Drama Korea – Sinopsis My Roommate is a Gumiho Episode 2 Part 1, Untuk menyimak bacaan lengkap ihwal spoilernya pribadi pergi ke tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya.

Dam terjejut bukan main dikala dengar kalo ia akan mati dalam setahun kalo ia nggak sanggup mengeluarkan kelerengnya Woo Yeo.
Woo Yeo menggenggam tangannya dan dalam sekedipan mata mereka pindah ke rumah. Woo Yeo menenangkan kalo mereka punya waktu setahun. Ia akan mencari cara untuk mengatasinya.


Dam stres banget gegara itu. Ia bahkan mengejutkan Woo Yeo dengan timbul di luar jendelanya seumpama hantu. Ia bahkan mengomeli Woo Yeo yang mengeluarkannya padahal ia nggak memukulnya dengan keras.
Dam juga memberantakkan dapur. Katanya ia ingin menikmati kuliner ringan malam alasannya hidupnya mungkin kurang dari 365 hari. Dan dikala mendengar Woo Yeo belum menerima cara untuk mengeluarkan kelerengnya, ia murka dan mencincang bawang bombai hingga menghasilkan Woo Yeo takut.
Gegara itu Woo Yeo jadi takut. Dia takut Dan secara tiba-tiba timbul dengan mengerikan.

Dam ke kampus dengan tanpa semangat. Ia mewaspadai kalo ia sanggup ke sana lagi tahun depan. Ia kemudian menyaksikan Jaejin dan menyalahkannya. Lah Jaejin nangis. Jin ah punya pacar baru. Ia menduakannya kemudian memutuskannya. Dam jadi ikut menyesali hidupnya yang dalam waktu dekat akan berakhir.


Malamnya Dam sama Jaejin makan ayam dan minum. Dam yang merasa kalo hidupnya nggak usang lagi makan dan minum sebanyak yang ia bisa.
Di rumah Woo Yeo mencicipi sesuatu.
Keduanya kesudahannya selesai dan berlangsung pulang. Dam menasehati Jaejin biar menuntut ilmu menangani perasaannya setelah putus. Bersikap setuju pada diri sendiri. Sebenarnya ia merupakan lelaki yang hebat.
Jaejin bahagia sanggup kebanggaan dari Dam. Ia kemudian pulang duluan. Dam melanjutkan langkahnya tetapi malah kesandung. Habis itu ia menyaksikan kelerengnya keluar di depan matanya. Berkilau. Dam bahagia bukan main.



Dam pulang dengan gembira sambil mamggil-manggil Woo Yeo. Gumiho-nim!!! Ia memberitahu kalo ia sukses mengeluarkan kelerengnya. Ia nggak akan mati. Dan dikala ia menunjukkannya ternyata itu hanyalah permen yang sudah digigit 😅😅😅
Jadi ternyata permen itu menyala alasannya terkena sorotan lampu motor pengirim makanan.
Woo Yeo mengomeli Dam yang berkeliaran malam-malam habis minum. Mendadak Dam mau muntah. Woo Yeo melihatnya menyaksikan seladon miliknya. Tahu kan apa yang akan dilaksanakan Dam. Ia akan muntah. Woo Yeo menerbangkan barang-bqrangnya biar nggak dimuntahin sama Dam. Wah Dam hingga berpikir kalo ia sedang berhalusinasi menyaksikan benda-benda beterbangan. Terakhir Woo Yeo membukakan pintu toilet untuk Dam.

Woo Yeo berbagi air madu untuk Dam. Ia mengetuk pintu kamarnya tetapi Dam nggak menjawab jadinya ia pergi lagi. Ternyata di dalam Dam sedang mandangin fotonya sama ibunya. Ia nangis sambil manggil-manggil ibu. Nggak tahu mesti gimana.



Paginya Dam berdiri dan menyaksikan Gumiho-nim sedang di dapur. Woo Yeo kemudian mengajaknya bicara. Ia menyediakan kertas berisi janji pada Dam. Ia merupakan pihak A dan Dam merupakan ihak B. Ada beberapa hal yang mesti Dam lakukan biar kelereng tetap aman. Pertama Dam nggak boleh melaksanakan kontak dengan lelaki macan, nggak boleh minum dan nggak boleh makan ayam.
Dam menolak semuanya. Pertama ia nggak tahu siapa aja lelaki macan. Apa ia nggak boleh akrab dengan lelaki manapun? Kenapa ia nggak boleh minum dan makan ayam? Semalam ia melakukannya dan merasa nggak ada masalah.
Woo Yeo memberitahu kalo itu cuma permulaan. Seiring berjalanannya waktu itu akan kian fatal. Dam lemas. Ia akan mati jadi ia nggak mau menjalaninya dengan depresi. Woo Yeo menekankan kalo ia nggak akan membiarkan itu terjadi. Selagi menanti ia menerima cara, ia ingin Dam mempertahankan kelerengnya biar tetap aman. Begitulah Dam sanggup menyintas.


