Red Shoes Ep 8 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 8 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain untuk cari dongeng spoiler Episode sebelumnya cek disini.

Sebelumnya…

Sekarang, Ki Seok bicara dengan dokter. Dokter bilang ginjal Nyonya Choi cuma berfungsi 50% lagi.

Dan di usia Nyonya Choi, serta penyakit diabetes yang diderita Nyonya Choi, itu sungguh berbahaya dan Nyonya Choi mesti secepatnya memperoleh donor ginjal.

Dokter tanya, apa ada anggota keluarga yang darahnya cocok dengan Nyonya Choi.

Ki Seok mengajukan diri. Dia bilang kalangan darahnya A. Dokter bilang Nyonya Choi bergolongan darah O.

Ki Seok di mobilnya sekarang. Dia panik menimbang-nimbang kondisi Nyonya Choi.

Tak lama, ia menelepon seseorang.

Ki Seok : Kau dimana?

Pria yang dihubungi Ki Seok bilang ia di Kodaikanal, India.

Tampak seorang lelaki sedang menyaksikan lukisan sambil mengatakan dengan Ki Seok.

Pria itu bilang ia ke India kemarin, dari Inggris Raya. Dia bilang cuacanya, makanannya dan para gadisnya bagus.

Ki Seok bilang ingin minta bantuan lelaki itu.

Dia tanya kalangan darah lelaki itu.

Pria itu malah bercanda dengan bilang golongannya tipe bebas.

Lalu lelaki itu menyampaikan goldarnya B. Dia tanya kenapa Ki Seok nanyain itu.

Ki Seok bilang bukan apa-apa dan matiin panggilannya. Kayaknya lelaki itu Hyun Seok.

Jin A sedang merapikan meja di saat dua lelaki mendatanginya.

Jin A terkejut menyaksikan dua lelaki itu.

Dua lelaki itu kemudian menjinjing Jin A ke belakang restoran.

Jin A bilang ia akan mengeluarkan duit hutangnya, jadi mereka tak boleh tiba ke wilayah kerjanya.

Salah satu dari lelaki itu tanya kapan Jin A akan membayar.

Jin A bilang akan mengembalikan 5000 dahulu dan sisanya akan ia lunasi sehabis gajinya dibayar.

Tapi kedua lelaki tidak ingin mengetahui dan malah mau menghantam Jin A.

Untung Ki Seok tiba membantu Jin A.

Ki Seok memerintahkan Jin A masuk. Jin A mau masuk namun dihalangi kedua lelaki itu.

Kedua lelaki itu kemudian memukuli juga menendang Ki Seok.

Mereka bilang kalau Ki Seok peduli banget sama Jin A, maka Ki Seok mesti mengeluarkan duit hutang Jin A.

Jidat Ki Seok terluka. Ki Seok murka dan menghajar kedua lelaki itu.

Kedua lelaki itu akibatnya pergi.

Jin A mendekati Ki Seok.

Melihat jidat Ki Seok terluka, Jin A bergegas mengambil tisu basahnya dan mengobati jidat Ki Seok.

Ki Seok pun terkejut dan mulai nervous memandang muka Jin A dari dekat.

Yu Kyung secara tiba-tiba tiba dan memergoki mereka.

Yu Kyung salah paham.

Yu Kyung menjinjing Jin A ke toilet. Dia tanya apa yang terjadi antara Jin A dan Ki Seok.

Jin A pun cerita, kalau rentenir tiba dan menjajal menyakitinya namun Ki Seok tiba menghalau mereka.

Yu Kyung terus meledek Jin A.

Jin A : Hei, Jung Yu Kyung.

Yu Kyung : Aku mengerti. Berapa banyak yang kamu pinjam?

Adegan berpindah ke Pegawai Lee yang menemui Hee Kyung.

Hee Kyung tersenyum memandang layar laptopnya.

Pegawai Lee tanya, apakah mesti mereka mengawali bikinan selaku perhiasan produk mereka.

Hee Kyung bilang iya dan memuji Pegawai Lee.

Pegawai Lee lantas keluar.

Hye Bin datang.

Hee Kyung tanya kenapa Hye Bin tiba lagi ke kantor, padahal Hye Bin punya komitmen mau ke salon.

Hye Bin bilang Hee Kyung lah yang menyuruhnya tiba untuk menuntut ilmu bisnis.

Hee Kyung tanya apa Hye Bin serius mau berhenti kuliah dan melakukan pekerjaan di Lora.

Hye Bin bilang iya.

