Drama Korea – Sinopsis Mine Episode 7 Part 2, Untuk menyaksikan bacaan recap lengkapnya ada pada tulisan yang ini. Jika Kalian ingin tahu goresan pena dari Episode Sebelumnya ada disini.


Di luar Ji Young ketemu dengan Seohyun. Ada apa kemari? Tanya Ji Young. Seohyun eksklusif menamparnya. Ji Young tersenyum. Apa sudah cukup? Tanyanya mengejek. Seohyun menatapnya kesal. Tentu belum cukup. Aku berjanji sesuatu terhadap Hi-soo. Kalian nggak boleh memperlakukan ibu hamil menyerupai ini.
Ji Young mendekat. Dia mengandung anakku. Apa urusanmu? Seohyun nggak mau kalah. Han Ji Young. Kalo gitu, saya akan membunuhmu. Aku akan membiarkan perempuan itu berada di sisiku. Kang Jakyung yang palsu. Aku yang membiarkannya masuk. Aku mesti bertanggung jawab atas kesalahanku. Aku akan melindungi Hyowon. Seohyun kemudian pergi dari sana setelahnya. Ekspresi Ji Young eksklusif berubah seram.

Ji Young kembali mengunjungi wilayah yang sebelumnya dan menyaksikan dua orang tabrak sesudah menjatuhkan satu tas sarat uang.

Suster Emma menemui Hiso dan eksklusif memeluknya. Keduanya duduk bersama. Suster Emma menggenggam tangan Hiso dan mrmnerinya nasehat. Makanlah walau nggak berselera. Tertawalah walau nggak ada argumentasi untuk berbahagia.
Hiso menggela nafas. Aku nggak sanggup memberitahu ibuku. Dia niscaya akan terkejut. Suster Emma. Bisakah kau menjadi ibuku hari ini? Suster Emma mengiyakan. Tentu saja. Aku memang tiba untuk melaksanakan itu.
Aku mesti bagaimana? Tanya Hiso putus asa. Semua orang di sini menakutkan. Aku merasa ngeri. Aku nggak tahu lagi mana yang benar dan salah. Aku nggak tahu sama sekali. Aku ingin tahu semuanya, namun saya menjadi takut. Aku takut ingin melarikan diri. Kalo saya meninggalkan rumah ini, anak ini akan hidup tanpa ayah. Hajun pun akan…menjadi anak tanpa ibu.
Hiso nangis. Sebenarnya, itu nggak benar. Dia punya ibu yang melahirkannya. Apa yang mesti kulakukan sekarang?


Suster Emma pun menampilkan nasehatnya. Hiso. Seorang anak yang hidup tanpa ayah ataupun ibu sanggup berkembang dengan baik. Tuhan memandang semua insan sama, namun enggak bagi keluarga ini. Ini kerajaan mereka sendiri. Di dalam rumah ini, anakmu bukan milikmu sepenuhnya. Hiso membantah. Nggak, anakku milikku.
Suster Emma memberi contoh. Anak Lee Hyejin juga direbut, dan beliau diusir dari sana, bukan? Aku nggak memintamu menyerah, namun menjadi lebih kuat. Karena kau seorang ibu. Kamu mesti menjadi lebih kuat. Tuhan menampilkan kekuatan terhadap perempuan untuk melindungi anaknya.
Hiso mengungkapkan kalo ia juga akan membesarkan Hajun. Aku bisa, bukan? Hajun…adalah anakku. Suster Emma kembali menggenggam tangan Hiso untuk menguatkannya.

Kepala Joo teringat sindiran Seohyun. Kamu juga akan merekam obrolan kami dan mengirimkannya ke Han Ji Young?
Dan waktu itu kepala Joo kepergok Ji Young sedang merekam Seohyun di saat bareng Choi Suzy dan mungkin Ji Young juga melihatnya.


Seohyun menyaksikan skema museum SH. Di depannya ada kepala Joo. Aku melakukannya sebab memerlukan uang. Seohyun menatapnya sambil senyum. Kamu ternyata lebih b#doh dari yang kupikirkan. Apa kau tahu bagaimana saya sanggup mengenali ini? Sepertinya Ji Young sudah selesai memakaimu hingga membuangmu. Kamu semestinya menegaskan orang dengan lebih baik.
Kepala Joo jadi lemas. Dia hingga berlutut. Samonim. Gunakan saja aku. Saat kau sungguh memerlukan bantuan, saya rela menjadi anjingmu. Gunakan saya di saat itu. Apa pun…akan kulakukan.