Dikampus Dam ketemu sama Jaejin dan Soo Kyung. Dia ditanyai kenapa secara tiba-tiba perlgi dikala di kelab kemarin. Dam beralasan kalo ia ada urusan dan ponselnya mati jadi nggak sanggup menghubunginya. Soo Kyung menyayangkan alasannya kemarin sungguh menyenangkan. Ia kenari seumpama malam itu. Mendadak suatu kendaraan beroda empat melalui dan nyaris menabrak Soo Kyung. Beruntung Dam menariknya sehingga ia nggak papa.
Orang itu merupakan Gye Seonwoo, angkatan 2017, si playboy jurusan sejarah yang mengencani 20 perempuan lebih.


Ketiganya makan bersama. Soo Kyung menyinggung ihwal unggahan di Everyday Time yang sekelas sama Seonwoo dan menghasilkan Soo Kyung merasa iri. Beda dengan Soo Kyung, Jaejin cuma menilai Seonwoo selaku playboy jahat yanh cuma sanggup menghasilkan perempuan nangis.
Soo Kyung malah membandingkannya dengan Jaejin. Jaejin merasa lebih baik ia yang nangis daripada mesti menghasilkan perempuan nangis. Jaejin kemudian menyinggung apa yang dibilang Dan semalam kalo ia mesti menyayangi diri sendiri dahulu sebelum mulai menyayangi orang lain. Ia kemudian menyombongkan wajah, bunyi dan tubuhnya. Hhh Soo Kyung sama Dam malas dengarnya. Ia pergi duluan alasannya mesti mengambil buku.

Dalam perjalanan ke sana sebisa mungkin Dam menyingkir dari sentuhan dengan pria. Bahkan dikala Seonwoo menerima blazernya dan mengembalikannya Dam malah menyuruhnya untuk meletakkannya kembali ke tanah gres setelah itu ia mengambilnya. Dam nelakukannya alasannya Seonwoo kelahiran tahun macan.

Woo Yeo dongeng ke Hyesun ihwal tinggal bareng Dam. Hyesun nggak nyangka kalo Woo Yeo akan melakukannya. Woo Yeo cuma merasa kalo itu akan menarik. Ia ingat dikala ia menjamah Dam dan menghasilkan kelerengnya berwarna biru.
Karena Woo Yeo nggak mau menyampaikan alasannya, Hyesun jadi menebak-nebak. Apa perempuan itua salah tipe idealnya tetapi Woo Yeo membantah dan bilang kalo ia insan yang belakang telinganya masih basah.


Lah Hyesun yang nggak paham menerka kalo belakang telinganya Dam berfarah gegara diapa-apain sama Woo Yeo. Tahunya itu cuman kiasan untuk menggambarkan orang yang masih muda. Hyesun sesumbat kalo ada banyak idiom dan neologisme yang mesti ia ingat untuk menjadi manusia. Ia juga mesti menghafal bahasa Inggris untuk memesan croque monsieur. Lah orang itu bahasa Prancis.
Hyesun kesal sama Woo Yeo yang dinilainya menyebalkan. Tapi apa perempuan yang tinggal bersamanya tahu kalo ia sanggup mati kalo kelereng itu terus mengambil energinya? Woo Yeo sendiri nggak akan membiarkannya mati. Hyesun bahagia dengarnya. Ia harap Woo Yeo nggak mengambil kelerengnya dari jasadnya kayak dulu.
Woo Yeo pribadi terdiam. Tapi ada yang Hyesun mau tanyakan padanya.



Dam menyelesaikan kelasnya. Hhh ada banyak lelaki di depan loker. Ia berlangsung dengan sigap dan menyingkir dari mereka. Habis itu ia juga mesti mengelak lagi. Hampir aja jatuh. Seok bertujuan menolongnya tetapi Dam menolak. Ia bahkan menawan tangannya. Seok kemudian menahan tubuhnya. Aneh. Dam nggak papa. Ternyata itu alasannya ia lahir di tahun kelinci. Dam lega dengarnya.
Seok mengajaknya untuk hadir di pertemuan. Dam menolak alasannya ia nggak mau minum. Seok memberitahu kalo mereka akan makan daging. Wih Dam pribadi berubah anggapan dan bilang akan datang. Ia bahkan membayangkan menari-nari di antara daging saking senangnya.