Hee Kyung : Itu bukan ilham buruk. Kau mesti menuntut ilmu administrasi kini jadi kamu bisa menggantikan Lora nanti.

Hye Bin tanya apa Hee Kyung serius mau memberi Lora padanya.

Hye Bin : Lalu bagaimana dengan Ju Hyung?

Hee Kyung : Kenapa kamu membahasnya?

Hye Bin : Aku tahu ia putra dari istri pertama ayah. Dia yang tertua. Kau percaya ia tidak akan marah?

Hee Kyung : Jangan cemas, saya akan mengorganisir itu.

Hee Kyung kemudian dihubungi Anggota Dewan Son.

Dia bilang ia sudah menanti telepon Anggota Dewan Son.

Hee Kyung juga bilang ia akan merasa terhormat kalau Anggota Dewan Son mau makan malam dengannya.

Ki Seok sedang sibuk dengan dokumennya.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi.

“Ini Min Hee Kyung, CEO Lora.”

Ki Seok terkejut Hee Kyung menghubunginya.

Ki Seok turun ke bawah dan tanya pada Yu Kyung apa ruang VIP penuh.

Yu Kyung bilang masih belum.

Ki Seok pun meminta Yu Kyung merencanakan ruang VIP. Dia bilang akan ada tamu penting dan meminta Yu Kyung memamerkan pelayanan ekstra.

Yu Kyung mengerti.

Ponsel Ki Seok berbunyi.

Telepon dari Bibi Ma yang mengabarkan kondisi Nyonya Choi tidak baik.

Ki Seok pun pribadi pergi.

Ki Seok pergi, Ok Kyung dan Sun Hee datang.

Awalnya Sun Hee yang masuk duluan dan menyapa Yu Kyung.

Lalu Sun Hee memerintahkan Ok Kyung masuk.

Jin A senang menyaksikan Ok Kyung, eomma..

Sun Hee tanya masakan yang paling enak. Dia bilang ia akan membayar.

Tapi Ok Kyung memerintahkan Jin A memberi mereka masakan yang paling murah.

Sun Hee minta daging iga.

Ok Kyung memandang kesal Sun Hee.

Ki Seok memandang Nyonya Choi yang sedang tertidur.

Bibi Ma menyampaikan apa yang dibilang dokter. Dokter memerintahkan Nyonya Choi dirawat di rumah sakit, namun Nyonya Choi keras kepala dan menolak.

Ki Seok bilang harusnya Bibi Ma menelponnya lebih cepat.

Bibi Ma bilang Nyonya Choi melarangnya.

Tak lama, Ki Seok dihubungi Dokter Kim Se Ho.

Dokter Kim tanya apa Nyonya Choi sudah sadar. Lalu Dokter Kim bilang, Nyonya Choi menolak dibawa ke RS.

Dokter Kim : Aku takut kondisinya kian memburuk kalau ia terus menyerupai ini. Tidak banyak waktu untuk menanti transplantasi. Ki Seok terpukul mendengarnya.

Hee Kyung, Hyeok Sang dan Anggota Dewan Son tiba di saat Jin A tengah melayani hadirin dan Ok Kyung juga Sun Hee tengah makan.

Hee Kyung : Bukankah CEO Yoon sudah menyampaikan sesuatu?

Yu Kyung : Aku akan mengantarmu ke ruangan VIP.

Ok Kyung terkejut menyaksikan Hee Kyung. Saking terkejutnya ia hingga menjatuhkan sumpitnya.

Hee Kyung yang mau mengikuti Yu Kyung, berhenti sebentar dan memandang Ok Kyung. Merasa gak kenal Ok Kyung, Hee Kyung pun berlangsung kembali.

Setelah Hee Kyung pergi, Ok Kyung pribadi mengajak Sun Hee yang lagi asik makan pulang.

Sun Hee menolak.

Tapi Ok Kyung memaksa pulang. Sun Hee pun akibatnya mau pulang dan memerintahkan Jin A membungkus masakan yang sedang dimakanannya.

Yu Kyung keluar dan menyaksikan Ok Kyung juga Sun Hee pulang.

Yu Kyung tanya pada Jin A ada apa.

Jin A pun meminta bantuan Yu Kyung.

Anggota Dewan Son memuji wilayah yang diseleksi Hee Kyung.

Dia bilang, restorannya manis dan hangat.

Hyeok Sang tanya, apa yang Anggota Dewan Son pikirkan.

Anggota Dewan Son : Ini bagus, saya suka.

Anggota Dewan Son tertawa.

Yu Kyung pun masuk. Dia mengenalkan diri selaku manajer resto dan membagikan daftar sajian pada mereka.