Kyunghyee mencuci rambut ibu. Ototmu betul-betul sungguh tegang, Bu.bkata Kyunghyee. Ibu membenarkan. Aku memang sungguh stres belakangan ini. Coba panggil saja orangbyang lebih stres dariku. Mustahil ada orang menyerupai itu. Mereka niscaya eksklusif mati sebab stres itu.
Ternyata ada pak Kim juga yang memijat kakinya. Kenapa kau sungguh cendekia memijat kaki? Kenapa nggak bilang dari awal? Kamu sanggup memijatku sejak lama. Untuk apa kau menyimpan teknik dan kelebihanmu itu? Nyaman sekali rasanya.
Haha…rupanya mereka melakukannya gegara diamcam sama kepala Joo dengan video mereka.
Ibu protes ke pak Kim. Jangan menekan ibu jariku terus. Pijatlah semuanya. Jangan memijat di satu wilayah saja. Ih ibu hingga kegelian.

Kepala Joo sedang menyaksikan sesuatu. Mendadak ada yang manggil. Ih beliau hingga kaget.
Jinho masih berada di ruang belakang layar ayah. Dia manggil-manggil kepala Joo. Tolong bawakan es kopi kemari. Aku juga ingin makan malam di sini. Nggak ada respon dari kepala Joo. Lah padahal Jinho mau ke toilet.

Kepala Joo sendiri sedang menemui Seohyun. Kenapa kau sekaget itu? Tanya Seohyun. Kepala Joo mengaku nggak memahami kenapa Seohyun hingga mesti melaksanakan itu. Seohyun menatapnya. Air menggenang niscaya membusuk. Anggap saja perubahan pegawai. Kirim Kyeonghye, Seongtae, dan Yuyeon ke Rubato. Pindahkan semua pembantu yang melakukan pekerjaan di Rubato,vjuga Kang Jakyung, ke tempat tinggal ini.
Seongtae and Kyeonghye nggak boleh serumah. Seohyun eksklusif menatapnya tajam sehingga kepala Joo eksklusif mengiyakan.
Kepala Joo nelpon Hyejin dan memberitahukan apa yang Seohyun katakan. Baiklah. Aku akan mengikuti perintahnya.


Hiso menemuinya. Katakanlah sekarang. Atau kau sanggup katakan sesudah saya selesai. Sebagai ibunya Hajun, saya akan bertanggung jawab hingga akhir. Apa yang menghasilkan Hajun senang? Apa yang menghasilkan beliau nggak terluka? Semua keputusanku menurut itu.
Hyejin berterima kasih. Terima kasih dikarenakan sudah mempertimbangkan anakku. Hiso memotong. Aku cuma mempertimbangkan anakku saja. Kenapa kau berterima kasih? Hyejin menekankan kalo ia yang melahirkannya.
Aku membesarkan dia. Tegas Hiso. Apa kau mau balas dendam? Setelah anakmu direbut, kau ingin masa mudamu yang rusakbditebus dengan seimbang, bukan? Silakan. Lakukan saja.
Hyejin menyampaikan yang sesungguhnya sambil nangis. Anakku sakit di saat itu. Aku nggak punya pilihan sama sekali. Kalo beliau besar di sini, beliau mungkin nggak akan pernah sakit. Karena itulah saya menyerahkannya. Aku terus mempertimbangkan anakku di saat menutup dan membuka mataku. Hatiku tercabik-cabik. Hatiku sakit menyerupai semua kukuku dicabut. Hatiku sakit hingga berdarah.



Hiso nggak terpikat dengarnya. Apa kini yang kau inginkan…adalah Hajun? Kenapa kau mau Hajun? Kamu semestinya balas dendam!
Hyejin berterima kasih sudah membesarkan Hajun. Aku akan melanjutkannya. Hiso nggak terima. Akulah ibu dari anak itu. Hajun sanggup terluka sebab ini. Jangan melukai dia.
Kenapa kau berpikir Hajun akan terluka? Dia risikonya berjumpa ibu kandungnya. Hajun niscaya mengingatku. Aku sanggup merasakannya. Hiso nyuruh Hyejin pergi kalo ia memang mempertimbangkan Hajun. Keluarga ini sanggup menggandakan hasil tes DNA hingga membuatmu dianggap mati!
Hyejin kian marah. Karena itulah saya nggak takut. Hanya satu yang sanggup membuatku takut di dunia ini, yakni di saat saya nggak sanggup menyaksikan Hajun. Ia mau pergi setelahnya.
Lebih baik…kamu mengambil Ji-yong saja. Saran Hiso.



