The Road : The Tragedy Of One Ep 3 Part 1

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 3 Part 1, Cara pintas untuk menerima spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Di episode sebelumnya terungkap bahwa Jun Yeong merupakan putra kandung Soo Hyun.

Narasi Soo Hyun terdengar.

“Semua dosaku berawal pada hari itu. Di situlah seluruhnya dimulai.”

Kita dibawa ke masa kemudian Soo Hyun.

Flashback…

Soo Hyun remaja termangu memandang suatu gubuk yang ada di tengah-tengah padang ilalang.

Tak usang kemudian, Soo Hyun masuk dan memandang ke sekelilingnya.

Terdengar suatu laporan berita.

“Berikutnya wacana gadis yang menghilang di Yeongsan. Polisi masih belum menerima saksi. Mereka juga belum menyaksikan perkembangan dalam penyelidikan. Masyarakat kalut ini akan menjadi problem tidak terpecahkan lainnya.”

Soo Hyun tak sengaja menabrak lampu yang menjuntai ke bawah.

Cahaya lampu menerangi genangan darah yang ada di lantai gubuk.

Soo Hyun terkejut menyaksikan genangan itu.

Lalu beliau mendengar bunyi dari balik pintu.

Soo Hyun membuka pintu dan menyaksikan seorang lelaki tengah mengengkol senapan.

Soo Hyun terkejut.

Pria itu kemudian menoleh ke Soo Hyun dan memberi kode agar Soo Hyun tetap diam.

Narasi Soo Hyun berlanjut.

“Keheningan tiba bareng konsekuensi. Sekeras apa pun kucoba berlari, saya tidak bisa.”

Pria itu bangkit dan mengarahkan senjata ke Soo Hyun.

Soo Hyun takut dan lari menyelamatkan diri.

“Baek Soo Hyun!” teriak lelaki itu.

Soo Hyun sudah remaja sekarang. Dia berlari keluar dari apartemennya dan pergi dengan terburu-buru.

Kita kemudian diperlihatkan bagaimana Soo Hyun bersusah payah selaku seorang reporter.

Narasi Soo Hyun kembali terdengar.

“Jangan pernah membisu lagi. Hanya itu jalan keluarku. Aku lari agar tidak perlu kabur. Aku bersusah payah untuk tidak tetap diam.”

Soo Hyun pun menyabet penghargaan atas kerja kerasnya.

Soo Hyun terus dan terus bekerja. Tak kenal lelah.

Bahkan beliau dan kameramennya hingga diburu-buru puluhan orang.

Soo Hyun lari ke dalam gang, sial nya itu gang buntu.

Soo Hyun pun memandang kaset video yang dipeganganya kemudian menunjukkannya pada mereka.

Sepertinya kaset video itulah yang diincar orang2 itu.

Dan, Soo Hyun pun berbalik. Menyembunyikan kaset video itu di dalam suatu lubang di depannya dan lari.

BSN pun merilis isu langsung soal problem TGS Gate.

Karena meliput problem TGS Gate itulah, tangan Soo Hyun mesti di-gips.

Soo Hyun yang tangannya di-gips, bangkit di tepi laut.

Narasi Soo Hyun terdengar lagi.

“Tapi terkadang, saya kekurangan napas. Terkadang, meski tidak sering, saya cuma ingin berhenti. Tapi suatu hari, saya menerima kawasan berlindungku sendiri. Aku pikir takdir memberiku masa tenggang, tetapi saya salah.”

Eun Soo tiba dan merangkul Soo Hyun.

Kamera menyorot cincin di jari mereka.

Ya, cincin pernikahan. Mereka sudah menikah.

Soo Hyun kini berada di gubuk itu.

Narasi Soo Hyun terdengar lagi.

“Seharusnya saya tetap waspada. Seharusnya saya tidak berhenti.”

Malam itu, Eun Soo tengah menyetir.

Di belakang, duduk buah hatinya yang masih berusia beberapa bulan.

Tapi mereka mengalami kecelakaan.

Eun Soo tertekan dan menyalahkan dirinya sendiri.

Dia bertanya-tanya, kenapa cuma beliau yang selamat.

Soo Hyun : Ini bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu.

Eun Soo : Kalau begitu, salah siapa ini?

Soo Hyun termangu mendengar pertanyaan Eun Soo.

Narasi Soo Hyun terdengar lagi.

“Seorang egois yang bersembunyi di balik topeng.”

Soo Hyun mengancingkan kemejanya di depan jendela.

Di kasur, ada Seo Young yang tubuhnya cuma ditutupi selimut.

