan menyampaikan kita punya motif utama, jadi, saya merasa sungguh kesepian.” ucap Gi Tae.

Mereka kemudian duduk.

“Aku akan lebih sering mengunjungimu. Kau juga niscaya sungguh terguncang alasannya merupakan peristiwa ini.”

“Terima kasih atas kebaikanmu. Kalau dipikir-pikir, malang benar anak yang meninggal itu. Terima kasih sekali lagi alasannya merupakan sudah banyak membantuku.”

“Bukan masalah.”

“Kau lewat banyak kesusahan demi saya hingga akhir. Jadi, saya tidak sanggup membisu saja.”

Kyung Sook pun tiba membawakan teh untuk mereka.

Kyung Sook mau menuangkan teh nya ke cawan namun Gi Tae memerintahkan beliau pergi.

Kyung Sook pun pergi.

Gi Tae menuangkan teh ke dalam cawan.

“Anak-anak yang mendapatkan sumbangan finansial dari laba pemasaran karya putriku mengantarkan teh ini selaku tanda terima kasih. Jadi, itu semua lebih berarti. Setelah saya mendengarnya, itu benar. Bahkan bawah umur polos pun tahu cara ekspresikan rasa terima kasih. Tapi seiring bertambahnya usia, mereka melalaikan seluruhnya untuk argumentasi yang aneh. Jadi, biar tidak melupakannya, saya sering meminum teh ini.”

Si Komisaris bengong mendengarnya.

Eun Soo lewat dan menyaksikan si Komisaris bareng ayahnya.

Kepala Keamanan masuk ke kamarnya dan terkejut menyaksikan laptopnya hilang.

Dia kemudian murka dikala menyaksikan lemarinya kosong.

Yeon Woo di rumahnya, bareng dua temannya.

Dua temannya asik bermain. Yeon Woo cuma diam.

Kedua teman dekat Yeon Woo risikonya melirik Yeon Woo.

Mereka kasihan pada Yeon Woo yang tiba-tiba tidak sanggup melihat.

Yeon Woo juga bilang kalau beliau juga tidak ingat apa yang terjadi hari itu dan kepalanya juga sakit.

“Itu niscaya sulit. Mungkin alasannya merupakan itu, ya.”

“Apa itu? Katakan.” pinta Yeon Woo.

“Kau ingat ke mana kita pergi hari itu? Jun Yeong tidak bareng kita dikala meninggalkan kawasan itu.”

Yeon Woo pun tanya dimana.

“Rumah putih!”

Flashback…

Yeon Woo dan kedua temannya beranjak keluar dari rumah putih yang mereka bicarakan.

Tapi Jun Yeong tak ikut keluar bareng temannya.

Dia cuma bangun di lantai dua, memandang Yeon Woo tanpa ekspresi.

Flashback end…

Teman-teman Yeon Woo pun tanya, apa Yeon Woo tak ingat.

Eun Soo kembali dihubungi si ‘Galeri’.

Dan lagi-lagi, beliau me-reject nya.

*Kok curiga ya si Galeri ini Jang Ho.

Tiba-tiba, pramusaji tiba mengundang Eun Soo.

Eun Soo eksklusif lari ke dalam bareng pramusaji yang memanggilnya tadi.

Yeon Woo sesak napas.

Eun Soo pun mengambil kantong kertas dari tasnya dan menutup verbal Yeon Woo memakai kertas itu.

Setelah itu, beliau meminta inhaler pada pelayan.

Eun Soo tanya apa yang terjadi pada teman-teman Yeon Woo.

Teman-teman Yeon Woo bilang mereka membicarakan hari itu.

Eun Soo kaget, ada apa dengan hari itu?

Soo Hyun yang tengah menyetir, dihubungi Eun Soo.

Soo Hyun : Ya, yeobo? Aku tidak jauh. Aku akan secepatnya ke sana.

Soo Hyun pun bergegas pulang.

Sampai di rumah, beliau eksklusif menanyai teman-teman Yeon Woo.

Teman-teman Yeon Woo bilang, mereka bermain uji nyali.

“Jadi, kami semua pergi ke tempat tinggal putih itu.”

“Rumah putih?”

“Rumah di atas sana, yang kosong alasannya merupakan penghuninya pindah.”

Eun Soo pun tanya, apa Yeon Woo sudah ingat semuanya.

Yeon Woo bilang, beliau sudah tahu soal rumah putih itu sebelumnya.

Soo Hyun menanyai mereka lagi.

Soo Hyun : Tapi sebelum kalian memasuki rumah putih, seorang lelaki mendatangi untuk bicara?

Teman Yeon Woo bilang iya.

Soo Hyun pun menampilkan foto Seok Pil.

Seo Hyun : Apa ini orangnya?

Teman Yeon Woo kompak bilang iya.

Soo Hyun pun bicara dalam hati.

Soo Hyun : Pukul 7.40 malam, Yoon Dong Pil ada di Royal The Hill.

Soo Hyun kemudian tanya lagi apa yang terjadi sehabis mereka masuk ke tempat tinggal putih.

“Begitu masuk, kami takut. Suasananya juga aneh.Yeon Woo naik ke lantai dua dan kembali turun. Lalu, beliau bilang akan pulang alasannya merupakan tidak nikmat badan. Kami juga mengikutinya keluar dari rumah itu.”