Semua pembantu di Cadenza dikumpulkan di bersahabat pintu masuk di bawah tangga. Mereka penasaran. Ngapain malam-malqm disuruh kumpul. Saat yang serupa Suhyuk juga kerikil pulang. Ih, beliau sempat lihat-lihatan sama Yuyeon. Mengabaikannya ia pun naik tangga.
Kepala Joo mulai mengumumkan. Mulai hari ini, ju yeon dan Sang-a akan melakukan pekerjaan di Cadenza. Sementara Yuyeon akan pindah ke Rubato. Seongtae dan Kyeonghye juga ikut pindah.
Langkah Suhyuk eksklusif terhenti. Ia menghampiri kepala Joo dan menyodorkan prosesnya. Kenapa beliau tiba-tiba dipindahkan? Tanyanya nggak terima. Kepala Joo risau jawabnya. Itu karena… Bu Jung bilang…
Nggak boleh. Yuyeon tetap di sini. Tegas Suhyuk. Yuyeon membantah. Aku akan mengikuti perintah Bu Jung. Kepala Joo eksklusif menyaksikan Seohyun yang mengawasi. Begitu juga dengan Suhyuk.


Seohyun masuk ke ruang kerjanya dan Suhyuk mengikuti. Mereka bicara di sana. Apa yang kau lakukan di depan para pembantu? Belajarlah menutupi perasaanmu, kalo ingin menjadi orang sukses. Saran Seohyun.
Suhyuk memandang ibunya yakin. Dia merupakan perempuan yang kusukai. Kamu sama sekali nggak boleh bermitra dengan anak itu. Tegas Seohyun.
Sudah terlambat. Kata Suhyuk. Kamu akan menderita. Tekan Seohyun. Suhyuk nggak peduli. Ini hidupku. Aku nggak peduli kalo menderita. Aku nggak pernah senang sebelumnya. Jadi, saya nggak takut menderita.


Seohyun menghela nafas. Kamu nggak tahu penderitaan sebenarnya. Suhyuk meremehkan. Kamu nggak perlu berupaya keras menjadi ibuku. Aku akan urus sendiri. Seohyun berupaya merubah pikiran Suhyuk. Aku sanggup menyaksikan penderitaan anak itu dengan sungguh terang sekarang.
Suhyuk memotong, nggak akan kubiarkan beliau menyerupai ibuku. Aku percaya sanggup melaksanakan itu sebab saya berlainan dengan Ayah. Seohyun sendiri meragukannya. Kamu percaya sanggup berlainan dengan ayahmu? Situasinya sama. Dia nggak akan menyerupai ibumu, namun lebih menderita lagi! Seenggaknya ibumu nggak menyayangi ayahmu. Hentikanlah, Suhyuk. Aku begini bukan demi kebaikanmu,btapi demi dirinya. Kamu mesti memperhatikan seberapa besar penderitaan…wanita yang kau sukai. Seohyun kemudian pergi sesudah mengatakannya.


Ibu kesal terkait keputusan Seohyun. Untuk apa beliau merubah pembantu? Kepala Joo menyodorkan pendapatnya. Mungkin salah satu argumentasi terbesarnya merupakan ingin menghasilkan Yuyeon berpisah dari Tuan Muda. Kalo bukan sebab itu, mungkin beliau sedang menyimpan argumentasi lain?
Ada apa dengan matamu? Tanya ibu menyikapi omongan kepala Joo. Ngomong-ngomong, bukankah kita mesti menghasilkan pesta untuk merayakan kehamilan Hiso l? Lanjut ibu. Kepala Joo merasa kalo Seo samonim sedang bersedih belakangan ini. Wah, ibu lamnfsung penasaran. Apa kau tahu sesuatu? Kepala Joo membantah.
Mereka mesti melahirkan banyak anak. Itulah nikmatnya mewariskan sesuatu. Kalo suamiku tidak terbaring di sana menyerupai sekarang, beliau niscaya sungguh senang. Dia sungguh menyayangi Hiso. Kim Mija sialan.
Kepala Joo ingat sesuatu dan terburu-buru pamit. Rupanya ia kembali ke tiang rahasua ayah dan mrngekuarkan Jinho dari sana.

Yuyeon yang pindah ke Rubato berpapasan dengan Hyejin yang juga pindah ke Cadenza, sama menyerupai di saat pertama kali mereka datang.
Pak Kim nyuruh pembantu untuk merapikan barang mereka kemudian turun.



