The Road : The Tragedy Of One Ep 2 Part 1

Drama Korea – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 2 Part 1, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Hujan turun makin lebat.

Soo Hyun sendirian, di kendaraan beroda empat polisi.

Narasi Soo Hyun terdengar.

Aku sudah usang melarikan diri, namun saya masih berada di antara perbatasan hutan.

Soo Hyun kemudian tiba di kantor polisi.

Lalu kita diperlihatkan suatu flashback, dimana Soo Hyun cukup umur melarikan diri dari suatu gubuk di hamparan yang luas.

Soo Hyun duduk di bangku di koridor panjang.

Dia memandang pantulan parasnya di genangan air hujan yang jatuh dari tubuhnya yang basah.

Seok Hoon datang.

Soo Hyun : Istriku akan kembali setelah menyaksikan anak itu.

Seok Hoon : Ya, saya sudah dengar.

Seok Hoon kemudian meminta Soo Hyun ikut dengannya.

Ternyata Soo Hyun dibawa ke Markas Investigasi Khusus.

Setibanya di depan ruangan itu, Soo Hyun mendengar bunyi tawa dari dalam.

Seok Hoon membuka pintu dan masuk duluan.

Seok Hoon memberi hormat pada atasannya, Komisaris Choi Oh Suk.

Soo Hyun kemudian masuk dan memandang Komisaris Choi.

Dia ingat Komisaris Choi merupakan salah satu tamu permohonan Gi Tae di program amal malam itu.

Komisaris Choi bilang, Markas pemeriksaan khusus mereka akan berupaya keras menangkap pelakunya.

Soo Hyun : Kau sudah mengenali siapa pelakunya?

Seok Hoon : Kim Seok Pil. Pimpinan Seo juga mendapatkan pemerasan yang sama. Tidak cuma memiliki rekaman suara, kami juga punya saksi.

Soo Hyun tidak percaya.

Sekarang, Soo Hyun dan Seok Hoon bicara di ruang interogasi.

Seok Hoon menyimak rekaman obrolan Seok Pil dan Gi Tae ke Soo Hyun.

Dari rekaman itu, Seok Pil mengancam akan membunuh Yeon Woo jikalau Gi Tae mengkhianatinya.

Gi Tae melawan, harimau tutul tidak ubah bintiknya. Kau menjajal membunuhku, bukan?

Seok Pil : Dengar. Jika saya mati, kamu tidak akan mendapatkan berkas aslinya. Kau, Baek Soo Hyun, dan saya akan hancur bersama.

Gi Tae : Mari kita semua hancur bersama!

Seok Hoon : juga memberi tahu ada saksi yang menyaksikan Seok Pil di program malam amal.

Soo Hyun tak percaya.

Soo Hyun : Pimpinan Seo memberitahumu soal rekaman itu dan saksinya?

Seok Hoon : Ya. Kami sedang menggeledah rumah Kim Seok Pil serta rumah pacarnya, bar, dan kawasan judi. Kami mencari ke setiap kawasan yang kami tahu.

Soo Hyun : Kau juga berpikir Kim Seok Pil pelakunya?

Seok Hoon : Apa yang bantu-membantu ingin kamu tanyakan?

Soo Hyun : Kau kebetulan mendapatkan pelaku dan saksi mata, polisi tiba-tiba melakukan penyelidikan, dan kita kebetulan berjumpa lagi. Maksudmu itu semua kebetulan?

Seok Hoon : Apa maksudmu?

Soo Hyun : Kim Seok Pil masuk perangkap. Dia bukan pelakunya.

Seok Hoon : Kau berpikir menyerupai itu alasannya merupakan masih tidak percaya polisi?

Soo Hyun : Seperti biasa, saya tidak percaya siapa pun.

Seok Hoon : Apa pun alasannya, kusarankan kamu memberitahuku semuanya. Sebaiknya kamu tidak membisu saja kali ini.

Soo Hyun : Mari mulai dengan membicarakan problem ini.

*Seok Hoon masih abu-abu ya,, belum terang beliau prota atau anta disini.

Eun Soo sudah di rumah.

Kita kembali ke Seok Hoon dan Soo Hyun.

Seok Hoon : Seperti yang kamu tahu, anak yang salah diculik. Pelakunya pikir beliau putramu.

Soo Hyun : Terjadi pemadaman listrik dan hujan turun. Besar badan mereka nyaris sama dan mereka berpakaian mirip. Jadi, beliau mungkin berpikir menculik dan membunuh Yeon Woo.