“Kalau begitu, bagaimana dengan Jun Yeong?”

“Kami panggil, namun beliau tidak keluar, jadi, kami pergi begitu saja.

“Tempat itu sungguh aneh.”

“Benar, kami mengambil foto di sana sebelum pergi.”

Teman Yeon Woo menampilkan foto yang mereka ambil ke Soo Hyun.

Sekarang, Soo Hyun ada di rumah putih itu.

Sesuai foto lukisan aneh yang ditunjukkan teman2 Yeon Woo, beliau menyaksikan lukisan itu.

Soo Hyun kemudian melihat2 ke sekitarnya dan menyaksikan ada debu putih di atas meja.

Soo Hyun menyelediki debu putih itu, kemudian beliau memotretnya.

Soo Hyun juga memvideokan seluruh ruangan.

Tiba-tiba, beliau menyaksikan seseorang berlari di lantai dua.

Soo Hyun eksklusif mengejar.

Pria itu, berstelan jas, lari ke balkon.

Soo Hyun coba mengejar, namun lelaki itu meloncat ke bawah dan jatuh.

Soo Hyun bergegas turun. Lalu beliau menyelediki lelaki itu dan lelaki itu sudah meninggal.

Soo Hyun menghubungi polisi.

Sambil menghubungi polisi, beliau memungut kamera kecil disamping jasad lelaki itu.

Soo Hyun : Seorang lelaki cukup umur jatuh dari gedung berlantai dua. Akan kuberi tahu alamatnya.

Eun Soo masih menemani Yeon Woo.

Eun Soo menampilkan Yeon Woo segelas air.

Setelah itu, Eun Soo tanya, apa Yeon Woo percaya mau pergi.

Yeon Woo : Aku berjanji terhadap teman-temanku. Aku ingin berpamitan.

Eun Soo : Baik, silakan.

Yeon Woo : Tapi… ibu, mungkinkah ibu tak mau saya mengingat apa pun?

Eun Soo : Apa yang membuatmu berpikir begitu?

Yeon Woo : Beberapa dikala lalu, ibu mengajukan pertanyaan apakah ingatanku sudah kembali. Saat kubilang tidak ingat apa pun, ibu nampaknya sedikit lega.

Eun Soo : Sejujurnya, ibu tidak yakin. Kenangan buruk itu sanggup menghasilkan kondisi lebih sulit bagimu. Itulah yang kukhawatirkan. Ibu terlalu egois.

Eun Soo memeluk Yeon Woo.

Eun Soo : Maaf.

Ponsel Eun Soo berdering lagi.

Eun Soo melepas pelukannya dan memandang layar ponselnya.

Kali ini, telepon dari private number. Si private number menelpon hingga dua kali namun tidak dijawab Eun Soo.

Eun Soo gelisah.

Dan Yeon Woo menyerupai menyaksikan Eun Soo gelisah.

Yeon Woo dan teman-temannya di halaman rumah Jun Yeong.

Teman-teman Yeon Woo menolong Yeon Woo mengingkat balon.

Eun Soo memantau Yeon Woo dari dalam rumah Jun Yeong.

Lalu Seo Young tanya sambil memilih-milih baju mana yang hendak beliau pakai ke untuk program ntar malam.

Seo Young : Jadi, bagaimana dengan rumah kosong itu?

Eun Soo : Itu…

Seo Young : Kupikir kamu mesti tahu. Itu tidak akan menolong mengembalikan putraku. Aku tidak acuh apa yang terjadi. Aku cuma ingin menangkap pelakunya.

Seo Young memerintahkan Eun Soo menegaskan baju mana yang elok diantara dua baju.

Eun Soo : Seo Young-ah, kamu baik-baik saja?

Mendengar itu, Seo Young membuang bajunya ke kursi kemudian duduk di sebelah Eun Soo.

Dia marah, saya tidak pernah terlihat baik-baik saja bagimu? Saat masih sekolah pun kamu senantiasa mengajukan pertanyaan apakah saya baik-baik saja. Benar-benar membuatku gila! Kau tahu itu?

Eun Soo : Aku tidak berniat menyinggungmu. Maafkan aku.

Seo Young : Kau ingin tahu apakah saya baik-baik saja? Di mana kamu bareng putramu dikala anak temanmu meninggal?

Eun Soo terdiam.

Seo Young : Dasar munafik.

Eun Soo : Aku juga minta maaf soal itu.

Seo Young : Kau juga menganggapku aneh?

Eun Soo : Apa maksudmu?

Seo Young : Menurutmu aneh bahwa saya tidak sedih, padahal putraku meninggal?

Eun Soo : Manusia sanggup menanggulangi kesedihan dengan cara berlainan dan kita semua mendapatkannya dengan waktu yang berbeda. Jadi, menurutku kamu tidak aneh.

Seo Young : Bagaimana perasaanmu jikalau putramu meninggal?

Mendengar itu, Eun Soo terdiam.

Seo Young : Lupakan saja. Tidak sebaiknya saya bertanya. Aku lupa.

Seo Young kemudian menyaksikan balon yang mulai diterbangkan anak-anak.

Seo Young : Lihat balon yang melayang itu.

Tapi, muka Eun Soo terlihat gelisah.

Bersambung ke part 4…

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...