Yu Kyung : Katakan kepadaku apa yang kalian inginkan.

Hee Kyung minta waktu sebentar. Dia bilang akan mengundang Yu Kyung kalau mereka ingin memesan.

Yu Kyung : Baik, Nyonya.

Yu Kyung keluar.

Hee Kyung menyampaikan pada Anggota Dewan Son bahwa ia mengenal pemilik resto itu.

Hee Kyung : Mereka gres membuka restorannya, jadi belum banyak orang yang tiba kesini. Jangan khawatir.

Anggota Dewan Son : Jujur, saya ingin tau soal masakan atau minum dimana orang bisa melihatku.

Hee Kyung : Anggota Dewan Son.

Hee Kyung memegang tangan Anggota Dewan Son.

Setelah itu, ia menaruh tangan suaminya di atas tangan Anggota Dewan Son.

Hee Kyung : Tolong jadikan suamiku anggota dewan. Aku akan menyumbangkan banyak duit untuk kampanye nya.

Anggota Dewan Son : Apa yang kau…

Anggota Dewan Son mau menawan tangannya, namun Hee Kyung memegang tangannya dengan erat.

Hee Kyung : Aku tahu kamu bisa melakukannya. Aku tahu seberapa mempunyai pengaruh dan mampunya anda.

Hee Kyung juga bilang kalau Anggota Dewan Son akan mendapatkan penanak nasi yang akan ia kirimkan ke tempat tinggal Anggota Dewan Son nanti. Ada 5 disana. 500.000 dollar. Jika itu masih kurang, saya akan mengantarkan yang lebih besar lagi.

Anggota Dewan Son tertawa, kemudian menyampaikan bahwa Hee Kyung tak pernah mengecewakannya.

Tanpa mereka sadari, ada ponsel di atas meja dorong yang tadi dibawa Yu Kyung masuk.

Sepertinya, ponsel itu sengaja ditaruh Yu Kyung untuk merekam obrolan mereka atas ajakan Jin A.

Ok Kyung dan Sun Hee tiba di rumah.

Sun Hee tanya ada apa, kenapa Ok Kyung mengajaknya pulang. Dia menyayangkan iga bakar yang harusnya masih bisa mereka nikmati kalau Ok Kyung gak ngajak pulang.

Ok Kyung : Apa kamu menyaksikan perempuan itu? Kau menyampaikan perempuan itu yakni dia. Yang kita lihat di stasiun TV.

Sun Hee kaget, Jin Ho eomma? Jemma eomma? Kau semestinya menginformasikan Jemma. Kenapa kamu lari? Kita tidak melaksanakan kesalahan.

Ok Kyung : Dia membuatku jengkel, itulah kenapa! Dan apa yang dapat kita laksanakan kalau berjumpa dia! Jemma berpikir ibunya yakni musuh. Kenapa kita mesti sejauh itu?

Sun Hee : Kau benar. Apa menurutmu perempuan itu tahu Jin Ho sudah meninggal?

Sekarang, Jin A sedang menyimak rekaman obrolan Hee Kyung, Anggota Dewan Son dan Hyeok Sang.

Hee Kyung meminta Anggota Dewan Son mengakibatkan Hyeok Sang anggota dewan.

Hee Kyung bilang, ia tahu itu akan susah bagi Hyeok sang menjadi calon terbaik.

Hee Kyung : Makara tolong letakkan ia di posisi kedua calon terbaik. Ini belakang layar jadi tidak boleh ada satu pun yang tahu.

Anggota Dewan Son mengatakan, yang menggelontor banyak duit untuk partai mereka yakni Kim Seok Hoon.

Hee Kyung bilang, kalau itu perihal uang, ia akan menghabiskan banyak uang.

Hee Kyung : Haruskah saya mengantarkan rice cooker lain?

Jin A tersenyum sinis.

Yu Kyung masuk dan Jin A pribadi mematikan rekamannya.

Yu Kyung tanya ada apa.

Dia bilang, ia merekam obrolan mereka dengan ponselnya menyerupai yang diminta Jin A namun ia mesti tahu apa alasannya.

Jin A : Yu Kyung-ah, bisakah kamu percaya padaku? Aku tidak dapat menceritakannya sekarang. Akan kuceritakan nanti.

Yu Kyung : Jemma-ya.

Jin A : Hanya percaya padaku, oke?

Yu Kyung : Baiklah, namun kamu mesti melaksanakan sesuatu untukku selaku balasannya.

Jin A tanya apa.

Yu Kyung ternyata mengajak Jin A minum. Cuma itu permintaannya.