Seok Hoon : Kami mesti secepatnya menangkapnya untuk mengamankan keamanan putramu.

Seok Hoon juga meyakinkan Soo Hyun kalau polisi tidak akan membocorkan informasi apapun hingga problem ini terungkap.

Soo Hyun menjangkau ponselnya dan mengantarkan rekaman suaranya dan rekaman navigasi hari itu.

Dia juga menyampaikan kartu memori blackbox mobilnya.

Soo Hyun : Jika membandingkannya, kamu sanggup mengenali suasana problem ini.

Seok Hoon : Kau merekam semua ini bahkan di saat putramu diculik? Mengesankan.

Soo Hyun : Ini pekerjaanku.

Seok Hoon : Aku tidak berencana menyinggungmu. Kau mendapatkan bahaya baru-baru ini? Atau ada orang yang mungkin menyimpan dendam kepadamu?

Soo Hyun : Lusinan. Aku akan menghasilkan daftar dan mengirimkannya besok.

Seok Hoon : Kuharap begitu. Kau ingat apa yang terjadi di apartemen itu?

Soo Hyun : Saat berlari menuruni tangga, saya tersandung sesuatu. Kurasa itu tali.

Seok Hoon menampilkan foto tali kawat yang dipasang di tangga.

Seok Hoon : Kami mendapatkan tali kawat di TKP. Pelakunya yang mengaturnya. Pelakunya tidak kesengsem menghasilkan komitmen denganmu. Tujuannya merupakan membuatmu pingsan dan mengambil uangnya. Mobil dan tasmu yang sarat duit sudah hilang.

Soo Hyun kesal, saya sungguh-sungguh salah menilai.

Seok Hoon : Tidak akan ada yang berubah meski polisi terlibat.

Soo Hyun : Maksudmu…

Seok Hoon : Seperti yang kamu duga. Kami gres sanggup percaya setelah autopsi selesai, namun sepertinya si pelaku membunuh anak itu begitu beliau menculiknya.

Mendengar itu, Soo Hyun makin lemas.

Seok Hoon : Jangan terlalu keras terhadap dirimu.

Soo Hyun keluar dari ruang interogasi.

Bersamaan dengan itu, Nam Kyu datang.

Nam Kyu berterima kasih. Dia mendengar, Soo Hyun berupaya keras mencari putranya.

Soo Hyun : Tidak, jangan berterima kasih. Aku tidak tahu mesti berkata apa untuk menghiburmu.

Nam Kyu : Tidak perlu. Aku tidak berhak dihibur. Itu berlaku untukku dan istriku. Putra kami sekarat, namun kami sama sekali tidak tahu.

Seok Hoon keluar, menghampiri mereka.

Seok Hoon : Kau ayah Choi Jun Yeong?

Nam Kyu : Katanya saya mesti menandatangani formulir persetujuan autopsi.

Seok Hoon : Ya. Silakan ke sini.

Tapi Seo Young datang.

Seo Young memandang Seok Hoon.

Seo Young : Pak Shim Seok Hoon dari Unit Investigasi Wilayah?

Seok Hoon : Ya. Kau ibu anak itu?

Seo Young : Kenapa orang dengan pangkatmu menilik problem sebesar ini?

Nam Kyu : Sayang.

Seok Hoon : Jangan khawatir. Ketua timku yang memimpin.

Seo Young : Autopsi? Kenapa terburu-buru? Selain waktu ajal yang sempurna menurut isi perutnya, ada lagi yang sanggup kamu cari tahu?

Seok Hoon : Untuk menolong penyelidikan…

Seo Young : Aku tidak mengizinkanmu membedah putraku alasannya merupakan argumentasi menyerupai itu.

Nam Kyu : Dia bilang itu sanggup menolong mendapatkan pembunuhnya.

Seo Young : Kubilang saya tidak akan membiarkannya!

Seo Young kemudian memandang tajam Soo Hyun.

Lalu beliau pergi alasannya merupakan disuruh Seok Hoon menyaksikan jasad Jun Yeong.

Nam Kyu dan Seo Young menyaksikan mayat putra mereka.

Tubuh Nam Kyu bergetar menyaksikan Jun Yeong terbujur kaku.

Dan Seo Young meraung.

Tapi kemudian, Seo Young berhenti meraung.

Dia memandang ke arah pintu, dan meraung lagi.