Seo Young : Kalian kehilangan anak, tetapi kamu tidak memiliki sobat untuk membuatkan kesedihan. Anggap saja ini caraku menghiburmu.

Narasi Soo Hyun kembali terdengar.

“Orang munafik yang bersikap seolah-olah beliau lelaki berkeyakinan. Itulah aku.”

Kembali ke masa sekarang dimana Soo Hyun mulai bergerak meninggalkan pemakaman.

“Akulah yang membuat semua selesai hidup ini, tetapi saya mesti kabur lagi. Aku mesti mulai berlari. Itulah satu-satunya cara agar saya dapat menebus semuanya.”

*Double wow, gk nyangka Soo Hyun slengki sehabis kecelakaan Eun Soo. Btw, ini Eun Soo tahu gak yaa suaminya udah mengkhianati dia?

Gi Tae di hutan, berburu ditemani Moon Do.

Tak lama, mereka menyaksikan kendaraan beroda empat Soo Hyun datang.

Moon Do langsung pergi.

Soo Hyun pun mendekati Gi Tae begitu Moon Do pergi.

Gi Tae : Melihatmu tiba jauh-jauh kemari, niscaya banyak hal yang ingin kamu katakan.

Soo Hyun : Aku tidak tahu kamu juga suka mengejar manusia. Tapi melihatmu di sini, kurasa kamu gagal menerima berkas aslinya.

Soo Hyun pun memperhatikan ekspresi Gi Tae dikala berbicara.

Gi Tae : Aku kemari kapan pun semauku. Saat masih muda, saya cuma tiba untuk menjernihkan pikiranku. Tapi saya berubah-ubah seiring bertambahnya usia.

Soo Hyun : Itukah alasanmu mengelola seluruhnya dengan begitu gaduh?

Gi Tae : Aku tidak membunuh Yoon Dong Pil. Aku juga tidak memiliki berkas aslinya. Lagi pula, saya tidak senang bersikap gaduh.

Soo Hyun tak menjawab dan terus memandang Gi Tae.

Gi Tae pun bertanya, apa Soo Hyun kecewa mendengar jawabannya.

Gi Tae : Ada banyak orang yang ingin beliau mati dan mau mendapat berkas aslinya. Kau salah satunya.

Soo Hyun : Itu terdengar menyerupai pengakuan.

Gi Tae : Semua insan diciptakan sama. Setiap insan punya otak, jantung, dan kandung kemih. Pikirmu kamu berbeda? Tidak, tunggu. Ada satu hal yang berlawanan darimu. Waktumu tinggal sedikit.

Soo Hyun : Dua bulan sudah lebih dari cukup.

Gi Tae : Jangan terlalu yakin. Tidak ada yang tahu masa depan.

Soo Hyun : Yang terjadi biarlah terjadi.

Gi Tae : Begitukah?

Gi Tae kemudian mengajukan pertanyaan dimana mobilnya.

Moon Do bilang, sudah siap.

Sebelum pergi, Gi Tae memerintahkan Soo Hyun mampir ke rumahnya kapan-kapan.

Gi Tae : Apa yang lebih penting ketimbang keluarga?

Kasus Seok Pil ditutup!!

Seok Hoon hingga berdebat dengan atasannya. Dia bilang, mereka mesti melaksanakan autopsi.

Atasannya tanya, apa Seok Hoon gak lihat semua sidik jari di kendaraan beroda empat Soo Hyun. Sudah ada bukti bahwa Seok Pil bunuh diri.

“Untuk apa melaksanakan autopsi?”

“Aku belum selesai menyidik kendaraan beroda empat Kim Seok Pil dan Baek Soo Hyun. Aku bahkan belum selesai menyidik TKP. Kita mesti melaksanakan lebih! Seorang anak meninggal!”

“Ya, menyerupai katamu, seorang anak meninggal. Bukan anak biasa, tetapi yang dipahami seluruh negeri! Tapi sebelum autopsi, pembunuhnya didapatkan tewas. Dia bahkan menulis surat wasiat! Kenapa kamu ingin terus menggali dikala Dewi Fortuna menolong kita?”

Seok Hoon pun ingat kata-kata Soo Hyun, bahwa orang yang berupaya keras menutupi semua itu merupakan pembunuh sebenarnya.

Soo Hyun di perjalanan, mempertimbangkan ekspresi Gi Tae tadi dikala kekeuh membantah membunuh Seok Pil dan punya berkas asli.

Soo Hyun : Lagi-lagi, beliau jujur. Jika bukan Pimpinan Seo, kemudian siapa?