Ternyata daging yang dimaksud Seok merupakan daging ayam. Dam ingin sekali memakannya tetapi ia membatalkannya. Kalo ia makan itu ia sanggup mati.
Seonwoo juga datang. Para mahasiswi menyapanya ramah tetapi ia nggak begitu menanggapi. Saat gerhabubg bareng teman-temannya ia menyaksikan Dam. Dam yang nggak sanggup makan dan minum bertujuan pergi tetapi tahu-tahu Seonwoo ada di depannya. Dam memintanya untuk minggir alasannya ia mau pergi tetapi Seonwoo malah mengajaknya minum.
Sebenarnya Dam menolak tetapi Soo Kyung malah menariknya kembali duduk. Soo Kyung memperkenalkan diri dan panggilannya Kim Tae-hee. Lah padahal nggak ada yang memanggilnya begitu.

Seonwoo menyaksikan kalo Dam nggak minum. Dam bilang kalo ginjalnya bermasalah. Dan ia nggak makan ayam alasannya ia pecinta hewan. Habis itu Dam selaku mengelak dikala Seonwoo mau menyentuhnya. Baik ia maupun Seonwoo jadi galau sendiri. Orang ini kenapa sih? Sampai Dam sanggup bernafas lega dikala Seonwoo pergi untuk menjawab telpon.
Jaejin dan Soo Kyung mengoreksi apa yang Dam katakan tadi kalo ginjalnya mempunyai urusan dan ia pecinta hewan. Dam galau gimana menjelaskannya dan kesudahannya menentukan kabur.

Seonwoo sudah selesai telponan dan mau masuk. Dia berjumpa dengan Dam. Dam mengelak agak jauh darinya. Mendadak ada pesepeda yang melalui dan nyaris menabraknya. Seonwoo mau menolongnya tetapi Dam malah berputar dan menentukan jatuh. Seonwoo mau menolongnya lagi tetapi Dam malah berguling kemudian pergi.
Seonwoo justru jadi ingin tau sama Dam yang berguling biar nggak tersentuh olehnya.



Dam kesudahannya hingga rumah. Woo Yeo hingga nggak jadi merokok lihat cara Dam jalan. Katanya ia begitu alasannya menyingkir dari lelaki macan. Ia juga nggak sanggup makan apa-apa dikala menghadiri konferensi lazim di kedai makanan ayam. Woo Yeo menaggapinya dengan sepele seakan itu bukan apa-apa. Padahal Dam berat banget meninggalkan itu semua.
Woo Yeo nggak tahu rasanya alasannya ia nggak pernah makan ayam. Dam kemudian mengumpamakan ke hal lain. Ia menunjuk rokok Woo Yeo dan mengajukan pertanyaan apa ia sanggup berhenti merokok? Woo Yeo pribadi menjawab bisa. Selama ini ia merokok cuma alasannya jenuh dengan hari-harinya.
Dam meragukannya alasannya kata orang berhenti merokok itu sungguh sulit. Woo Yeo meremehkan kalo itu cuma untuk orang yang tekadnya lemah. Beda dengan dirinya. Dam kemudian menantangnya untuk berhenti. Dan sama dengan Woo Yeo, ia juga ingin jrkinta 3 janji dengannya.

Keduanya kemudian duduk bersama. Kali ini Dam jadi pihak A dan Woo Yeojadi pihak B. Woo Yeo mesti senantiasa melindunginya, tiap hari Jumat ia mesti melaporkan perkembangannya ihwal cara mengeluarkan kelerengnya dan terakhir Woo Yeo nggak boleh menatapnya dengan tatapan dingin. Itu menakutkan.
Dam pikir Woo Yeo akan keberatan tetapi ia pribadi menuliskan namanya dan menyediakan capnya.

Woo Yeo sedang bekerja. Mendadak kopinya habis. Ia mau keluar untuk menghasilkan lagi tetapi Dam malah masuk dan mau mengajaknya bicara. Sekarang hari Jumat dan ia mendesak Woo Yeo untuk memberitahu perkembangannya. Apa ia sudah menerima cara untuk mengeluarkan kelerengnya?
Ditanya soal itu menghasilkan Woo Yeo gugup. Dia belum menerima cara. Belum lagi Dam ngomong terus hingga menjadikannya nggak sanggup duduk. Dam bahkan mengejeknya yang sebelumnya serius banget mengajaknya tinggal bersama. Ia memperingatkan kalo mereka tinggal bareng bukan untuk berteman.


Hari-hari berikutnya Dam terus mengambil rokok Woo Yeo tiap kali ia mau merokok. Woo Yeo hingga frustasi. Dia hingga mengunyah permen untuk menghemat ketergantungannya. Sampai suatu pagi ia menegur Dam yang suka acak-acakan kalo makan, kaos kaki yang terguling di mesin basuh dan rambutnya yang dimana-mana. Dam meminta maaf. Dia merasa kalo Woo Yeo kayak marah.
Bersambung…