Hee Kyung dan Hyeok Sang tengah berdansa, diiringi lagu yang mengalun dari suatu ponsel. Dengan cahaya dari luar jendela.

Hyeok Sang berterima kasih Hee Kyung.

Hee Kyung tanya untuk apa.

Hyeok Sang bilang untuk semuanya.

Hee Kyung : Kau akan secepatnya menjadi anggota dewan, jadi saya mesti memperlakukanmu dengan baik.

Hyeok Sang tertawa bahagia.

Hyeok Sang : Gairahmu dan ambisimu yang tak ada habisnya layak dipuji.

Hee Kyung : Itulah yang membuatku menjadi menyerupai kini ini. Gairah dan ambisi.

Hee Kyung lanjut minum wine.

Hyeok Sang tanya, apa menurut Hee Kyung, Anggota Dewan Son akan melakukannya.

Hee Kyung : Tidak peduli seberapa keras kamu coba menggenggamnya, kekuatan merembes keluar menyerupai pasir di dalam tanganmu. Dia tahu itu kalau ia pintar. Dia mesti bersikap baik terhadap orang-orang di saat ia mempunyai peluang dan seluruhnya akan tiba pada waktunya.

Hyeok Sang tertawa, kemudian ia bilang tidak akan ada yang dapat menentang Hee Kyung.

Mereka kemudian bersulang.

Seseorang mengetuk pintu tiba-tiba.

Hee Kyung : Masuk.

Soo Yeon masuk.

Hee Kyung tersenyum, komo…

Soo Yeon : Sulit sekali menemui kalian belakangan ini.

Soo Yeon kemudian bilang dahulu Hyeok Sang senantiasa mengajaknya minum wine namun kini enggak.

Hyeok Sang bilang pada Hee Kyung kalau Soo Yeon akan sungguh sibuk akhir-akhir ini sebab dia.

Soo Yeon bingung, sebab kakak?

Hyeok Sang : Aku pikir, saya akan secepatnya masuk ke dunia politik.

Soo Yeon senang mendengarnya.

Jin A dan Yu Kyung minum bersama.

Yu Kyung tersenyum sehabis meneguk birnya.

Yu Kyung : Jin A-ya, rasanya sungguh manis.

Jin A tanya apa yang gres saja Yu Kyung katakan.

Yu Kyung bingung, apa?

Jin A : Namaku. Katakan itu lagi.

Yu Kyung : Ada apa denganmu?

Jin A : Namaku bukan Jin A. Jemma. Kim Jemma.

Yu Kyung bilang Jin A bahkan tak pernah pergi ke gereja lagi.

Yu Kyung : Nama aslimu Kim Jin A.

Jin A marah, saya bukan Jin A! Aku sudah mencampakkan nama itu berabad-abad lalu. Jangan panggil saya begitu lagi.

Yu Kyung pun mengerti.

Jin A menuang bir ke gelasnya.

Yu Kyung tanya, apa Jin A marah.

Yu Kyung : Aku jadi menimbang-nimbang masa lalu. Kita membuatkan banyak kenangan. Kita senang di saat itu.

Jin A tersenyum pahit. Dia bilang, mungkin Yu Kyung senang di saat itu namun ia tidak. Kebahagiaan tidak pernah mampir di hidupnya.

Yu Kyung bilang itu sebab Jin A terlalu sensitif hari ini. Aku tahu semuanya susah namun setiap orang mempunyai hari-hari bahagia.

Tapi kemudian Yu Kyung minta maaf. Dia gres ingat bahwa janjkematian Jin Ho baru-baru ini.

Jin A bilang ia tak murka pada Yu Kyung. Tapi ia murka pada hidupnya.

Jin A : Aku merasa menyerupai saya sedang berlangsung di atas es setiap hari. Aku tidak tahu kapan saya jatuh ke dalam air dan tenggelam. Aku tidak tahu apakah itu akan terjadi hari ini atau besok.

Ki Seok balik ke kedai makanan dan menyaksikan lampu di salah satu ruangan masih menyala.

Ki Seok menyaksikan dan menyaksikan Jin A minum bareng Yu Kyung.

Jin A masih ingin minum, namun tidak boleh Yu Kyung. Yu Kyung bilang Jin A udah mabuk. Tapi Jin A tetap minum lagi.

Jin A : Yu Kyung-ah, saya peminum yang jago kan? Kalau begitu, saya lulus. Kau tahu apa yang mereka katakan padaku? Apakah saya minum atau tidak? Apa saya minum banyak? Mereka mengatakan, saya harusnya memasarkan organku. Jika saya minum dengan baik, ginjal dan hatiku mempunyai pengaruh atau semacamnya. Aku mesti memasarkan organku untuk mengeluarkan duit hutangku.