Soo Hyun kemudian menyaksikan ke spionnya dan menyadari ada kendaraan beroda empat yang mengikutinya.

Langsung saja, Soo Hyun menepikan mobilnya.

Lalu beliau turun dari kendaraan beroda empat dan bergegas lari.

Mobil yang mengikuti Soo Hyun ikut berhenti.

Soo Hyun sendiri memutar jalan dan menyaksikan seorang lelaki mencari-carinya.

Melihat itu, Soo Hyun bergegas kembali ke mobilnya.

Pria itu menyaksikan Soo Hyun dan berupaya mengejar.

Soo Hyun memundurkan mobilnya dan menabrak kendaraan beroda empat lelaki itu dengan sengaja.

Setelah itu, Soo Hyun turun dan memotret kendaraan beroda empat lelaki itu yang beliau tabrak.

Pria itu datang, lupakan saja. Kau boleh pergi.

Tapi Soo Hyun juga memotret lelaki itu.

Soo Hyun : Kau melakukan pekerjaan untuk siapa?

Pria itu, apa?

Soo Hyun : Menjaga jarak dikala mengikuti merupakan ciri khas polisi. Haruskah kukatakan lagi?

Pria itu tetap gak mau mengaku. Soo Hyun menahan lelaki itu. Dia juga menampilkan ponselnya yang sudah berisi foto lelaki itu dan plat kendaraan beroda empat lelaki itu.

Soo Hyun mengancam akan mengekspos wajah lelaki itu jika lelaki itu masih bungkam.

Pria itu terpaksa mengaku. Dia bilang atas perintah Ketua Tim Investigasi Khusus.

Sekarang, Soo Hyun ketemuan sama Seok Hoon di lokasi di mobilnya ditemukan.

Soo Hyun bilang, lelaki yang mengikutinya melakukan pekerjaan untuk komisaris.

Soo Hyun : Itu inspirasi Pimpinan Seo.

Seok Hoon merasa aneh, beliau tidak membunuh Yoon Dong Pil atau memiliki berkas aslinya, tetapi ingin kasusnya ditutupi? Kenapa menghasilkan ini begitu terbuka dan rumit? Dia dapat saja mengikuti caranya dan melakukannya diam-diam.

Soo Hyun : Untuk memperdebatkan laporanku berikutnya.

Seok Hoon : Untuk menutupi isu dengan isu lainnya?

Soo Hyun : Yoon Dong Pil bicara dengan siapa di hari kematiannya?

Seok Hoon : Tadinya saya ingin meminta bantuanmu. Aku meminta surat perintah gres dan ditolak. Aku bahkan tidak dapat ke Royal The Hill. Katanya rekaman kamera pengawasnya dihapus, tetapi saya tidak percaya.

Seok Hoon menampilkan riwayat panggilan Seok Pil.

Seok Hoon : Yoon Dong Pil mengatakan dengan empat orang. Kau, Pimpinan Seo, mantan pacarnya, dan satu nomor ponsel sekali pakai.

Soo Hyun : Sebelum program amal dimulai, beliau bicara dengan seseorang di dalam Royal The Hill?

Soo Hyun ingat kata-kata Moon Do.

Moon Do : Kau tahu, saya tidak memiliki kunci utama kompleks ini.

Dia juga ingat cuma penjaga gerbang yang punya kunci utama kompleks.

Soo Hyun kemudian membaca lagi siapa pemilik ponsel sekali pakai itu.

Namanya Lee Hyeong Cheol, tetapi sudah meninggal.

Soo Hyun : Aku akan menyelidikinya.

Soo Hyun pun kembali ke Royal dan bergegas ke kantor satpam.

Dia menemui Kepala Keamanan dan berkata ada orang absurd berkeliaran di gerbang utama.

Kepala Keamanan menyidik CCTV dan tidak menyaksikan siapa pun.

Soo Hyun : Kau tidak menyidik titik butanya?

Kepala Keamanan pun pergi untuk memeriksa.

Selagi Kepala Keamanan pergi, Soo Hyun menyidik catatan tamu yang tiba ke Royal pada malam itu.

Tapi tidak ada nama Seok Pil disana.

Soo Hyun pun memotret satu per satu lembar catatan memakai kamera ponselnya.

Lalu beliau mengalihkan pandangannya ke kamera CCTV dan menyaksikan Kepala Keamanan hendak kembali.

Soo Hyun pun langsung menutup catatan tamu dan bergegas keluar.

Kepala Keamanan datang.