Hiso yang tidur dengan Hajun teringat masa di saat Hajun masih kecil. Mereka juga tidur bersama. Hiso menanyakan di mana mulutnya? Hajun menunjukkannya. Hiso kemudian menanyakan di mana telinganya? Hajun nggak sanggup menunjukkannya dan Hiso pun menunjukkannya padanya.
Saat Hajun sedikit besar dan sudah sanggup membaca. Hiso memintanya untuk mengambil goresan pena pisang dan Hajun mengambilkannya.
Saat Hajun mesti cabut gigi, Hiso menemaninya. Hajun nangis. Hiso menenangkannya dengan bilang kalo peri Gigi nggak akan tiba kalo Hajun nangis mulu. Dan mereka pun pulang sambil gandengan tangan.

Hyejin hingga di Cadenza. Ibu melihatnya dan malah sembunyi. Kepala Joo memanggilnya dan malah menjadikannya kaget. Ibu bilang makhluk itu ada di sini. Kepala Joo nggak paham dan ngasih tahu kalo itu Jakyung. Ibu kemudian menanyakan Jinho. Kepala Joo ngasih tahu kalo beliau sedang berjumpa dengan Suster Emma. Ibu terkejut dan nggak nyangka. Jinho ketemu sama suster?

Jinho duduk di hadapan suster Emma. Ia nampak tegang. Namaku Han Jinho. Aku menyelesaikan wamil dengan baik, meskipun saya warga negara Amerika. Aku nggak menggeluti dunia militer sebab ingin berpolitik. Golongan darahku merupakan AB.
Suster Emma memotong. Kamu nggak perlu menerangkan dirimu hingga menyerupai itu. Santai saja. Anggap saya suatu sofa yang tenteram bagimu.
Jinho bingung. Kamu memintaku duduk di atasmu? Suster Emma membantah. Enggak. Bukan begitu maksudku. Bukankah kita merasa tenteram kalo duduk di sofa? Aku mau kau menyerupai itu. Jinho mengangguk paham. Baiklah, saya mengerti.
Maaf membuatmu bingung. Posisi eksekutif di Hyowon pasti sungguh berat dan melelahkan, bukan? Tanya suster Emma. Jinho membantah. Enggak, itu nggak berat. Aku merasa nyaman. Suster Emma heran. Kamu semestinya nggak merasa tenteram dengan posisi sebesar itu.


Jinho malah tersenyum. Suster Emma. Kalo saya berupaya sekeras itu dalam hidup, saya akan sakit menyerupai ayahku. Aku nggak ingin menyerupai dia.
Kamu sanggup menjawabku menyerupai tadi. Ini merupakan permulaan. Saran suster Emma. Jinho pun melanjutkannya. Ayah senantiasa membandingkan saya dengan Ji Young. Aku risikonya tahu alasannya hari ini. Ayah benar-benar… menyayangi Kim Mija, ibu kandung Ji Young. Ji Young sungguh menyerupai dengan ayahku. Ada dua perempuan dalam hidupnya. Ayah seenggaknya tahu diri hingga menyimpan semua di bawah tanah. Kenapa Ji Young nggak tahu malu?
Suster Emma memotong. Bicarakan perihal dirimu sendiri. Jangan bicarakan orang lain. Jinho menunduk sedih. Aku…merasa kesepian. Aku berharap seenggaknya seseorang memahami perasaanku. Seorang saja cukup bagiku. Jinho nangis.



Seohyun menjenguk ayah sehabis ayah diperiksa. Teringat obrolan mereka sebelumnya.
Kenapa kau menikahi Jinho? Tanya ayah kala itu. Menikah dengan semua orang sama saja bagiku. Pasanganku nggak ada artinya sama sekali. Jawab Seohyun. Apa kau mengharapkan posisi ratu di keluarga Hyowon ini? Tanya ayah lagi.
Seohyun memandang ayah. Aku tahu terang bagaimana Ayah memercayai Ji Young dengan sepenuh hati.
Ji Young nggak akan pernah sanggup menjadi pewarisku, hingga kapan pun. Tunggu saja. Apa pun tujuanmu menikahinya, itu pasti lebih baik ketimbang bercerai. Putus ayah yakin.

Ji Young sedang bicara dengan seseorang di kantornya. Rapat direksi akan ditangani kembali tanggal tiga bulan depan. Apa kau akan kembali mendukung Jinho selaku direktur? Tanya orang itu.
Ji Young menepuk bahu orang itu Aku kini punya dua anak. Aku nggak sanggup terus mengalah. Ayo selenggarakan rapat direksi darurat. Tanggal tiga bulan depan? Itu terlalu lama. Orang itu kemudian pergi.
Bersambung…