Yu Kyung sewot mendengarnya, kamu gila!

Ki Seok yang mendengar itu terdiam.

Dia lantas mau pergi, namun tak sengaja menyenggol sesuatu dan menghasilkan keributan.

Jin A dan Yu Kyung terkejut mendengarnya.

Jin A mengirim Yu Kyung ke stasiun.

Mereka berpisah di sana.

Setelah Yu Kyung pergi, Jin A mulai berlangsung pergi.

Dia berlangsung di trotoar dan merogoh saku jaketnya dan mendapatkan kalung sepatu milik Jin Ho kado dari ibu mereka.

Sontak Jin A terdiam. Beberapa anak muda seumuran Jin Ho lewat.

“Kim Jin Ho, kamu punya pacar?”

Mendengar nama Jin Ho, Jin A berbalik dan memandang si pemilik nama Jin Ho dengan mata berkaca-kaca.

Jin A teringat di saat menemani Jin Ho mengemasi barang.

Jin A : Jangan bawa banyak barang.

Jin Ho : Jangan khawatir. Kau tidak tahu berapa usiaku sekarang? Aku bukan anak kecil lagi.

Saat mau memasukkan pakaiannya ke dalam tas, Jin Ho tak sengaja menjatuhkan sesuatu dari dalam pakaiannya.

Itu kalung sepatu miliknya kado dari ibu mereka.

Jin Ho : Aku pikir saya kehilangan ini.

Kesal, Jin A merebut kalung sepatu itu.

Jin A : Kau berpikir kamu kehilangan ini, jadi pura-puralah ini sudah hilang.

Jin Ho : Tidak mau, ibu yang menghasilkan ini.

Jin A : Itulah kenapa kamu mesti membuangnya! Kenapa kamu menyimpan sampah!

Jin Ho pun mengambil kembali kalungnya.

Flashback end…

Tangis Jin A pecah. Tapi kemudian, bunyi klakson kendaraan beroda empat menyadarkannya.

Jin A menoleh. Ternyata Ki Seok.

Ki Seok mengirim Jin A.

Mereka tak saling bicara pada awlanya.

Ki Seok membuka pembicaraan, kamu minum?

Jin A membisu saja dengan sorot mata pedih.

Ki Seok : Kau terlihat menyerupai habis minum.

Jin A : Tidak. Aku mempunyai toleransi tinggi. Hati dan ginjalku sungguh kuat.

Ki Seok : Dimana kamu tinggal? Aku akan mengantarmu pulang.

Tapi Jin A minta diturunin di stasiun subway terdekat.

Ki Seok gak mau. Dia bilang Jin A di mobilnya, jadi ia akan mengirim Jin A pulang. Jangan hingga kamu diculik penagih hutang lagi di saat kamu dalam perjalanan pulang.

Jin A terkejut dan pribadi memandang Ki Seok. Dia gak mengira Ki Seok tahu.

Ki Seok minta maaf. Dia bilang ia gak bermaksud menguping.

Ki Seok lantas bertanya, berapa banyak yang Jin A pinjam. Dia akan membayarkan hutang-hutang Jin A. Berapa banyak yang Jin A butuh.

Jin A marah, turunkan aku.

Ki Seok : Kim Jemma-ssi.

Jin A : Turunkan aku!

Dan Ki Seok pun menepikan mobilnya.

Jin A pribadi turun. Ki Seok mengejar Jin A.

Jin A : Kau akan memberiku uang? Apa kamu pikir kamu bisa melaksanakan itu sebab kamu CEO? Berapa banyak yang kamu miliki hingga kamu meremehkanku menyerupai ini? Benar. Aku miskin dan tidak berpendidikan. Meski begitu, harga diriku yang ndeso membuatku bertahan hingga sekarang. Siapa kamu membuatku merasa begitu kecil? Kau pikir kamu siapa!

Ki Seok : Benar, harga dirimu yang bodoh! Kenapa itu begitu penting? Bukankah kamu bilang kamu akan memasarkan organmu?

Jin A makin sakit, benar! Aku akan menjualnya!

Jin A beranjak pergi.

Ki Seok : Aku akan berbelanja ginjalmu! Jual padaku, ginjalmu.

Jin A berhenti melangkah. Dia terkejut.

Jin A kemudian berbalik dan memandang Ki Seok.

Bersambung……..

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...