Soo Hyun yang menanti diluar bareng Seok Hoon, cuma sanggup melongo mendengar jerit tangis Seo Young.

*Kok mimin curiga ya sama Seo Young?

Seo Young keluar dan mencengkram Soo Hyun. Dia menyalahkan Soo Hyun atas ajal Jun Yeong. Dia menilai Soo Hyun lah yang sudah membunuh Jun Yeong.

Nam Kyu keluar dan meminta Seo Young tenang.

Eun Soo tiba dan membela Soo Hyun. Dia bilang itu salahnya alasannya merupakan beliau menelpon polisi.

Eun Soo berlutut dan meminta maaf pada Seo Young.

Soo Hyun memerintahkan Eun Soo berdiri.

Soo Hyun bilang pada Seo Young kalau Eun Soo tak bersalah.

Soo Hyun : Penculik itu pribadi membunuh putramu. Jadi, salahkan aku. Aku memulainya, dan apa pun hasilnya, akulah penyebabnya.

Seo Young makin murka, kalian berdua. Seumur hidupku, saya akan mengutukmu.

Seo Young mau pergi, namun Soo Hyun menampilkan penawaran.

Seo Young : Apa yang akan kamu lakukan!

Soo Hyun : Beri saya lima menit.

Eun Soo bangkit di atap gedung.

Dia terus menggenggam rosarionya dengan tampang cemas.

Soo Hyun dan Seo Young bicara di ruang interogasi.

Seo Young : Kau tahu kalau kamu insan yang sungguh keji?

Soo Hyun : Ya. Aku juga tahu ini di saat terburuk.

Seo Young : Dasar munafik.

Soo Hyun : Ini pilihan terbaik.

Soo Hyun pun keluar meninggalkan Seo Young.

Seo Young bangkit dan menimbang-nimbang penawaran Soo Hyun.

Diluar, Soo Hyun mengontak Jae Yeol.

Jae Yeol sendiri lagi nyetir.

Jae Yeol : Hei. Kau baik-baik saja? Semua orang sudah mendengarnya.

Soo Hyun : Di mana kau?

Jae Yeol : Aku dalam perjalanan untuk menemuimu.

Lalu kemudian Jae Yeok terkejut dan pribadi menepikan mobilnya.

Jae Yeol turun dari mobil.

Jae Yeol : Lalu apa? Ini gila.

Soo Hyun : Lakukan itu untukku.

Jae Yeol : Baiklah. Jaga dirimu.

Soo Hyun : Aku akan menghubungimu.

Usai bicara dengan Jae Yeol, Soo Hyun pun kembali memandang Seo Young.

Seo Young juga memandang Soo Hyun.

Tak lama, Seo Young keluar.

Tapi kemudian beliau pergi tanpa menyampaikan apa-apa.

Soo Hyun menyusul Seo Young.

Seo Young berlangsung melalui Nam Kyu, Seok Hoon dan rekan Seok Hoon.

Dia bilang ke Nam Kyu kepalanya sakit, jadi beliau akan pergi.

Nam Kyu jug apamit, saya akan meneleponmu.

Setelah Nam Kyu pergi, Soo Hyun mendekati Seok Hoon.

Soo Hyun : Aku minta maaf alasannya merupakan membicarakan problem itu. Aku gegabah.

Seok Hoon : Kita tidak akan menjauh jikalau kamu gegabah. Apa yang kalian berdua bicarakan?

Soo Hyun : Kau akan secepatnya tahu. Aku akan menghubungimu.

Soo Hyun pergi.

Seok Hoon menyampaikan kartu blackbox Soo Hyun ke rekannya.

“Periksa semuanya.”

“Ada alasannya beliau menjadi menyerupai itu.”

“Kalau saya dia, saya niscaya sudah gila.”

“Ada apa?”

Seok Hoon bilang itu aneh. Soo Hyun menghimpun rekaman dan file terlepas dari apa yang gres saja terjadi namun Soo Hyun tak bicara soal tersangka.

“Menurutmu beliau menyembunyikan sesuatu? Bagaimana kalian saling mengenal? Kalian kawan sekelas?”

“Semacam itu.”

Soo Hyun dan Eun Soo tiba di rumah.

Mereka pulang dengan taksi.

Dan Soo Hyun terlihat sungguh marah.

Bersambung ke part 2….

Red Shoes Ep 13 Part 2

Drama Korea – Sinopsis Red Shoes Episode 13 Part 2, Cara pintas untuk mendapatkan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain un...