“Kurasa beliau sudah pergi.” ucapnya, kemudian masuk ke pos-nya.

Soo Hyun pun teringat nama Lee Hyeong Cheol di catatan panggilan Seok Pil.

Curiga itu Kepala Keamanan, Soo Hyun pun mengontak nomor Hyeong Cheol.

Dan benar saja!! Kepala Keamanan menyidik panggilannya, tetapi tidak menjawab.

Soo Hyun pun membayangkan dikala Kepala Keamanan membukakan pintu untuk Seok Pil malam itu.

Soo Hyun : Kepala keamanan yang membuka gerbangnya. Atas perintah seseorang, beliau sengaja tidak menulis satu catatan masuk?

Soo Hyun kemudian pergi menaiki tangga.

Dia ingat kata-kata Seok Hoon, soal Seok Hoon yang gak dapat ke Royal The Hill.

Seok Hoon : Katanya rekaman kamera pengawasnya dihapus, tetapi saya tidak percaya.

Soo Hyun masuk ke kamar Kepala Keamanan.

Dia membuka laptop yang ada di sana,, tetapi sialnya, laptopnya dilindungi kata sandi.

Soo Hyun kemudian membuka lemari dan menerima beberapa barang yang menjadikannya terkejut.

Lantas ia mengambil tas yang juga ada di sana dan memasukkan semua barang-barang itu ke dalam tas.

Anggota Dewan Hwang langsung dikerubungi para reporter begitu ia tiba di kantornya.

Para reporter ingin tahu apa Anggota Dewan Hwang terlibat dalam problem penculikan Jun Yeong.

Tentu saja Anggota Dewan Hwang kesal.

Anggota Dewan Hwang : Baek Soo Hyun, si berengsek itu.

Dia juga kesal alasannya merupakan teleponnya diabaikan Gi Tae.

Anggota Dewan Hwang kemudian memerintahkan supirnya jalan. Dia batal kerja.

“Selama dua hari ke depan, jangan sambungkan apapun. Bahkan istriku.” perintahnya.

Soo Hyun di perjalanan sekarang.

Saat tengah menyetir, beliau menyaksikan isu di layar raksasa soal Seo Young yang mau menggelar pertemuan pers.

Soo Hyun pun langsung menyalakan radionya.

Sung Hwan sedang mengambil kamera blackbox mobilnya, sambil terus mengontak Soo Hyun.

Tapi panggilannya malah ditolak.

Sung Hwan pun berhenti menelponin Soo Hyun.

Dia percaya Soo Hyun akan secepatnya mendatanginya.

Di depan Royal The Hill, Seo Young didampingi Nam Kyu, menggelar pertemuan pers.

Seo Young mengakui bahwa anak yang meninggal itu merupakan putranya.

Seo Young : Perusahaan media terus melaporkan informasi palsu, tetapi saya mesti tetap membisu demi keamanan anak yang masih hidup. Meski pembaca berita, saya ibu seorang anak dahulu, alasannya merupakan itulah saya buat pilihan itu. Saya pikir itulah yang dikehendaki mendiang putra saya. Saya akan mengekspresikan semua di News Night malam ini Terima kasih sudah berduka bareng dan atas penghiburan kalian. Saya sungguh-sungguh berterima kasih.

Seo Young menuntaskan pertemuan pers nya dan beranjak masuk.

Tapi para reporter ingin mengajukan satu pertanyaan lagi.

Seo Young pun akal-akalan lemas.

Hingga Nam Kyu terpaksa memapahnya ke dalam.

Sampai di dalam, Seo Young mengambil tasnya yang ia titipkan ke satpam, kemudian berlangsung menyerupai biasa.

Seo Young : Sampai jumpa di rumah.

Nam Kyu : Yeobo.

Seo Young berbalik, apa? Kau kalut alasannya merupakan investormu tidak senang memukau perhatian?

Nam Kyu : Kau tahu bukan begitu.

Seo Young : Lalu apa? Kau tiba-tiba memiliki kasih sayang ayah?

Nam Kyu pun mencengkram pundak Seo Young : Hentikan.

Seo Young : Kau yang hentikan. Orang-orang melihat.

Nam Kyu : Sebesar itu keinginanmu menjadi terkenal?

Seo Young pun memeluk Nam Kyu.

Seo Young : Sebesar itulah keinginanku untuk dicintai. Jangan hingga reporter melihatmu.

Seo Young beranjak pergi.

Soo Hyun menelpon Seo Young.

Tapi Seo Young tak menjawab.

Bersambung ke part 2…

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...